Lia memijit keningnya yang terasa pusing. Terlebih Yasmin yang baru saja datang terus saja mengomelinya. Makin pusing ini kepalanya, tapi bukan Yasmin namanya kalo gak diam setelah benar-benar puas mengomelinya.
"Yas, kalo lo cuma mau ngomel doang mending jangan ke sini deh. Pusing gue!"
"Bego si lo. Udah dibilang jangan deket-deket sama mereka. Liat kan akibatnya. Masih untung lo cuma pingsan doang!"
"Iya tapi gue gak kenapa-kenapa Yasmin ku yang cantik!"
"Gak kenapa kenapa apanya kalo lo sampai pingsan gini? Kalo lo di kerjain yang lebih parah gimana? gak lucu ya lo baru login ke sini langsung log out setelahnya!"
"Mental gue gak se lemah itu!" sahut Lia.
Jawaban itu berhasil membuat Maudy yang saat itu sedang menjaga ruangan kesehatan merasa takjub. Mengingat banyak sekali korban dari James dan teman-temannya sampai memutuskan keluar sekolah karena sudah tak tahan di kerjai habis-habisan.
Sebenarnya bukan James yang mengerjai mereka habis-habisan. Melainkan Karen dan teman-temannya. Maudy ingat betul jika ada yang berani terang-terangan menyukai James lebih dari sewajarnya, maka Karen akan bertindak setelahnya.
"Lagian apa sih yang lo suka dari James? Brengsek begitu, intinya definisi bad boy sesungguhnya ada di dia, suka tawuran, balapan liar, ngerokok, mabuk-mabukan!"
Lia menghela napas pelan, sebelum akhirnya menghadap ke arah Yasmin. "Denger ya, Lo buka deh mata lo lebar-lebar. James itu ganteng!"
"Heh buta ya lo, bang Malik juga ganteng bego. Bang Jefri, Bang Doni, Seno juga ganteng. Lo pikir James doang? Harusnya lo yang buka mata, kalo cuma ganteng, banyak yang lebih ganteng!" sahut Yasmin menggebu-gebu. Ia tak ingin kalah debat lagi dengan Lia, dan Maudy diam-diam mengangguk membenarkan ucapan Yasmin.
"Tapi..."
"Tapi apa?"
Lia tersenyum kecil. Senyuman yang sulit Yasmin artikan. "Gak ada yang seperti James kan?"
"Astaga Lia, lo udah sinting deh kayaknya!"
"Emang!" sahutnya.
"Gue gak habis thingking sama elo!" Yasmin menggelengkan kepalanya.
"Sesuai definisi lo tentang James. Gue suka itu semua, dan cuma James kan yang kaya gitu. Bad boy, cool, berantakan, plus ganteng. oh iya satu lagi..."
Yasmin menatap Lia dengan serius. "Apa?"
"Dia gak suka sama gue!"
"Hah?"
"Iya, karena dia gak suka sama gue. Cuek, dingin ke semua cewek. Itu yang gue mau!" Lia tersenyum puas.
"Lo pikir kenyataan itu semulus di drakor, halu lo ketinggian!"
"Gak kok, gue tau kenyataan itu berbeda sama drama korea tapi gue bakal buktiin gue bisa lakuin itu semua sama seperti drama korea!" Maudy melongo mendengar bagaimana kedua sahabat itu berdebat. Terlebih tentang Lia.
"Ngomong-ngomong, thanks ya dy buat roti dan susu strawberry yang tadi!"
"Hah?" Maudy malah bingung sendiri.
"Iya, lo kan yang naruh roti dan susunya di meja?"
"Gue gak tau soal itu kak!"
Lia terdiam sejenak. "Terus siapa dong yang ngasih makanan itu?"
Yasmin dan Maudy sama sama memberi gestur bahwa ia juga tak mengetahui hal itu. Hingga sebuah notifikasi masuk ke ponsel miliknya. Lia melihat notifikasi itu. Sebuah pesan tak terduga dari seorang James, yang membuat senyuman Lia mengembang begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
RED FLAG
Non-FictionBerbicara soal red flag, kebanyakan orang pasti akan menghindarinya. Apalagi soal "red flag in relationship". Sudah bisa dipastikan banyak orang lebih memilih menghindari hal itu. Namun siapa sangka Julianne Coralline Oswold malah hobi banget deket...