"Gua benci diaa! Kenapa dia masuk di sekolah ini? Maksud gua, dia bijak dan kaya. Bukankah dia bisa masuk ke sekolah dimana gua tidak bisa masuk ke dalam sana!!!" keluh gua kepada bayangan yang tinggal di dalam cermin.
"Kamu harus sabar nula, aku ..,"
Tunggu apa barusan ada yang berbicara sesuatu? - Gua melihat sosok Verina di sudut ruangan, Tampaknya ada yang mendapatkan update terbaru - gumam gua.
"Aku bisa mengetahui bahwa kau ...intinya berhentilah melamunkan hal-hal yang tidak nyata jika kau ingin menjadi ilmuan nantinya." Cleo mengemasi barang-barangnya dari loker sekolah. "Mau pulang bersama?" tegurnya.
"Tidak. Gua mesti mengantal uang ini kepada insan yang bahkan gua tak dekat dngannya. Andaikan dahulu ada manusia yang mau beltanggung jawab, pasti gua nggak patut melakukannya dan bisa langsung pulang." Gua memandangi Cleo dengan tatapan sinis, dan melipat tangan tepat di depan dada.
"Jadi, apakah kau menyebutku tak bertanggung jawab? Bukankah kau sudah menerima kuitansi itu kemarin?"
"Iyaah cumaa maksud gua bukan itu!"
"Terus? Udahalh bilang saja kalau kau memerlukan tumpangan untuk pergi kesana, kan?" Cleo mengangkat satu alisnya dan menatap gua datar. Gua hanya bisa menghela napas karena awalnya gua mau biarin dia aja yang pergi. Cuma okelah.
***
"Halo! Aarghh! Kak Geby!!!!! Kakak apa kabal! Gua udah lama kangenin lo kaak. Kapan kaka balik kesini? Kenapa chat Gua nggak tahu dibales?!" Gua seketika bangkit dari ranjang. Dengan senyum lebar yang terukir indah di wajah gua saat mendapat telepon dari Geby. Hari ini gua lagi ada di rumah Geby dan menjaga kucing-kucingnya.
"Kebetulan aku ada tugas dinas ke salah satu desa untuk pengujian sebuah robot baru dari perusahaan ayahku. Desa itu cukup maju, jadi aku memutuskan untuk memilihnya. Aku harap kita bisa bertemu di sana. Karena kalau tiak salah desa itu adalah tempat kelahiran bapakmu. Namun aku takut mereka tidak akan mengizinkanmu."
"Nggak! Pasti diizinin. Gua juga ada kegiatan penelitian, bagaimana jika kita pelgi ke desa yang sama kak? Ayolah gua ingin ketemu dengan lo, gua kangen! Oh ya kak, kakak tahu nggak soal Velina, gua mau sedikit belcelita nih."
"Verina, ya - aku dengar pertama kali tentangnya dari ibumu. Bagaimana kalau saat kita bersama nanti kau tak usah ajak Verina dulu? Bukankah kasihan jika dia harus pergi jauh juga? Selain itu agar kita bisa menikmati waktu bersama,"
"Benar juga sih, cuma dia tuh suka muncul tiba-tiba kak. Kayak mata-mata gitu, gua bingung jadinya. Kakak tahu nggak? Kenapa, ya Velina nggak bisa dilihat olang? Dia bukan hantu kan, kan? Hantu tuh nggak ada kan, masa sih hantu ada? Kalau hantu ada, maka Tuhan juga ada? Tapi, jika dilihat melalui teoli Paladox apakah Tuhan tuh ada? Sangat sulit unuk didefinisikan. Cuma pas gua ngomong soal Velina lasanya kayak olang gila aja. Gua jadi sempat menyimpulkan bahwa Velina itu hanyalah sebuah leaksi atom dan juga enelgi disekital kita. Mana yang menulut kaka paling tepat?"
"Udah, Nula jangan terlalu pikirin itu. Kalau menurut Nula itu ada berarti ada. Hantu, Tuhan itu hanyalah sebuah keyakinan saja. Mungkin Verina masuk bagian dari keduanya, ataupun mungkin saja tidak. Tergantung bagaimana Nula meyakininya. Bagaimana kalau selain penilitian kita juga refreshing disana?"
"Waah, Kak Geby sangat bijak sekali. Eh, gua udah celita belum sih kalau di sekolah gua ada cowok namanya Cleo? Udah, ya? Kalau kaka ingat dia yang dulu buat gua kena masalah, Cuma kini udah nggak. Kakak bisa bilangin kah kalau kontlak kelja di kafe temen kakak dibatalin saja? Nanti gua ganti biaya kopensansinya deeh, gua pengen fokus menuntut ilmu. Apalagi matematika! Aduh, gua benci hawa ini, udah ya kaka Nula mau belajal dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sacred Felis Catus {Tahap Revisi}
Fiksi IlmiahDi Desa Klembangan yang sudah makmur ini, mitos mulai dilupakan itulah yang diketahui Jeck saat ia kembali kesana. Tapi tak tahu mengapa saat ia kembali ke kampung halaman, ayahnya memberi tahu bahwa beberapa mitos adalah sebuah kenyataan. Itu berka...