Bab 22 Di Setiap Sujudku

81 4 0
                                    

Assalamu'alaikum reader CDD

Ada yang nungguin aku up nggak

Gimana kabar hari ini

Spam bulan dulu 🌛🌛🌛

Jangan lupa tinggalkan jejak

Awali harimu dengan basmallah

Selamat membaca

~.~

Keluarga Ndalem sudah berangkat dari pukul lima sore tadi, semua santri bertanya – tanya kemana keluarga Ndalem akan pergi. Tapi Zaraa berusaha untuk tidak peduli dan memilih menyiapkan peralatannya untuk mengajar ngaji nanti.

Perubahan sikap Zaraa yang menjadi lebih pendiam dan sering melamun membuat teman – temannya khawatir. Semua saling menyenggol menyuruh salah satu dari mereka menanyakan keadaannya. Kayesa yang jengah melihat teman – temannya itu mendelik tajam dan akhirnya dia yang maju.

"Ndah, kamu kenapa" tanya Kayesa sambil duduk di samping Zaraa.

"Nggak papa" jawaban yang simple tapi mengandung banyak misteri.

"Cerita yuk, mungkin dengan cerita kamu bisa lebih tenang" mendengar penuturan Kayesa, Zaraa menghela nafas pelan.

"Aku di jodohin, dan sekarang mereka sedang datang ke rumah untuk mengkhitbah aku" ucap Zaraa dengan menunduk.

"APA" ucap mereka serempak, Zaraa langsung menutup telinganya saat mendengar respon mereka yang lebay itu.

"Ya Zaraa sudah sold out" ucap Chayra berusaha mencairkan suasana.

"Apaan sih, nggak ya"

"Terus nikahnya kapan" kali ini yang bertanya Naira.

"Mungkin satu atau dua Minggu setelah khitbahan ini"

"Akhhhh, berarti kamu nggak mondok di sini lagi dong" ucap Qiana sendu.

"Nanti aku usahain buat mengunjungi kalian kok. Jangan sedih dong orang aku yang di jodohin kok kalian yang sedih banget begitu" ucap Zaraa bercanda.

"Ah, Zaraa mah begitu. Nggak tahu apa kita nggak mau pisah" ucap Alya.

"Ututututu yang nggak mau pisah sini peluk dulu" ucap Zaraa sambil merentangkan tangannya.

Dan pada akhirnya mereka berpelukan layaknya saudara yang tidak ingin di tinggalkan barang sedetik pun. Aku akan sangat merindukan pada kalian, orang yang sudah membawa warna di kehidupanku di pondok, batin Zaraa.

~.~

Sedangkan di kota Tasikmalaya ada sekeluarga yang baru sampai di sana, mereka adalah keluarga abi Imran. Mereka memilih untuk beristirahat di hotel yang sudah mereka pesan karena pasti mereka akan sibuk besok jadi harus mengumpulkan tenaga dari sekarang.

"Ayo kalian istirahat, besok kita berangkat" ucap abi Imran dan mereka memasuki kamar mereka masing – masing.

Saat sudah ada di kamarnya Gus Fadlhan memilih duduk di balkon kamar hotelnya karena kebetulan di sana ada sofa untuk bersantai di balkon. Pikiran Gus Fadlhan tertuju pada gadis yang mengusik hatinya sejak lama, siapa lagi kalau bukan Zaraa.

Tapi besok dia akan mengkhitbah seseorang untuk dia jadikan istri tapi dia bukan Zaraa, Gus Fadlhan rasa hatinya sangat hampa saat memikirkan hari esok. Saat sedang berkutat dengan pikirannya umi Nara masuk ke kamar hotel anaknya itu.

"Kenapa bang" ucap umi Nara sambil mengelus rambutnya. Gus Fadlhan melihat uminya dan tersenyum tipis.

"Nggak papa umi" ucap Gus Fadlhan sambil kembali melihat ke depan.

cinta dalam doaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang