Meet Freya

1.5K 29 0
                                    

Semenjak pertemuannya dengan Gavin, Claire mengajukan cuti pada HRD selama satu minggu. Tentu saja Darel mencarinya, namun Claire memutuskan untuk tidak mengaktifkan ponselnya dan bermalam di hotel yang menyatu dengan mall untuk beberapa hari.

Tubuhnya benar-benar lemah dan butuh istirahat, sudah beberapa hari ini Claire merasa mual. Bohong jika Claire menyanggah kekhawatiran dalam hatinya, Claire juga takut jika hal yang ada di dalam pikirannya benar terjadi. Dia belum berani untuk pergi ke dokter dan lebih memilih mengistirahatkan tubuhnya.

Menjelang malam, Claire memutuskan mencari makan di mall yang dengan mudahnya bisa dia akes memakai lift hotel.

"Sudah lama sekali aku tidak berpergian sendiri.." gumam Claire sembari melihat-lihat tempat makan yang akan dia datangi.

Gotcha!

Tempat makan favoritenya di mall tersebut terlihat tidak terlalu ramai, Claire memutuskan untuk makan disana.

"Claire..!" Baru saja akan duduk, sudah ada yang memanggilnya.

Claire menengokan kepalanya mencari sumber suara.

"Claire.. sedang apa disini? Wajahmu terlihat pucat, kamu sakit?" Sapanya lagi.

"Ka Kirana.. aku menginap dihotel sini untuk beristirahat memang dari kemarin aku merasa pusing hehe.. Ka Kirana berdua saja?" Tanya Claire menunjuk Freya yang sedang Kirana gendong.

"Oh begitu, cepat sembut ya Claire. Aku kesini berdua saja, oh iya Claire boleh titip Freya sebentar? Aku mau ke mobil ambil baju gantinya, lihatlah kotor sekali dia.." pinta Kirana.

Claire mengangguk. "Boleh Ka, sekalian aku tunggu makanannya juga," jawab Claire.

"Thanks Claire, sebentar ya Freya sama Aunty Claire dulu.." titahnya pada sang anak yang langsung berpindah ke pangkuan Claire dan Kirana yang berlari kecil menuju mobilnya.

"Hey Freya.. masih ingat aunty?" Tanya Claire sembari tersenyum ramah.

Freya mengangguk. "Ingat dong.. Aunty yang bekerja dengan Ayah!" Tebak Freya.

"Benar.. lalu kenapa Freya tidak bersama Ayah juga?"

Freya mengerucutkan bibirnya. "Ayah sibuk sekali Aunty, apa lagi hari kerja. Pasti Ayah pulang saat Frey sudah bobo terus hari libur juga Ayah sekarang sering pergi jadi Frey cuma dengan bunda," terang Freya.

Claire mencerna setiap kata yang Freya ucapkan, waktu Ayahnya memang sudah Claire ambil alih. Darel sekarang sudah terlalu fokus padanya, dia bahkan tidak peduli Kirana akan curiga atau tidak yang terpenting bagi Darel menghabiskan waktu bersama Claire.

Hatinya tersentuh, Claire baru mengingat kembali bagaimana tanda awal dari kehancuran keluarganya.

Jemarinya terarah mengelus lembut rambut Freya. "Nanti juga Ayah ajak main Freya kalau sudah tidak sibuk, sabar menunggu ya Frey.." balasnya pada Freya.

Freya mengangguk. "Iya aunty hehe.. nanti aunty main lagi ke rumah Freya bersama Aunty Elina ya, nanti Freya minta sama Ayah agar rumah Freya ga sepi," ujarnya.

"Emm.. nanti Aunty main ke rumah Freya ya.." balas Claire tersenyum hangat.

"Claire.. maaf menunggu lama," sahut Kirana yang baru saja datang.

"Iya Ka tenang saja.. kalau begitu aku mau pesan makanan dulu ya, sepertinya aku akan takeaway saja," pamit Claire pada Kirana.

"Oh ok Claire! Sekali lagi terima kasih ya.." ucap Kirana.

"Sama-sama Ka.. bye Frey.." pamitnya.

"Bye aunty..!" Balas Freya.

***

Ketegangan terjadi di salah satu private room sebuah resto. Gavin dengan sengaja meminta Darel untuk datang ke resto tersebut, bukan senyuman yang biasa dia berikan untuk sang Kakak ipar, melainkan tatapan kebencian yang dirinya berikan sekarang.

"Ada apa Gavin, kamu yang menyuruh kemari tapi kamu diam sedari tadi," tegur Darel.

"Kakak ingin aku jelaskan dulu atau langsung pada intinya?" Tawar Gavin.

"Langsung saja pada intinya, aku tidak memiliki banyak waktu," titah Darel.

Gavin memberikan map yang berisi di dalamnya pada Darel di atas meja.

"Apa ini?" Tanya Darel kebingungan.

"Buka saja," singkatnya.

Deg!

Darel membuka map tersebut dan mendapati semua bukti kebersamaannya dengan Claire beberapa hari kemarin.

"Kamu dapat dari mana?" Tanya Darel berusaha senormal mungkin di hadapan Darel.

"Tidak perlu bertanya, lepaskan Claire atau aku sendiri yang akan mengatakannya pada Ka Kirana!" Ancam Gavin.

"Aku akan memberi waktu hanya sampai malam ini untuk Kakak melepaskan Claire!" Lanjutnya.

Tanpa mau lagi berlama-lama melihat wajah Darel, Gavin pergi meninggalkan Darel seorang diri untuk meminimalisir amarahnya yang sudah dia tahan dari tadi untuk tidak memukul Darel.

Darel meremas bukti yang Gavin berikan. "Sialan! Anak tidak tahu diri berani mengancamku! Claire juga tidak bisa di hubungi lagi!" Kesal Darel.

***

Sampai dimana waktu cuti Claire habis, dan mau tidak mau harus masuk kantor kembali.

Hal yang pertama kali Claire lakukan tentu saja mendatangi ruang kerja Darel untuk menyelesaikan segala permasalahan yang ada.

Pintu ruang kerja Darel terbuka perlahan, Claire menunduk belum mampu menatap mata sang kekasih.

"Kemana saja kamu Claire!" Tegur Darel.

Claire duduk di kursi yang berada di hadapan Darel, keduanya hanya di pisahkan oleh sebuah meja.

"A-aku butuh waktu Dad.. kita harus menghentikan hubungan kita sampai sini," ujar Claire berhati-hati.

Darel tentu saja tambah geram, jemarinya mengepal dan memukul meja dengan kencang.

"Kenapa kamu bisa bicara seperti itu?! Apa kamu yang membocorkan hubungan kita pada Gavin?!" Selidik Darel.

Claire menggeleng. "Bukan aku, aku juga ga tahu kenapa bisa sampai ketahuan Ka Gavin. Tapi apa yang dikatakan Ka Gavin padaku kemarin benar, sudah seharusnya kita akhiri ini," lirih Claire.

Darel tertawa remeh. "Aku tidak mau! Banyak cara lain agar anak itu tutup mulut!" Tolak Darel dengan tegas.

"Tapi Daddy.. hubungan kita ga akan ada ujungnya, aku juga takut menyakiti Freya, dia masih kecil dan butuh keluarga yang utuh termasuk waktu luang Daddy untuk mengajaknya bermain, kita harus akhiri ini!" Balas Claire.

"Jika keputusannya tidak, sampai kapanpun itu tidak akan terjadi Claire! Kita bisa terus bersama, kamu mau anak? Aku tidak mempermasalahkan, kita bisa menikah tanpa sepengetahuan Kirana. Dan jangan mempermasalahkan Freya! Aku tidak akan menelantarkan Freya dia tetap anakku!" Bentak Darel yang mulai lepas kendali.

Claire menggeleng. "Itu bukan pernikahan yang aku mau Dad.. aku tetap pada pendirianku. Hubungan kita sudah selesai disini! Kita bisa bekerja secara profesional lagi dan anggap semuanya ga pernah terjadi, aku mohon Daddy.. tolong mengerti," pinta Claire menarik jemari Darel yang mengepal dan mengelusnya lembut.

"Kenapa kamu jadi seperti ini Claire! Kita sudah sepakat tentang hubungan kita! Apa karena Gavin? Kamu mencintainya?!" Geram Darel.

"Aku mencintai Daddy! Jika bisa juga aku ingin bersama Daddy! Tapi keadaan tidak berpihak pada kita Dad.." ucapnya sendu.

"Kamu pikir aku mudah percaya?! Apa yang sudah Gavin pengaruhi Hm?! Terakhir kali kita membicarakan hubungan, kita sudah sepakat!" 

Darel berjalan mendekati Claire dan menarik tangannya memaksa Claire berdiri. "Aku tidak akan melepasmu Claire!" Tegasnya.

Terjebak CEO Beristri (21+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang