Minggu pagi, Claire terbangun dalam pelukan Darel. Setelah dua hari berada di rumah Darel, hari ini adalah hari terkahir Claire bisa bangun dengan langsung menatap wajah tampan Darel yang masih berada di alam mimpinya.
Diusapnya dengan lembut rahang tegas Darel dan bibirnya yang juga membuat Claire candu. "Aku ingin bangun dengan pemandangan seperti ini terus Dad.."gumamnya.
"Aku akan lebih banyak meluangkan waktu untuk kita sering bersama. Haruskah kita beralasan mengatur kantor cabang agar kita bisa tinggal berdua.." jawab Darel dengan suara khas bangun tidurnya dan mata yang masih tertutup.
Claire tersenyum manis. "Daddy sudah bangun? Hehe.."
"Sudah baby.. kita harus segera pergi mengantar kamu kembali ke apart. Siang ini Kirana pulang," ungkap Darel.
"Emm.. aku tahu, Daddy mandi duluan aku ganti sprei dan bersihkan kamar dulu baru aku mandi," titah Claire.
"Kenapa tidak mandi bersama saja baby.." pinta Darel.
"Kemarin kan sudah Dad.. sekarang kita ga punya waktu banyak. Kalau Daddy hukum aku di kamar mandi lagi pasti ga sebentar," sanggah Claire.
Darel tersenyum dan beranjak duduk. "Kamu tahu saja Daddy tidak bisa sebentar jika dihadapan Daddy wanita sexy seperti kamu," goda Darel mengelus milik Claire yang tidak mengenakan apapun.
"Aahh Daddy.." desah Claire menahan jemari Darel.
Cup!
Darel mencium bibir Claire lalu beranjak menuju kamar mandi dengan Claire yang masih rebahan dan miliknya yang kembali terasa basah."Aahh kenapa sih gampang banget basahnya cuma di elus Daddy.." gumam Claire kesal.
Claire menetralkan dirinya dulu lalu beberapa menit baru mulai membersihkan kamar yang berantakan ulah sang kekasih.
***
Setelah mandi dan sedikit sarapan. Darel dan Claire bergegas pergi meninggalkan rumah."Baby.. aku hanya mengantar kamu sampai lobby ya? Kirana memintaku menjemputnya di rumah orang tuanya," ucap Darel yang sedang fokus mengemudi.
"Oh ok Dad.. hati-hati ya, dan kabari jika sempat," jawab Claire sembari menunjukan senyumnya.
Darel mengelus rambut Claire dengan gemasnya. "Teruslah menjadi penurut dan bersikap manis seperti ini Claire..kamu manja juga aku menyukainya," terang Darel.
"Memangnya aku manja?" Tanya Claire.
Darel mengangguk. "Hm.. tapi aku sangat menyukai sifat manjamu itu, tapi lebih suka lagi saat kamu memohon dan meringis kesakitan di bawah kungkunganku sayang.." godanya.
Namun wajah Claire berubah sendu. "Nanti Daddy melakukannya dengan istri Daddy, aku cemburu Dadd.." lirih Claire.
"Claire.. sebisa mungkin aku akan tahan untuk menyentuh Kirana, tapi kamu harus berjanji mau melakukannya kapanpun aku membutuhkanm?" Ujar Darel mencoba membuat Claire tenang.
"Emm.. aku janji Daddy.." jawab Claire sembari tersenyum.
Entahlah apa yang di rasakan Darel kini, semenjak menyentuh Claire dirinya sudah tidak bisa lagi merasakan kenikmatan bersama Kirana. Setiap dia melakukannya dengan Kirana, yang dibayangannya hanya Claire yang sedang dirinya sentuh. Bahkan tidak ada lagi rangsangan yang dirinya rasakan ketika bersama Kirana.
Itu yang selalu Darel pikirkan, dia tidak ingin menggantikan Kirana yang menjadi pemenang hatinya, tapi pada kenyataannya sekarang hanya ada Claire yang menguasai hati dan pikirannya.
"Yeay sudah sampai! Daddy hati-hati di jalan ya!" Seru Claire ketika mobil tersebut sudah sampai di depan lobby dirinya langsung membuka seatbeltnya.
"Cium dulu Claire.." pinta Darel melihat Claire terburu-buru.
Cup!
Claire mencium bibir Darel singkat dan mengembangkan senyumannya, lalu membuka pintu."Bye Daddy.."
Claire masuk ke dalam gedung apartnya menuju unitnya, setelah sampai yang Claire lakukan adalah berbaring di ranjang empuknya.
"Aahh badanku pegal.." keluhnya setelah dua hari Darel terus menyerangnya.
Claire teringat akan Elina yang menelponnya untuk datang ke unitnya, seketika niatnya untuk beristirahat gagal. Claire mengganti baju berkerah tinggi untuk menutup lehernya lalu mengambil ponselnya berjalan menuju pintu.
Tepat juga suara bell berbunyi, Claire langsung membuka pintunya.
Deg!
"Ka Gavin.." gumam Claire melihat Gavin yang sekarang berdiri di hadapannya."Hey Claire.. boleh aku masuk?" Tanya Gavin.
Claire mengangguk. "Masuklah, ada apa?" Tanya Claire balik sembari mempersilahkan Gavin duduk di sofa.
"Hanya ingin menanyakan sesuatu," ujarnya.
Claire menyernyitkan dahinya. "Menanyakan sesuatu? Apa?" Tanya Claire.
Darel tersenyum tipis. "Sebelumnya aku ingin bertanya, apa kamu akan jujur?"
Claire mengangguk ragu. "Memang kenapa?"
"Tidak, berarti kamu akan menjawab pertanyaanku dengan jujur," jawab Gavin.
Claire mengangguk dan mulai ketakutan melihat wajah serius Gavin yang tidak pernah dia tunjukan sebelumnya.
"Kemarin kamu kemana tidak ada di apart?" Tanya Gavin.
"Oh a-aku ada urusan, kenapa kamu tahu?" Jawab Claire dan berbalik tanya.
"Keperluan apa? Setahu aku jumat sore kamu pergi meninggalkan kantor bersama Ka Darel dan kalian pergi ke ke rumah Ka Darel. Untuk apa kamu berada disana berhari-hari?" Tanya Gavin to the point.
Deg!
"Kenapa Ka Gavin bisa tahu? Apa yang harus aku jawab?" Keluh Claire dalam hati."Jawab Claire.." titah Gavin.
"A-aku ada pekerjaan yang harus aku urus dengan Pak Darel Ka.." jawab Claire dengan gugup.
Gavin tertawa remeh, dengan tatapan tajamnya Gavin menekan rahang Claire agar terus menatapnya tanpa mengalihkan pandangan. "Haha.. tidak mau jujur? Cepat jawab jujur atau aku yang membuktikannya sendiri Claire!" Desak Gavin.
Claire hanya mampu terdiam tanpa menjawab sedikitpun pertanyaan Gavin.
"Oh jadi kamu mau aku membuktikannya sendiri hah?" Ancam Gavin mendekatkan wajahnya pada wajah Claire.
"Baiklah Claire.. kamu yang meminta!" Bentak Gavin.
Srek!
Dengan sekali tarikan, Gavin merobek inner turtleneck yang Claire gunakan membuat leher dan dada Claire terekspos bebas.Rasa kecewa menyelimuti hati Gavin melihat beberapa tanda di tubuh Claire, sementara Claire berusaha menutupi tubuh bagian depannya dari pandangan Gavin.
"Apa yang kalian lakukan hah?! Jangan hanya diam Claire! Setega itu kamu mengkhianati Kakakku yang selalu bersikap baik!" Desak Gavin.
Claire menggeleng, air matanya mulai mengalir di pipinya.
"Kamu tahu? Selama kita mengenal aku selalu menghapus air matamu? Tapi kali ini rasanya aku ingin menampar pipimu!" Lirih Gavin.
Plak!
Tamparan benar-benar di layangkan Gavin di pipi Claire membuat pipi Claire terlihat jelas memerah. "Berapa yang harus aku bayar untuk mencoba tubuhmu Claire? Aku bisa membayar kamu lebih mahal dari selingkuhanmu! Berapa yang dia bayar hah?! Kamu mau berapa?!" Tanya Gavin menuntut dengan pandangan remeh pada tubuh Claire.Claire kembali menggelengkan kepalanya. "Aku tidak menjual tubuhku!" Tegas Claire dengan suara yang mulai melemah.
Gavin tertawa menyeringai. "Really? Jangan berbohong! Puaskan aku sekarang dan kamu akan mendapatkan uang Claire! Berapa yang kamu butuh hah?!" Tanya Gavin dengan jemari yang mulai meremas dada Claire.
"Aku ga butuh uang kamu dan aku ga jual tubuhku demi uang!" Ucap Claire kembali dengan menahan lengan Gavin.
"Jangan munafik! Aku tidak mau tahu kamu puaskan aku malam ini!" Bentak Gavin dengan mendorong tubuh Claire hingga Claire terbaring di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak CEO Beristri (21+) END
RomanceWarning 21+ Ending Claire Edrea, sekertaris baru seorang Darel Ganendra yang membuat pria dingin itu bertekuk lutut dengan kecantikannya dan jangan lupa tubuhnya yang sexy. Darel terus menggoda Claire hingga Darel bisa mendapatkan keperawanannya dan...