Quarrel

1.7K 33 0
                                    

Darel pulang ke rumah dengan wajah lesunya, dirinya mengabaikan Freya yang memanggilnya saat Darel lewat didepannya. Darel masuk ke dalam kamar langsung mendapati Kirana yang menunggunya.

"Gavin bilang kalian bertemu lagi? Untuk apa? Kamu mau aku memberikan pelajaran untuknya?" Ancam Kirana.

Darel menghela napasnya dan duduk di sofa sembari membuka dasinya. "Claire memberikan surat resign lalu pergi, tidak ada yang kita.bicarakan selain itu. Kamu sudah terhubung dengan cctv di ruang kerjaku jadi kamu bisa buktikan sendiri," jawab Darel dengan tenang.

 "Aku hanya ingin kejujuran suamiku, jika tidak ada Freya dan rasa cinta sialan ini, aku mungkin lebih mudah meninggalkan kamu!" Geram Kirana.

"Hm.. terima kasih Kirana," ucap Darel tanpa menoleh.

"Kamu benar sudah tidak ada hubungan apapun dengan wanita murahan itu kan Mas?!" Selidik Kirana kembali.

Darel mendekati Kirana dan memeluknya. "Tidak ada, maafkan aku. Jangan pikirkan apapun lagi kamu istirahat saja. Aku masih harus mengerjakaan pekerjaan di ruang kerja setelah mandi, kamu tidur duluan saja," ucap Darel mencium kening Kirana dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Aku tidak tenang Mas.. aku takut kehilangan kamu! Wanita itu masih berkeliaran dan bisa saja suatu saat mengganggu kita lagi!" Monolog Kirana.

***

Selepas mandi, Darel masuk dan mengunci ruang kerjanya. Dia membutuhkan waktu sendiri, merutuki semua yang telah dirinya lakukan.

"Aku tidak mau kehilangan keluarga kecilku, tapi juga aku tidak bisa kehilangan Claire! Seharusnya aku tidak memulai ini sejak awal, aku sudah terlanjur mencintai Claire.. bagaimana aku melanjutkan pernikahan ini bersama Kirana sementara perasaan terhadap Kirana sudah lenyap begitu saja!" Monolog Darel.

Darel membuka laptopnya, melihat file fotonya bersama Claire yang sengaja dia simpan.

Rindu, baru beberapa hari saja Darel sudah merindukan sosok Claire entah apa yang ada pada diri Claire. Kirana dan Claire tidak jauh berbeda keduanya wanita baik, tapi Claire membuat Darel merasakan kenyamanan yang dirinya tidak dapatkan dari Kirana.

"Aku harus mencari cara untuk tetap mendapatkan keduanya.." gumamnya.

Darel mengambil botol dan menuangkan wine ke dalam gelas, malamnya ia habiskan di ruang kerjanya dengan minum cukup banyak wine membuatnya hilang kesadaran.

Menjelang pagi Darel kembali ke kamar dengan berjalan sempoyongan, Darel mendekati istrinya dan menyingkirkan selimut yang menutupi Kirana membuat Kirana tersadar.

"Mas.." gumam Kirana.

Darel berbaring di samping Kirana, jemarinya membelai lembut pipi Kirana dan mencium bibirnya singkat. "Aku menginginkanmu.." lirihnya dengan suara parau.

"Kamu sedang mabuk Mas.. tidurlah.." titah Kirana.

Darel mengabaikan penolakan Kirana, dia terus menciumi ceruk leher Kirana membuat Kirana semakin berusaha melepaskan pelukan Darel.

"Mas.. kamu butuh istirahat, kamu mabuk Mas!" Peringat Kirana kembali.

Dengan napas terengah Darel mencengkram rahang Kirana dengan kuat. "Diam Claire..! Kamu tahu aku tidak suka penolakan! Diam dan nikmati permainanku!" Bentak Darel yang terus melanjutkan aksinya.

"Claire? Aku bukan Claire Mas!" Ujar Kirana menaikan intonasinya.

Namun telinga Darel seolah tuli, tenaga Kirana juga tidak sebesar tenaga Darel yang akhirnya menyerah berada dalam kungkungan Darel meski hatinya begitu sakit saat sang suami menyentuhnya namun menganggapnya wanita lain.

***

Sementara di kediaman Claire, dia mulai mengemasi pakaiannya ke dalam koper. "Aku yang menghancurkan sendiri semua yang sudah aku dapatkan, masih teringat rasa senang mendapatkan pekerjaan yang sesuai sampai akhinya bisa menyewa apart yang cukup bagus untuk tempat tinggal. Sekarang semuanya dari awal lagi tapi dengan keadaan yang berbeda."

"Aku harus mencari pekerjaan kemana yang bisa mempekerjakan ibu hamil? Sepertinya untuk sementara aku ga bisa melamar di kantoran," gumam Claire sembari menyenderkan tubuhnya ke sofa merasakan kelelahannya.

Ting.. Teng..

Suara bel berbunyi menyadarkan Claire, dia langsung membuka pintunya. Namun hanya ada kotak besar yang tercantum note di atasnya.

**Aku kembalikan semua barang milikmu, segeralah pergi! Atau aku yang harus pindah? Aku tidak ingin melihatmu lagi, jangan rebut pacarku juga ya! Aku hanya bercanda meminta kamu menerima suami orang, jangan jadi wanita murahan!**

Claire tersenyum getir membaca note yang tanpa diberitahu, Claire sudah mengetahui siapa yang menulisnya. "Aku tahu aku salah, tapi apa sampai harus seperti ini? Kita jauh lebih lama saling mengenal El.. kamu sahabat aku satu-satunya, apa artinya aku juga kehilangan sahabatku karena kesalahan ini?" Batin Claire sendu.

Claire mengembalikan kotak barang tersebut ke depan pintu unit Elina, secarik notes juga Claire sematkan di atasnya.

**Kamu jangan khawatir, aku akan segera pergi. Terima kasih El karena pernah menjadi temanku dan menjadi orang yang aku peluk ketika aku menangis meski kamu selalu kesal karena aku tidak pernah berani memberitahukan alasan aku menangis. Semua kado ini aku berikan tulus jika tidak menyukainya kamu bisa buang El. Maaf mengecewakanmu, semoga kamu selalu bahagia El..

I miss your silliness..!

- Your ex bestfriend-**

***

Keesokan harinya, Kirana bangun dengan perasaan kesalnya, dia melepas pelukan Darel dengan kasar membuat Darel juga terusik.

"Claire..! Kamu berubah jadi kasar!" Racau Darel.

"Claire lagi?! Haha! Aku memang bukan Claire kamu yang bisa bersikap lembut tapi tidak punya hati!"

Suara Kirana menyadarkan Darel yang belum sepenuhnya sadar, Darel membuka matanya dan menahan lengan sang istri yang hendak meninggalkannya.

"Kirana.. maaf, aku tidak sengaja maksudnya bukan seperti itu.." lirih Darel.

Kirana menatap Darel tajam. "Bukan seperti apa?! Kamu menyentuh aku bahkan yang kamu sebut namanya Claire?! Kenapa? Kamu merindukannya? Sebenarnya kamu masih ingin mempertahankan hubungan kita atau tidak Mas?!" Tanya Kirana yang mulai terisak.

Darel membawa Kirana ke dalam pelukannya. "Maaf aku tidak sadar, aku terlalu terbiasa melakukannya dengan Claire. Tapi jelas aku ingin mempertahankan kamu dan Freya, aku akan membiasakan diriku lagi Kir.." jawab Darel.

Meskipun hatinya tersiksa ketika Darel mengatakan itu, Kirana berusaha menampilkan senyumannya, Darel adalah salah satu kelemahannya. "Lupakan dia, pernikahan kita lebih penting Mas, aku istri kamu dan dia hanya wanita yang kamu bayar," pinta Kirana.

Darel mengangguk dan mencium dahi Kirana.

"Aku akan usahakan tapi tidak berani menjanjikan itu, maaf Kirana.." ujar Darel dalam hati.

***

Bukan berarti Kirana diam keluarganya di usik dan membuat hidup Claire tenang. Kirana sudah menceritakan semuanya pada sang ibu, tentu saja dia tahu bagaimana ibunya bisa bertindak untuk melindunginya dan mendapatkan apa yang dirinya mau.

"Aku akan menemuinya, kamu tidak perlu ikut campur. Aku tidak mau kamu berurusan lagi dengan mereka," ujar Vena yang sudah siap dengan pakaian berpergiannya.

"Berhati-hatilah, jangan sampai kamu melewati batas," balas Fardy pasrah.

"Tenang saja, aku hanya ingin sedikit bermain-main.." ujar Vena tersenyum sinis.

Terjebak CEO Beristri (21+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang