05

174 29 1
                                    

Menurut Felix malam ini ia merasa terlalu tenang. Hampir membuat Felix tidak percaya, ini mimpi atau dunia nyata. Felix harap ini pertanda baik.

Oh sedikit cerita tadi siang, seperti biasa Felix menemui Bunda tercintanya di Rumah Sakit. Dengan senyum yang tak luntur dari wajah tampannya, Felix membawa seikat sunflower untuk sang Bunda agar terus mengingatnya.

Saat Felix datang, sang Bunda masih tertidur dengan nyenyak, membuat Felix berani mendekat dan mengelus wajah cantik sang Bunda. Namun tanpa Felix duga perbuatannya itu membuat Bundanya terbangun. Ntah sadar atau tidak sang Bunda menampar Felix dengan kuat, lalu melempari Felix dengan gelas dekat nakasnya, membuat pecahan kaca mengenai lengan Felix.

" Pergi kamu.!! Pergi.!! " ucap sang Bunda.

Sungguh perkataan Bunda lebih menyakitkan daripada perlakuannya. Ketidaksukaan sang Bunda akan hadirnya Felix disini membuat hati Felix sakit. Tak ingin membuat Bundanya lebih sakit, Felix lebih memilih pergi dan memanggil perawat untuk merawat sang Bunda.

Dalam perjalanan pulang Felix sama sekali tidak bisa menyembunyikan air matanya. Membuat setiap orang memandang Felix kasihan. Tujuan Felix tidak pulang kerumah, untuk sekarang ia butuh seorang ibu. Saat sampai di bangunan yang tak terlihat mewah namun bersih itu, Felix melihat sang Ibu sedang berada di luar bersama anak²nya yang lain.

" Nak Felix " panggil Ibu.

Membuat Felix berlari kepelukannya dan menangis sejadi jadinya. Anak² yang lain pun pergi meninggalkan Felix dan Ibu berdua. Namun tak lama setelah itu Seungmin datang setelah diberitahu oleh salah satu adiknya terkejut dengan kedatangan Felix yang menangis dipelukan Ibu.

Ya selain Bunda, Ibu panti asuhan Seungmin juga merupakan orang penting dalam hidupnya. Ia bisa bercerita dan menumpahkan segala keluh kesahnya kepada Ibu.

Setelah lega bercerita kepada Ibu dan juga Seungmin, Felix pulang ke rumah dengan keadaan berantakan. Sang Bunda sudah berada di rumah, dengan perasaan tak karuan Felix memberanikan diri untuk mengantarkan makan malam ke kamar sang Bunda. Felix berharap kali ini ia berhasil. Beruntung sekali Tuhan mendengar doa Felix, sang Bunda hanya melihat Felix tanpa memberi perlawanan maupun penolakan. Felix merasa senang dengan hal sekecil itu.

" Selamat makan Bunda " ucap Felix dengan ceria.

Felix merasa senang, kali ini ia diterima. Setelah itu ia menuju kamarnya, dari balkon kamar Felix melihat indahnya langit malam dengan hiasan bintang dimana mana. Felix suka.

Tengah asik menikmati bintang² di langit, indra pendengaran Felix tidak sengaja menangkap seperti suara orang yang tengah aduh mulut karena seseorang.

" Tck, ganggu banget. Huh jadi dewasa ternyata serem " ucap Felix entah kepada siapa.
" Kayanya bentar lagi ada yang bakal nyusul kaya gua deh haha "

Saat asik menggibah sendiri, ia mendengar ada seseorang yang keluar ke arah balakon samping kamarnya. Felix masih diam di tempatnya, duduk di lantai balkon, membuat Felix tak terlihat dari arah sampingnya. Felix mendengar orang disampingnya mengumpat tak jelas. Sambil mengeluarkan asap rokoknya. Mencium bau rokok, Felix buru² bangun dan menutup pintu balkonnya agar asap tak masuk kedalam rumahnya.

" Mas rokok ga baik lho " ucap Felix setelah menutup pintu. Membuat orang yang tegur Felix terkejut.

" Felix.!! "

" Lu kalo mau ngerokok jangan deket² rumah gua, kasian Bunda nanti kalo sampe nyium asepnya "

" O-oh sorry " ucap Hyunjin sambil mematikan rokonya.

" Ngapain lu matiin, telat.!! udah gua tutup juga pintunya "
" Masih ada ga Jin.? "

" Ha.? maksud lu- "

LONELY st | SKZ - 00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang