13. New Hair, New Problem

145 14 1
                                    

"Mau dipotong aja? gak mau di style Kak?"

"Di potong aja."

Elsa menatap dirinya dengan rambut panjangnya di pantulan cermin, dia tidak pernah memotong rambutnya dari kelas 8 SMP, dan rambutnya kini sangat panjang.

"Oke. Mau dibuatin poni?"

"Mmm ...." Elsa berpikir sejenak, "enggak usah deh."

"Mau dipotong sampai mana Kak?" tanya Mbak yang melayaninya di salon itu.

"Sepunggung, sampai sini," ucap Elsa sembari menunjukkan.

"Oh oke Kak."

Mbak itu mulai memotong rambut Elsa dengan perlahan, hati-hati namun lihai.

Sementara mengerjakan itu, Mbak itu bertanya kepadanya.

"Itu pacarnya Kak?"

Elsa sontak melihat Magma dari pantulan kaca, lelaki itu sedang duduk di sofa tunggu sembari memainkan ponselnya.

"Bukan."

"Oh ... kirain pacarnya, soalnya Kakaknya tadi so sweet banget pake di bukain pintu," ucapnya.

Ya, Elsa agak risih dengan itu, saat hendak masuk ke salon, tiba-tiba Magma mendahuluinya dan membukakannya pintu, bukankah berlebihan?

"Sayang." Magma berdiri lalu menghampirinya.

"Hm?" Lagi-lagi Elsa refleks menjawabnya, panggilan Magma seakan menghipnotisnya.

"Mau beli kopi bentar, mau dibeliin apa?"

Elsa berpikir sejenak, "Roti."

Magma mengangguk lalu melenggang pergi, diseberang salon ada sebuah kafe di sana.

"Katanya bukan pacarnya, kok panggilnya sayang Kak?"

Elsa mulai risih dengan Mbak ini, kenapa jadi banyak tanya begini.

"Teman rasa pacarnya Mbak."

Mbak itu malah mengangguk percaya sembari ber'oh.

Setelah selesai semua, Elsa menatap dirinya di pantulan cermin, tidak terlalu terlihat berbeda, hanya saja rambutnya lebih pendek.

"Udah?"

Magma berdiri di sampingnya sembari memerhatikan rambutnya.

Elsa mengangguk, "Udah. Bentar dulu, mau bayar."

"Udah gue bayar."

Elsa menoleh cepat, "Hah? kok lo yang bayar?"

"Ayo pulang, udah malam."

Ya, hari memang sudah mulai gelap, mereka saja masih mengenakan pakaian sekolah.

"Iya."






***




Sesampainya di rumah, Magma menatap rumah Elsa lama karena rumahnya begitu gelap, lampu belum dinyalakan.

"Kok gelap? Oma kemana?"

"Oh itu, Oma malam ini nginap di rumah saudaranya, mungkin lupa nyalain lampu," ucap Elsa.

"Sendiri di rumah?"

Elsa mengangguk, "Iya. Tadi ngajak Fara nginap, tapi dia lagi nginap di rumah Tantenya."

Magma terdiam sejenak, lelaki itu sebenarnya agak risau, namun jika terjadi apa-apa pasti ia tahu, lantaran rumah mereka sekarang berdekatan.

"Mau nginap?"

MAGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang