15: MAKAN SIANG

749 128 5
                                    

"Kau memilih Hosu?"

Aizawa melirik Katsumi yang tersentak. Gadis itu menoleh ke sana kemari sebelum menjatuhkan pandangan menuju Shinsou yang masuk ke ruangan mereka.

"Anda memanggil saya." Shinsou membungkuk pada Aizawa, lalu tersenyum untuk Katsumi.

"Duduklah."

Mereka berkumpul karena Katsumi telah menawari Aizawa agar mengajari Shinsou teknik kain miliknya, dan sang guru pun menyetujuinya. Lagi pula, Aizawa juga sudah memperhatikan Shinsou karena Katsumi mengajak pemuda itu dalam kelompok kavaleri-nya.

"Daripada itu, Watanabe, kenapa kau tidak memilih agensi Edgeshoot?"

Sekali lagi Katsumi tersentak, menyeruput tehnya dengan perlahan. "Kami memiliki teknik yang sama, saya jadi merasa tidak spesial kalau berada di samping beliau."

Shinsou terkekeh selagi memakan kue beras yang disediakan. "Ciri khasmu memang suka jadi pusat perhatian, bukan?" ledeknya.

Katsumi ikut terkekeh.

"Lalu? Agensi mana yang kau pilih?" tanya Shinsou.

Aizawa mendesah. "Dia memilih Pahlawan Normal, agensi Manual."

Sontak Shinsou menautkan alis. Ingin bertanya 'siapa?', tapi nanti disangka tidak sopan. Jadi hanya "Oh," yang keluar dari mulutnya sembari menganggukkan kepala.

Menyadari respon ambigu tersebut, mau tak mau membuat Katsumi menggeser duduknya hingga mendekati Shinsou. "Kau tidak kenal?" bisiknya.

Shinsou tersedak, balas membisik. "Yang pasti dia di bawah All Might, bukan?"

Keduanya kini menahan tawa mereka.

Aizawa mendengkus. "Watanabe, kalau kau berpikiran untuk melawan Pembunuh Pahlawan, maka akan kubatalkan pelatihanmu."

"Aizawa-sensei?!"

Katsumi membelalak, sementara Shinsou mengerjapkan matanya.

"Pembunuh Pahlawan?" beo Shinsou.

Katsumi melirik Shinsou sekilas sebelum menatap Aizawa. "Kau tahu Pembunuh Pahlawan, tapi tidak tahu Manual?—daripada itu, Sensei! Saya sama sekali tidak mengincar Pembunuh Pahlawan! Yang saya incar adalah! ... adalah!"

"Watanabe, berhenti main-main."

Pada akhirnya Katsumi mendesah, menatap teh di dalam gelasnya dan mengutarakan alasan yang sengaja dibuat-buatnya. "Sejujurnya saya berniat mengawasi Iida-kun. Saya dengar dia memilih Manual-san. Dan karena agensi Manual ada di Hosu, saya yakin dia berniat balas dendam karena insiden yang menimpa Ingenium."

"Iida 'kah?"

Katsumi mengangguk. "Benar. Iida-kun menceritakan bahwa dia sangat mengagumi kakaknya. Bagi Iida-kun, Ingenium adalah pahlawannya."

Aizawa memperhatikan Watanabe yang terlihat serius dengan ucapannya. Terpaksa ia mendesah, mengiyakan.

"Baiklah. Tapi jangan melakukan yang lebih dari mengawasi Iida, kau mengerti?"

Sontak Katsumi mendongak, mengangguk semangat. "Percayakan semuanya pada saya!"

Begitu Katsumi dan Shinsou keluar dari ruangan, keduanya mendadak dipertemukan dengan Midoriya dan All Might.

"Ketua? Shinsou-kun?"

Shinsou terkekeh kikuk, lalu mengusap belakang lehernya dengan canggung.

Katsumi pun menyikut, bertanya-tanya. "Kenapa kau malu-malu begitu? Suka Midoriya?" bisiknya.

Heroes Curse [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang