KABUR

70 18 6
                                    

[Nada pov]

"Min, serius lewat sini?" mataku tak berkedip melihat parit yang akan kami lewati sebelum keluar dari pondok dan aku hampir muntah setelah tau kalau limbah parit itu berasal dari pipa pembuangan wc dan dapur. Sebenarnya aku ingin saja mengurungkan niat untuk kabur, tapi Yasmin dan Laila terlalu bersemangat "healing" katanya.

"cepat da lompat entar ada satpam" Laila dan Yasmin sudah disebrang parit,

"kejauhan" keluhku masih melihat kubangan jorok di hadapanku,

"gaada jalan lain, kalau lewat tembok makin susah"

Hari mulai gelap, lampu-lampu pondok mulai dihidupkan , aku juga mendengar suara-suara sibuk di dapur mungkin  memasak lauk malam ini.

"NADA!! CEPETAN ITU SATPAM UDAH PATROLI" Yamin panik, tampak cahaya senter dan suara derap kaki mendekat.

Tanpa berpikir dua kali aku melompat, beruntung lompatanku berhasil.

KREK..

Laila tak sengaja memijak kayu kering, membuat satpam tersadar,

"suara apa tu?!"

"santri kabur kali war, coba periksa" perintah salah satu satpam.

Dengan sigap Yasmin menarik tanganku ke tumpukan kayu diikuti Laila, kami terdiam bahkan suara nafas pun tak terdengar.

"diam jangan bergerak" bisik Laila,

Cahaya senter pelan-pelan memeriksa, hingga berhenti pas di tumpukan kayu tempat kami bersembunyi. Yasmin terpejam, Laila menggigit bibir nya gelisah.

"disitu kayaknya ada orang "

"enggalah"

"coba periksa dulu" kedua satpam itu berdebat.

SREK.. KREK,

Sesuatu keluar dari semak-semak, ternyata itu kucing,

"yaelah kucing"

"owalah, yo wes lanjut patrol tempat lain"

Aku, Yasmin dan Laila membuang nafas lega, suara derap kaki itu menjauh. Kami bangkit, bergegas kabur.

Setelah berjalan beberapa menit kami berhenti di satu rumah tak jauh dari pondok, Yasmin memperhatikan sekitar takut ketahuan. Laila tampak berbincang dengan gadis berambut pendek yang sepertinya seumuran dengan kami bertiga. Laila terus membujuk, gadis itu menggeleng. Tapi tak lama gadis itu memberikan kunci kepada Laila.

"yes" kata Yasmin kegirangan, Laila kebelakang rumah kemudian kembali membawa motor legenda dengan gerobak yang terlihat usang.

"masih bisa di pake ini sel?" Tanya Yasmin kepada Misel si pemilik motor,

"masih cuman ya gitu, lampunya ga bisa hidup sama kadang suka mogok tiba-tiba" jelas Misel,Yasmin melirik motor beat yang terpakir manis di depan rumahnya. Misel membuang nafas panjang,

"Itu punya bapak gue entar kalo di pake gue yang dihabisin" kata Misel, Yasmin terkekeh. Laila yang dari tadi susah payah mengengkol mendecih kuat-kuat. Misel dengan kepekaan haqiqi menghampiri, hanya sekali engkol gadis itu berhasil membuat motor hidup.

"emang anak engkol kakak kita ni" yasmin takjub langsung menaiki gerobak, aku duduk di belakang Laila yang menyetir. Dengan lihai dia membawa motor keluar dari pekarangan rumah Misel, kami melambai.

"jangan lama-lama woi,entar bapak gue ngamuk" teriak Misel.

"ASHIAP" teriak kami hampir bersamaan

"Ajarkan aku cara tuk melupakanmu...
Bila membencimu tak pernah cukup 'tuk hilangkan kamu...
Ajarkan aku, sebelum merusak kedalam-dalamnya...
Sebelum aku trauma mencintai sosok yang baru lagi
...."

Antara Tembok PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang