17: STAIN & NOMU

645 126 1
                                    

"Gadis itu lagi ...?" Tomura Shigaraki yang berdiri di atas tendon air kini menggaruk lehernya dengan keki. "Dia menyebalkan! Semua orang menyebalkan!"

Kurogiri menyipitkan mata. "Sepertinya gaya bertarungnya tidak menetap—"

"Siapa peduli?! Aku ingin dia mati!"

"Ahchoo!" Katsumi menghindari air yang menciprat wajahnya kala berdiri bersama pahlawan menghadapi salah satu monster. "Makhluk ini lebih lemah dari Nomu yang kuhadapi di USJ."

Beberapa pahlawan di dekat Katsumi yang mendengar gumaman gadis itu jadi merinding.

"Para pahlawan! Tahanlah tubuh Nomu itu dan izinkan saya mencoba menebas lehernya!" teriak Eureka.

Beberapa pahlawan yang merasa dirinya kuat pun menuruti perintah Katsumi, mereka mencoba menahan Nomu meski hanya sebentar. Sayangnya, tubuh mereka terus terlempar ke sembarang arah.

Katsumi berdecak. Ia mengambil jarum pelumpuh dari kantong dan menusukkannya dengan lemparan menuju kaki dan tangan Nomu. Tetapi tidak mempan, biar bagaimana pun lawan mereka ini monster. Jika saja Nomu itu memiliki mata, mungkin Katsumi bisa memanfaatkan bom cahaya. Kalau menggunakan gas penidur juga percuma, hidungnya tak ada.

"Bagaimana ini?!" panik Katsumi. Tidak ada waktu lagi, ia ingin mengambil spot Endeavor.

Katsumi menoleh ke sana kemari, lalu menjatuhkan pandangan pada pahlawan bertanduk dengan tubuh kekar yang hampir menyamai Nomu. "Anda! Tolong lempar saya ke arahnya!" ujarnya.

"Eh ...?"

"Tidak ada waktu lagi!"

Katsumi berjongkok, memeluk lutut.

Menyadari posisi siap itu, mau tak mau pahlawan bertanduk mematuhi permintaan Eureka. Dengan tangan besarnya ia mengangkat gadis tersebut sebelum melemparkannya menuju Nomu. Seharusnya tidak boleh, tetapi ia merasa terhipnotis untuk menurut.

Katsumi menerjang, menarik pedang di kanan dan kiri pinggang. Ketika hampir tiba di hadapan sang monster, ia menyilangkan senjatanya menuju leher Nomu hingga berhasil memisahkan kepala dari badannya.

Semua mata membola, terutama Manual yang sudah mengizinkan anak magang itu untuk bertarung. Meski begitu, bukan 'kah tindakan yang Eureka ambil sudah melanggar hukum?

"Gi-gila ...."

"Ma-masih belum! Bisa saja dia menumbuhkan kepalanya kembali!"

"Tapi sepertinya ... tidak?"

Nomu itu terjatuh ke belakang usai ditendang Eureka.

Katsumi mendesah lega seraya menyingkirkan darah dari pedangnya. Ia berbalik, mendatangi pahlawan bertanduk lagi.

"Tolong lempar saya ke Nomu yang ada di atas," pintanya.

Pahlawan itu tercengang, selanjutnya menggeleng. "Tidak! Kita tunggu—awas!"

Nomu bersayap itu turun, menyerang pahlawan lain dan membawanya terbang ke langit. Semua mulut ternganga, merasa tidak berdaya.

"Tolong, cepatlah!"

Pekikan Katsumi dalam sekejap berhasil menyentak rasa teror mereka.

Lekas pahlawan bertanduk tersebut kembali melemparkan Katsumi dengan kekuatan penuh. Mereka merasa malu telah menyerahkan semua tanggung jawab pada murid U.A itu, tetapi harga diri mereka tidak penting selama keselamatan masyarakat terjamin. Masalahnya, Katsumi terlalu berlebihan. Monster Nomu itu mungkin saja mati, dan Eureka bisa dimintai penalti.

Katsumi menarik satu pedangnya, sementara tangan yang lain bersiap merengkuh pahlawan yang diculik. Dengan menyipitkan mata akibat angin yang menghantam wajahnya, ia menebas kaki Nomu bersayap seraya mendekap sang korban hingga keduanya terjun bebas dan ditangkap pahlawan lainnya.

Heroes Curse [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang