14

469 45 4
                                    

HAPPY READING

Pukul 5 sore, kedua nya masih berada di pantai. Tetapi dengan posisi berbeda, kini kedua nya sedang berada di salah satu cafe dekat pantai. Keadaan Audrey sudah cukup baik.

Garvin duduk di sebrang Audrey dengan hanya menggunakan kemaja kerja nya, jas nya ia sampirkan ke tubuh Audrey.

Tidak lama, pelayan itu mengantarkan makanan mereka dan pergi setelah mengucapkan selamat menikmati.

Tangan Garvin terangkat mengambil segelas teh hangat, dan di dekatkan ke Audrey

Audrey pun menatap Garvin, mengambil gelas tersebut dan Audrey meminum nya secara perlahan. Setelah dirasa cukup, Audrey menaruh gelas itu kembali.

"Kak makasih yaa, dan maaf gara-gara aku kakak gak ke kantor hari ini."

"Gak ada kerjaan hari ini, udah lama juga gak ke pantai." jawab Garvin, memutuskan tatapan dari gadis ini dan fokus makan nya

"Makan, gak mungkin gak laper 'kan seharian mandang air." ucap Garvin

Audrey pun menganggukkan kepala nya, dan mulai fokus pada makanan.

Audrey kira, Garvin sejahat wajah nya. Tapi ternyata, lelaki itu sangat baik pada nya. Lelaki ini bahkan menemani nya di pantai, membiarkan dirinya tenang tanpa memaksa Audrey untuk pulang.

••••••
Setelah itu, kedua nya pun turun dari mobil pukul 7 malam. Kedua nya berjalan bersamaan memasuki rumah besar itu.

Ceklek!

Pandangan pertama kali ia lihat ketika membuka pintu adalah Askara yang memakai baju rapih, menatap nya dengan tatapan kesal.

"Kalian janji jam 5, sekarang sudah pukul 7 malam." ucap Askara, di sebelah anak itu ada Alexa yang menatap kedua nya juga.

Audrey pun tersenyum, kaki nya perlahan mendekati Askara.

"Mami jangan dekat Askara! Askara gak mau nerima alasan apapun."

"Askara Arvin Dirgantara, lihat kondisi Mami mu."

Suara besar Garvin membuat Askara menatap Audrey, bibir Mami nya ini pucat, tubuhnya memakai jas sang Papa.

"Mom what's wrong? are you okay mom?" tanya Askara, tatapan nya berubah menjadi khawatir

Audrey menahan diri untuk tidak menangis, anak kecil ini menanyakan keadaan dirinya. Audrey menggelengkan kepala nya, bibir nya pun tersenyum pada Askara. Audrey duduk di sebelah anak laki-laki ini

"Maafin Mami ya sayang, karena Mami kita tidak jadi ke Mall. Ini semua karena Mami, bukan Papa. Papa menemani Mami seharian, marah lah pada Mami jangan pada Papa kamu." ucap Audrey tangannya terangkat mengelus lembut kepala Askara

Askara menatap Mami nya, "Maafin Aska Mami, Mami pasti capek ya ngejaga Aska."

"No! momny is not tired. Ini bukan karena Aska ko," ucap Audrey

"Mami, apa karena om itu?" tanya Askara seakan ingat kejadian beberapa minggu lalu.

Audrey tersenyum, "Aska mau maafin Mami?" tanya Audrey

"Apa yang di lakukan dia lagi? sampai membuat Mami seperti ini? Membentak Mami? Memarahi Mami kah?" tanya Askara

Garvin menatap anak nya, Askara seperti sudah sangat besar jika seperti ini. Garvin tidak pernah merasa di khawatirkan dengan anak nya sendiri, tetapi anak nya mengkhawatirkan keadaan ibu yang bukan darah daging nya. Melihat itu, Garvin menjadi sangat ingin Askara seperti itu juga pada dirinya.

"Stop lah bersikap seperti anak dewasa, kamu masih berusia 4 tahun." celetuk Garvin

Askara menatap Papa nya dengan mata memincing, "Kenapa Papa tidak pukul orang nakal itu? Papa kan suka memukul orang-orang,"

GARVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang