8

521 42 4
                                    

Happy Reading!

Garvin melangkahkan kaki nya memasuki sebuah ruangan, dengan Leo di belakang nya.

"Pak, gimana keadaan Den Askara?" tanya Leo

"Sudah pulih."

"Apa yang harus saya siapkan untuk kamar Nona Audrey?"

Pertanyaan itu, membuat langkah kaki panjang Garvin terhenti.

"Siapkan senyaman mungkin, saya akan memakai jasa perempuan itu cukup lama. Letakkan dia disebelah kamar Askara." jawab Garvin

"Baik Pak! Saya akan beli perlengkapan kamar nya, dan hari ini juga barang nya sampai dirumah bapak."

Garvin mengangguk sebagai jawabannya, "Tadi meeting terakhir saya untuk hari ini?"

"Iya, Pak."

"Saya pulang, Askara sudah di perbolehkan pulang malam ini. Siapkan segera kamar untuk perempuan itu."

"Baik Pak, perlu saya antar?" tanya Leo

"Tidak usah, kamu selesaikan pekerjaan mu." ucap Garvin dan membalikan tubuhnya berjalan keluar dari kantor nya. Tapi,

"Garvin!" teriak perempuan yang berdiri didepan meja resepsionis, memakai pakaian seksi dan juga hiasa make up diwajahnya

Garvin menghela nafas nya kasar, dia pun berjalan mendekat dengan wajah datar nya.

"Kemarin ak—"

"Tidak usah ke rumah, dan tidak usah bertemu Askara lagi." ucap Garvin langsung ketika berhadapan dengan perempuan ini

"Ko gitu? Aku Mami nya loh, masa kamu mau mutusin hubungan antara orang tua dan anak? Masa kamu larang orang tua kandung bertemu dengan anak kandung nya sendiri!" protes Selina, ya orang itu adalah Selina yang datang ke perusahaan Garvin

"Orang tua? Apakah ada orang tua yang berstatus orang tua kandung merusak mental anak nya sendiri?"

"Kamu, kamu juga rusak mental Aska dengan menyuruh anak itu untuk diam dirumah dan ikutin kemauan kamu terus?!'' ucap Selina

"Aku melakukan itu untuk kebaikan nya! Sedangkan kamu, kamu sengaja merusak mental anak itu dengan tujuan agar ia mati'kan agar anak itu berpikir untuk mati?!"

Leo menggeleng-gelengkan kepala nya berulang kali, dengan cepat dia berlari mendekat pada Selina dan bos nya yang sedang berdebat sampai membuat semua karyawan menatap nya

"Vin. Kalau gak ada dia, kita bakal nikah secara mewah kan? Kalo gak ada dia, kita bakal tinggal diluar negeri dan mungkin hubungan kita masih harmonis sampai sekarang. Tapi apa? dia perusak semua nya Vin. Kamu nyadar gak sih?! Kamu justru lebih pertahanin dia! Kamu gak mau dengar omongan aku! Kamu gak mau ikutin kemauan aku?!"

"Kalo bukan karena kesalahan kita, dia juga gak bakal hadir. Kalo bukan karena keputusan yang kamu buat, kita juga gak bakal pisah Sel. Ini semua atas perbuatan kita berdua, anak itu tidak bersalah sedikit pun!" ucap Garvin menatap tajam Selina

"Pak, ini masih di kantor." ucap Leo

"Stop menyalahkannya bayi yang tidak bersalah, introspeksi diri gimana gila nya kamu. Kamu yang buat kita jadi seperti ini."

Setelah mengucapkan itu, Garvin melanjutkan jalan nya keluar dari kantor dengan emosi yang menggebu-gebu

Selina justru tertawa, "Karena gue? Hello gue justru mau bunuh bayi itu, agar kita bisa lanjutin keinginan kita Vin. Gila ya, nyalahin gue." ucap Selina

Mata nya menatap Leo yang sedang menatap nya datar, "Garvin, Garvin." ucapnya dan membalikan tubuhnya keluar dari perusahaan

Leo menatap punggung yang sudah mulai menghilang, "Makanya, pakai pengaman." Ucap Leo dan membalikan tubuhnya berjalan menuju ruangannya

GARVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang