07

162 25 0
                                    

Sepulang sekolah Felix kembali mengunjungi Bunda di Rumah Sakit. Ia selalu berdoa agar kali ini sang Bunda mau bertemu dengannya. Dengan membawa satu bucket sunflower agar sang Bunda mengingatnya

Mari kita flashback sebentar tentang keluarga Lee Felix. Keluarga Felix termasuk keluarga yang terpandang. Sang kepala keluarga adalah pemilik perusahaan hiburan terbesar di sini.

Awalnya semua baik² saja, namun saat Felix beranjak usia 10 tahun orang tuanya selalu bertengkar. Yang ia tahu Daddy nya telah berselingkuh dengan salah satu artis di perusahaanya. Tentu Bunda sangat sakit hati. Sang Bunda berusaha mati²an mempertahankan hubungan rumah tangganya dengan sang Daddy, namun Daddy nya yang berengsek itu lebih memilih dengan selingkuhannya.

Felix marah.?. Tentu saja.! Untuk ukuran anak remaja seperti Felix saat keluarga yang ia rasa harmonis tiba² hancur membuat Felix tentunya sakit dan stress.

Setelah kedua orangtuanya berpisah, Daddy Felix memutuskan untuk pindah ke Australia yang mana itu merupakan tanah kelahirannya. Sedangkan Felix dan Bunda menetap di Korea. Namun sejak itu sang Bunda mengalami depresi karena di tinggal oleh suami (mantan), ia sering berhalusinasi jika Felix merupakan mantan suaminya.

Ya Felix akui, mukanya dengan sang Daddy itu memang mirip. Dulu waktu kecil ia suka sekali jika ada yang mengatakan mukanya persis dengan sang Daddy, tapi sekarang ia benci karena mirip dengan Daddy nya itu. Felix merasa ia tak salah disini, tapi kenapa Bundanya ikut membencinya.?

Felix mencoba menerima semua takdirnya ini. Felix selalu berusaha membuat sang Bunda kembali seperti dulu. Bunda yang selalu berkata manis dengan Felix, melihat Felix dengan senyum cantiknya, dan membelai Felix dengan tangan lembutnya. Sungguh Felix sangat rindu.

" Bunda~ " panggil Felix masih di depan pintu.

Mata Felix menangkap sang Bunda yang tengah duduk menghadap ke jendela dengan senyuman. Bundanya cantik sekali. Senyuman itu, senyuman yang Felix rindukan. Entah tak terasa air mata sudah tertampung di kelopak matanya.

Berjalan perlahan, Felix mendekat kearah sang Bunda. Menaruh bucket yang ia bawa di atas meja sambil mengusap air matanya.

Merasa ada yang berjalan mendekat kearahnya, Bunda dengan perlahan membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang datang. Sedikit terkejut karena sang anak berdiri di depannya dengan mata yang berkaca kaca.

Perlahan Bunda nengulurkan tangannya untuk menggapai wajah Felix. Melihat itu Felix dengan semangat mendekatkan dirinya kearah Bunda. Felix tersenyum saat tangan sang Bunda mengelus lembut pipinya.

" Felix "

Gumaman sang Bunda membuat hati Felix menghangat. Ia menangis bahagia. Apakah sang Bunda sudah mengingatnya.?

" Kenapa.? "

Pertanyaan sang Bunda membuat Felix bingung dan melunturkan senyumnya saat tangan sang Bunda mencengkram terlalu keras.

" KENAPA.?!!!! KENAPA KAU MIRIP SEKALI DENGAN BAJINGAN ITU.!! "

" B-bunda maaf.. hiks "

" KAU MEMBUAT HIDUPKU HANCUR SIALAN "

bugh

" PERGI DARI SINI.!!! "

Felix sedikit meringis saat sang Bunda tak sengaja menendang perutnya. Hati Felix hancur lagi. Tak lama perawat datang dan menenangkan Bundanya, membawa ke arah nakas untuk istirahat.

Felix segera pergi dari ruangan sang Bunda dan menuju taman sekitar Rumah Sakit. Ia harap semua ini berhenti. Entahlah, ia marah. Tapi tak tau kepada siapa. Dirinya.? Bunda.? Daddy.? atau Tuhan.?

LONELY st | SKZ - 00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang