TIGA BELAS

168 31 30
                                    

Lia baru saja turun dari taksi online saat ia melihat Yasmin melambaikan tangannya ke arahnya. Sekarang tangan Lia sudah tidak di gips lagi. Pergelangan tangannya hanya di perban saja. Lia tak mengambil waktu libur terlalu lama. Hanya sehari saja, itu pun dia tak libur sepenuhnya.

Setelah kegaduhan kemarin lusa, Lia kini semakin menjadi sorotan utama highlight sekolah. Pasalnya setelah kejadian dia dipanggil ke ruang BK, sekolah seperti sedang tidak baik-baik saja. Ketua OSIS yang kemarin memanggil Lia juga tiba-tiba diturunkan jabatannya, beberapa orang yang menerima beasiswa juga tiba-tiba di tarik karena beberapa alasan.

Beberapa orang merasa heran kenapa hal itu bisa terjadi. Bahkan hal itu terjadi ketika bersinggungan dengan Lia. Hingga akhirnya ada gosip mengatakan bahwa Lia lah penyebabnya. Bahkan sampai ada yang mengira Lia anak pejabat negara karena bisa dengan mudah menjatuhkan semua orang yang berusaha bersenggolan dengan dia. Lia sendiri tak banyak ambil pusing, meski beberapa orang menatapnya tak suka, dan sebagian lagi seperti tak perduli.

"Tangan lo udah baikan?" tanya Haris yang saat itu sedang berdiri di samping Yasmin.

Di situ juga ada anggota Kingdom Revenger lainnya. Lia hanya tersenyum menanggapi sapaan singkat dari mereka. "Udah mendingan sih."

"Sumpah ya pas gue denger kalo itu cewek bikin tangan lo cedera, rasanya pengen gue jambak tau gak!" sahut Yasmin gemas. Sayangnya saat itu semua orang menahannya. Jika tidak, sepertinya Karen akan babak belur di tangan Yasmin.

"Ya udah sih biarin aja!" acuh Lia. Dia benar-benar gak ada mood untuk membahas orang yang akan membuat moodnya semakin jelek.

"Kantin yuk!" ajak Lia kemudian.

"Dih, pelajaran!"

"Males!" sahut gadis itu enteng. "Bolos sekali gak akan bikin nilai kalian turun drastis."

Yasmin berpikir sejenak. "Banyak mikir lo, gue yang teraktir!"

Semua anggota Kindom Revengers, bersorak senang. Seakan lupa bahwa ketua geng mereka belum juga menampakan batang hidungnya. Hingga sebuah motor masuk memasuki halaman sekolah. Dia sedang membonceng pasangannya. Lia merotasi bola matanya jengah. Ia kemudian memberi kode pada Yasmin untuk masuk terlebih dahulu.

"Mau gue bantu gak?"

"Gak usah, udah lu sono aja sama geng lo aja!"

"Dih gue nanya Lia ya!"

"Bodo amat, yuk Li!"

Yasmin mendorong Haris yang kini mengekor di belakang Lia. Mereka terlihat cekcok kecil dengan Lia yang tertawa kecil di antara keduanya. Pemandangan itu sempat di tangkap oleh James yang sempat melirik ke arah teman-temannya sebelum akhirnya Karen membuyarkan lamunannya.

"James, ayo!"

James menoleh lalu mengangguk kecil, pemuda itu akhirnya mengikuti Karen. Ia bergabung dengan teman temannya kecuali Haris yang terlihat masuk terlebih dahulu mengekori Lia dan saudari kembarnya meski sudah di usir secara paksa. Layaknya hari-hari biasanya, semua berjalan seperti sedia kala.

Karen bahkan bersikap seperti biasanya. Ia tak merasa bersalah atas apa yang menimpa Lia. Warga sekolah pun menganggap hal itu wajar. Mengingat Karen memang diistimewakan. Namun yang lebih epiknya lagi, Lia masih bertahan. Biasanya setelah beberapa kali Karen mengerjai seseorang, dia akan menyerah dan memilih keluar dari sekolah.

"Lo yakin mau bolos?" tanya Yasmin bertanya sekali lagi pada Lia yang kini berjalan ke arah kantin bukan lagi ke arah kelas.

"Iya!"

"Tapi Li, kalo..."

"Hari ini gak ada kelas!"

"Hah, kok lo bis....."

RED FLAGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang