27: FINAL SIP

689 122 2
                                    

Yang membuat Yoo Shindo tersenyum puas ialah betapa tidak sabarnya pemuda itu melihat murid U.A., yang cuma tahu bertarung daripada penyelamatan. Ia memang tidak mengenai satu pun target milik anak 1-A, tetapi setidaknya Shindo si Anak Kelas Dua ini ingin pamer pelatihannya menjadi pahlawan pada anak bau kencur yang sombong macam Katsumi Watanabe di ujian berikutnya.

Penyelamat Hosu? Jangan bercanda. Gadis peraih juara pertama Festival Olahraga itu hanya tahu cara mengayunkan senjata.

Sayangnya Shindo keliru. Gadis berengsek ini apa yang tidak dia bisa, sih?!

Tubuh Shindo ditarik mundur oleh sesuatu yang menjerat kedua lengannya tatkala Gang Orca hendak menghantam kepalanya. Watanabe si Artis U.A. menangkapnya sebelum diturunkan ke permukaan tanah dengan kasar.

Shindo mendongak, menemukan tatapan mengejek Watanabe tertuju padanya.

Shindo menggesekkan giginya. "Kau menyebalkan sekali!"

Katsumi menyeringai, membalikkan badan dan berlari ke pos pertolongan seraya melambaikan tangan. "Terima kasih kembali!"

Beberapa menit sebelumnya. Ketika Katsumi mendapati Shindo sedang senyam-senyum menjengkelkan, dengan terpaksa gadis itu mengamati layar dan menonton anak buahnya yang tersisa.

Mereka terpecah belah, ada di mana-mana. Padahal Katsumi sudah menitipkan bom asap pada Iida untuk digunakan saat mendesak seperti terpisah, tinggal ditarik dan dilemparkan ke langit maka menyemburkan pijar warna merah.

Untungnya yang ada di pikiran Katsumi segera terkabul saat slot kelolosan semakin menipis, dan Iida yang terlihat khawatir dalam memakai bomnya seolah tak punya pilihan lain.

"Karena takut, toh?" bisik Katsumi geli, menonton Iida yang berusaha menenangkan kepanikan Mineta.

Pijar seperti kembang api itu segera menarik perhatian, terutama kelas 1-A yang seakan sudah hapal siapa penggunanya. Dan pertarungan quirk pun terjadi di satu tempat. 1-A versus sekolah lain.

"Apa itu bommu, Watanabe?" tanya Todoroki yang berdiri di sebelah Katsumi tanpa jarak.

Katsumi mengangguk. "Jaga-jaga. Mengingat Iida-kun orang yang sangat peduli pada teman-temannya, aku yakin dia lebih mementingkan kelolosan anak 1-A daripada dirinya sendiri."

Todoroki ikut mengangguk, lagi-lagi menarik surai perak Katsumi untuk dililitkan pada jarinya.

"To-do-ro-ki!" Kaminari menggeram dari belakang, ia menggoyangkan bahu Todoroki dengan kesal.

Ada Sero juga yang nimbrung. "Jangan menyentuh rambut Ketua seenakmu!"

Katsumi menoleh. "Tidak apa. Kalau kalian mau, kalian bertiga bisa menganyamnya untukku."

Pada akhirnya tiga pemuda itu malah asik belajar mengepang rambut sebelum Mineta yang berniat bergabung menuju Katsumi berakhir ditarik oleh Asui. Ditambah Kirishima, yang rupanya malah semakin membuat surai Katsumi tertarik di setiap gerakannya.

"Oi, Baku—"

Di saat Kirishima hendak minta bantuan, tiba-tiba alarm peringatan berbunyi.

"Penjahat sudah memulai serangan teror berskala besar! Semuanya terjadi di wilayah bdrnama 'Kota XXX'. Karena robohnya gedung-gedung, banyak warga yang terluka."

Atap dan dinding bangunan terbuka lagi. Lekas semuanya bersiap, termasuk Katsumi dan para pemuda yang menganyam rambutnya.

"Karena jalanan rusak berat, kelompok penyelamat pertama mengalami keterlambatan! Sebelum mereka tiba, pahlawan yang berda di lokasi akan melakukan penyelamatan. Selamatkan nyawa sebanyak yang kalian bisa.

Heroes Curse [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang