Langit kelabu di atas sana menandakan hujan akan segera turun, udara terasa sejuk. Perlahan rintik-rintik air itu mulai berjatuhan. Qotrrunnada, tak pernah menyangka kalau masa mudanya akan ia habiskan di pondok pesantren. Keputusan abinya sudah tidak pisah di ganggu gugat lagi, 2 hari lagi dirinya kan menjadi santri di pesantren pilihan abinya. Sekarng gadis itu hanya bisa meratapi nasibnya di jendela kamar, melihat tetesan air hujan yang membasahi jendela kacanya.
Lantas pikirannya terbang, apa yang akan terjadi disana. Menurutnya hidup di pesantren itu membosankan, mengkaji kitab gundul, semua hal di penuhi dengan peraturan, belum lagi ia pernah mendengar gosip ibu-ibu komplek kalau pesantren itu tempat anak-anak nakal. Makin mumet kepala gadis itu memikirkannya.
DRING..DRING..
Suara dering hp memecahkan lamunannya, cepat-cepat ia gapai benda pipih itu"halo?"
"Nada, sore ini kamu sibuk ga?" tanpa basa basi orang disebrang sana langsung membuka bicara.
"engga kak, ada apa?".
"gini, kalau hujan reda aku mau minta kamu temanin aku main futsal, baru kita nge-café".
Nada membulatkan mata, tak percaya dengan ajakan laki-laki itu. Galang adalah abang kelas yang ia kenal ketika pertama kali menginjakkan kaki di SMA garuda. Sikapnya yang baik juga famous karena goodlooking disekolahnya. Hal itu yang membuat Nada tak percaya kenapa laki-laki itu mengajak jalan tiba-tiba. Selama ini dia hanya saling bertegur sapa,
"boleh?" . suaranya itu kembali terdengar, menunggu jawaban.
"aku mau kak". Jawab Nada mantap, dia kegirangan.
"oke, aku jemput setelah sholat ashar ya". Nada bicara galang sangat senang. Setelah ia menutup panggilan, Nada melompat-lompat di kasur bak anak kecil.
Tapi, seketika juga ia teringat tentang pesantren, dia mendecih kepalanya kembali mumet.
***
Nada menatap jam dinding yang sudah menunjukan 15:06, sebentar lagi Galang akan menjumputnya. Bergegas ia memakai kemeja coklat tua dengan rok hitam. Untuk jilbabnya gadis itu memilih pashmina yang senada dengan rok. Abi dan uminya sudah pergi dari tadi. Hujan juga sudah reda. Nada duduk dibangku depan rumah memainkan hp sembari menunggu Galang.
Sebentar-sebentar ia lirik jam tanganya. Sudah sekitar 15 menit Galang belum juga kelihatan. Karena cukup lama, gadis itu mengambil gitar memainkannya sambil menyanyikan lagu blue jeans.
Calling you late at night
Talking 'bout nothin'But we're always laughing
These dumb conversations
They raise my affectionsThose were the good timesAnd I miss the old times
Have I told you lately
That I miss you badly
SometimesI wish
That I could still call you mine
Still call you mine
Now all I've got is
The stain on my blue jeans
The only way I could"wah, wah keren banget. Aku baru tau kamu ada bakat nyanyi ya Nada". Suara berat itu memberhentikan Nada, ternyata si pemilik suara itu adalah Galang , ia berdiri di depan pagar melemparkan senyumnya ke Nada. Seketika Nada terdiam, wajahnya kini memerah karena malu. Galang menghampiri ikut duduk disamping Nada
"dari kapan kakak dengarin aku?". Akhirnya Nadabertanya agar menutup kecanggungan, Galang cengar-cengir.
"dari awal kamu nyanyi". Galang menggoda, lagi-lagi Nada salah tingkah ia hanya tersenyum tak berani menatapnya.
"bisa ni ikut Indonesia idol"
" enggalah, ga pd ". Galang hanya tertawa.
"sok atuh, jalan".
mereka bersiap-siap menaiki motor cbr milik Galang. Dengan manis Galang membantu Nada memakai helm hal itu berhasil membuat jantung Nada cenat-cenut.
"pegangan yang kuat, ini pembalap soalnya". Galang berlagak, pelan-pelan gadis itu memegang baju Galang.
"bukan gitu" . tukasnya ia menarik kedua tangan Nada kedepan, jantung Nada seakan berhenti, ia bahkan bisa mencuim bau parfum Galang.
Saat tiba di lapangan tempatnya bermain futsal,semua mata tertuju kearah mereka berdua. Bahkan teman-teman Galang sendirimengira kalau Nada adalah pacarnya, tapi Galang bukannya membantah ia malah tertawamelanjuti kegiatannya. Nada menunggunya hingga selesai. Sesuai janjinya Galangmengajak gadis itu ke café, membicarakan hal-hal ringan. Nada juga berceritakalau ia akan masuk ke pondok pesantren lusa, mendengar itu Galang terperangah,raut wajahnya tiba-tiba berubah.
Lumayanlama mereka berbincang hingga waktu pun mulai gelap. Nada meminta untuk pulangtakut kalau umi dan abinya sudah di rumah. Kalau mereka tau Nada keluar rumahdengan seorang laki-laki, sudah pasti ia akan di omeli habis-habisan, mengingatorang tuanya sangat religius.
Sepanjang perjalanan tak banyak yang merekabicarakan, mereka tenggelam dengan pikiran masing-masing. Galang berhenti di toko buku dan menyuruh Nadauntuk menunggunya. Setelah beberapa menit ia keluar dan memberi Nada paperbagyang berisikan buku tulis bercover coklat.
"untuk kenang-kenangan". Begitu yang ia katakan,
Sampai di rumah pintu masih terkunci, itupertanda kalau orang tua Nada belum pulang. Nada berpamitan dengan galang,melihatnya perlahan-lahan menjauh. Sebelumnya ia menghibur Nada agar tetapsemangat apapun yang terjadi kedepanya, bagaimana pun pilihan orang tua pasti yangterbaik untuk anak-anaknya. Melihat perlakuaan manis laki-laki itu hari ini,hati kecil Nada berdesit
Apa mungkin dia suka aku?
***
🌸Jangan lupa di vote dan komen pembaca yang manis🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Tembok Pesantren
Teen FictionQotrunnada tak penah menyangka kalau masa mudanya akan ia habiskan di Pondok Pesantren pilihan Abinya. Baru saja menginjakkan kaki di Pesantren, dirinya secara tidak sengaja dipertemukan dengan Sehzade Adam Shabiq, si Waketos yang katanya incaran pa...