PERIZINAN

9 1 0
                                    

[Nada pov]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Nada pov]

Seperti biasanya, setiap akhir bulan ponpes Al-Karim mengadakan perizinan untuk para santri. Namanya santri juga manusia, pasti mereka butuh refreshing dari tugas-tugas dan aktifitas jenuh di pesantren.

Para santri akan diberi waktu seharian untuk keluar dari pondok bersama walisantri, Biasanya anak-anak rantau dari luar daerah akan ikut bersama santri lain yang memiliki wali tapi tidak sedikit juga yang memilih turu di pondok.

Dua hari lalu, orang tua Laila menawarkan aku dan Yasmin untuk ikut berkeliling kota. Tanpa basa basi kami berdua mengiyakan, lumayankan jalan-jalan dari pada gabut di pondok.

"bagus ga outfitnya nih?" tanya Yasmin sambil berdiri di depan kaca merapikan jilbabnya.

"bagus kok min" kataku, gadis itu tersenyum kemudian mengambil tas jalannya. Kami bersiap meghampiri Laila yg sudah menunggu di depan mobil bersama orang tuanya.

"ini namanya siapa?" tanya ibu Laila dengan senyum teduh,

"nama saya Qotrunnada bu, panggil aja Nada" jawabku sambil menyium punggung tangannya.

"saya Yasmin bu" ganti Yasmin yang menyium tangannya.

"kalau Yasmin ibu sudah tau" ucap ibu Laila terkekeh.

"hehehe, kirain saya ibu udah lupa" Yasmin menggaruk pelipisnya yg tidak gatal.

"engga dong, Yasmin kan paling sering muncul di majalah pondok, baru aja kemaren menang pidato bahasa inggris, Barakallah Yasmin" puji ibu Laila

yang di puji hanya bisa tersipu berterima kasih.

"ayo masuk, ibu mau ngajak kalian ke nonton bioskop, pasti capek kan belajar terus" ujar ibu Laila

"wiiih seru ni" ucap Laila

Yasmin melirikku menaik turunkan alisnya, aku tau pasti dia kegirangan, dari kemarin anak itu membicarakan film yang baru rilis di bioskop hingga ada niatan mau kabur. Berkat ceramahku yg setebal kamus al munawir akhirnya dia mengurungkan niat itu.

Alhamdulillah,  Allah mengabulkan keingginannya dengan menggerakkan hati ibu Laila mengajak kami pergi ke bioskop. Syukurlah..

Selama di perjalanan, kami mengobrol hal-hal random. Keluarga Laila sangat hangat, baru pertama kali mengenal saja aku sudah dibuat nyaman, Ayah Laila yang tampangnya Dingin ternyata sama seperti ibunya yang ramah, sesekali juga ikut ngobrol sambil menyetir.

Akhirnya kami tiba di mall, kemudian menuju Bioskop. Yasmin dan Laila berdebat memilih film apa yg akan ditonton, sambil menunggu mereka selesai aku membeli popcorn. ibu dan ayah Laila sudah lebih dahulu masuk.

Setelah perdebatan panjang akhirnya, kedua gadis itu memutuskan untuk menonton film horor, aku iyakan saja. aku pesankan 3 tiket, lalu menuju cinema.

Layar besar terpampang didepan, sebelum film dimulai, beberapa trailer film lain ditampilkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Tembok PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang