Beberapa mobil mewah masuk ke dalam sebuah komplek perumahan sederhana, sampai mobil itu berhenti di satu rumah yang menjadi tujuannya.
Vena turun dari mobil dengan beberapa pengawal yang sudah siap menjaganya. Dia membiarkan pengawalnya membuka paksa pintu pagar untuk dilewatinya, lalu mengetuk keras pintu rumah tersebut.
Tok.. tok..
"Iya tunggu.." sahut seseorang dari dalam.
Tidak menunggu lama, pintu tersebut terbuka dengan wajah keterkejutan wanita yang membukakan pintu.
"Kamu! Ada apa lagi kamu kemari?! Pergi..! Kamu sudah mendapatkan semuanya!" Bentaknya.
Hal itu tidak membuat Vena takut sama sekali. "Saya sudah tidak mau mengusik kamu lagi, tapi anak kamu yang sudah mengusik keluarga saya! Jadi saya perlu mengusik kehidupan kamu lagi!" Balas Vena.
"Apa yang sudah anak saya lakukan?" Tanya Jullie, ibu dari Claire.
"Kamu tanyakan pada anak kamu saja apa yang sudah dia lakukan, saya malas menjelaskannya. Saya kemari hanya ingin memberikan sedikit pelajaran, sedikit saja.. dan peringatan juga tentunya, jangan pernah ganggu keluarga bahagia saya lagi!" Tekan Vena.
Vena memberikan kode pada pengawalnya untuk memberikan apa yang di maksud oleh Vena tentang pelajaran, sementara dia pergi dari rumah itu dan masuk ke dalam mobilnya lagi.
"Aku tidak bermain-main, siapa saja yang mengganggu keluargaku sudah bisa aku pastikan lenyap!" Gumam Vena dengan penuh amarah.
***
Drrtt.. Drrtt..
Ponsel milik Claire bergetar ketika Claire baru saja keuar dari kamar mandi.
"Tante.. ada apa menelpon?" Monolog Claire saat melihat layarnya.
"Halo.. Tante..?" Claire menjawab panggilannya.
"Claire, cepat datang ke rumah sakit. Tante akan kirimkan nomor ruangannya!" Ujar sang tante yang langsung mematikan panggilannya.
Kekhawatiran tersirat dari wajah Claire, dia bergegas mengganti bajunya dan meninggalkam apartemen dengan tergesa-gesa.
Seseorang yang memantau apartemen Claire dan melihatnya keluar dari gedung, segera menelpon bosnya.
***
Setengah jam berlalu, Claire sampai di rumah sakit. Dia langsung mendatangi ruangan yang tantenya beritahukan.
Cklek
Pintu terbuka, Claire dapat melihat siluet sang ibu yang sedang tidur dterbaring di atas ranjang rumah sakit.
Claire berjalan mendekati ranjang, di usapnya lengan sang ibu. "Tan.. kenapa bisa seperti ini?" Tanya Claire.
"Wanita gila itu datang lagi, tante juga belum diceritakan apapun oleh ibu kamu. Biarlah dia istirahat dulu," jawab sang Tante.
"Maaf Bu.. karena Claire ibu harus bertemu lagi dengan dia.." lirih Claire sendu dalam hati.
Claire menoleh pada tantenya. "Tante sudah makan?"
"Belum, tante langsung membawa ibu kamu kemari," jawabnya.
"Claire ke kantin rumah sakit dulu, titip Ibu ya tan.." pamit Claire di sertai anggukan sang tante.
Claire ke kantin rumah sakit membeli sarapan untuknya dan sang tante, lalu kembali ke ruang rawat ibunya.
Grep.
Tangan Claire di cekal sebelum dirinya membuka pintu ruangan membuatnya menoleh. "Ck.. apa lagi? Belum puas juga?" Claire mendecak kesal melihat pria itu dihadapannya lagi.
"Sedang apa di rumah sakit? Perut kamu merasakan sesuatu?" Tebak Gavin.
"Mau aku merasakan apapun itu bukan urusan kamu!" Ujar Claire menepis genggaman Gavin dan melangkah masuk ke dalam ruang rawat.
Gavin mengikutinya, dan melihat seorang wanita yang terbaring di ranjang rumah sakit, Claire yang mengetahuinya langsung mendorong Gavin keluar ruangan.
"Keluar..! Aku sudah bilang jangan ganggu aku lagi!" Kesal Claire.
"Tadi siapa di dalam?" Tanya Gavin penasaran, tanpa menjawab apa yang dikatakan Claire.
"Ibu, dan dia ada disini karena ulah kamu!" Jawab Claire.
Gavin terlihat kebingungan. "Aku bahkan belum mengenal ibu kamu, bagaimana bisa aku membuatnya masuk ke rumah sakit," sanggah Gavin.
Claire menghela napasnya. "Kalau saja kamu ga gegabah langsung memberitahu Ka Kirana, mungkin Ibu kamu ga akan datang ke rumah dan menyakiti Ibu aku Ka Gavin. Aku butuh waktu untuk perlahan lepas dari pria itu, tapi kamu menggagalkan semua rencana yang aku susun, dan lihat apa yang terjadi. Tolong beritahu ibu kamu, aku sudah tidak ada hubungan lagi dengan bagian keluarganya," ungkap Claire.
Gavin menggeleng. "Mama tidak mungkin melakukan hal yang sampai membuat ibu kamu masuk rumah sakit, kamu terlalu melihat buruk orang tuaku Claire.." sela Gavin.
Senyuman tipis Claire berikan pada Gavin. "Ini bukan pertama kalinya ibu kamu datang ke rumah ibuku, ada cctv yang sengaja aku pasang dari dulu yang merekam kejadian tadi. Aku juga belum melihatnya tapi Tante aku ga mungkin berbohong, jika kamu ga percaya aku akan mengirim videonya nanti. Aku ga pernah melaporkan semua perbuatannya, karena percuma orang tua kamu punya kekuasaan sementara aku siapa? Aku hanya minta tolong beritahu ibu kamu tentang hubunganku yang sudah selesai dan tolong jangan ganggu keluarga aku lagi," pinta Claire.
"Kamu juga jangan pernah ikut campur urusanku lagi.." lanjut Claire menepuk pelan lengan Gavin lalu meninggalkan Gavin masuk ke dalam ruang rawat.
Mendengar itu Gavin meninggalkan rumah sakit dengan menjalankan mobilnya di atas rata-rata menuju rumahnya.
Vena yang sedang bersantai di ruang tamu, mendapati sang anak yang baru saja sampai dengan wajah penuh peluh.
"Gav.. ada barang yang tertinggal? Kamu tidak ke kantor sayang?" Tanya Vena.
Gavin melihat sekeliling rumahnya. "Dimana Papa?" Tanya Gavin pada sang ibu.
"Ini masih jam kerja, pasti masih di kantor. Kamu justru aneh sudah ada di rumah lagi," jawab Vena.
Tatapan mata Gavin berubah menjadi lebih serius, Vena juga merasakan hal itu. "Ada apa Gavin?" Tanyanya.
"Mama sudah tahu tentang masalah Ka Darel dan Ka Kirana? Ka Kirana menceritakan semuanya pada Mama?" Tebak Gavin.
Vena mengangguk. "Iya sudah, kenapa kamu menanyakan tentang hubungan kakak kamu?"
"Lalu kenapa yang Mama datangi justru Ibu dari Claire? Ibunya tidak tahu apapun tentang hubungan anaknya dengan Ka Darel Ma.. dan yang salah juga bukan hanya Claire tapi juga Ka Darel!" Terang Gavin.
"Ibunya yang harus bertanggung jawab karena salah mendidik anaknya! Darel juga tidak sepenuhnya salah, jika saja wanita murahan itu bisa menempatkan diri bukan menggoda atasannya sendiri, mungkin Darel tidak akan pernah tergoda! Kamu juga untuk apa membela wanita itu?! Jangan pernah dekat dengannya!" Titah Vena.
"Aku bukan membelanya, aku hanya ingin Mama tidak menyalahkan hanya kepada satu pihak dan tidak menyerang orang yang tidak bersalah," sanggah Gavin.
"Mama tahu bagaimana mengatasi masalah ini!" Tegas Vena.
Gavin berdiri. "Dengan membuat ibu Claire masuk rumah sakit? Ada masalah apa Mama dan Ibunya?" Tanya sarkas Gavin sembari berlalu meninggalkan Vena, naik ke lantai dua rumahnya.
"Mengadu rupanya? Mama tidak akan membiarkan kamu bersama dan melindungi wanita yang salah Gav.." Gumam Vena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak CEO Beristri (21+) END
RomanceWarning 21+ Ending Claire Edrea, sekertaris baru seorang Darel Ganendra yang membuat pria dingin itu bertekuk lutut dengan kecantikannya dan jangan lupa tubuhnya yang sexy. Darel terus menggoda Claire hingga Darel bisa mendapatkan keperawanannya dan...