Chapter 7

1.1K 143 20
                                    

Zhongli sekarang sedang berkutat di dapur, menyiapkan sarapan untuk dirinya dan childe pagi ini. Ya, sekarang sudah pagi. Tentang kemarin malam? Lupakan saja. Terlalu membingungkan untuk diingat.

Kenapa begitu? Setelah dengan terang terangan mengatakan kalau keduanya pasangan, beberapa orang itu mulai menatap benci dan iri pada zhongli. Membuat childe semakin geram pada mereka, childe mengambil earphone yang ada di saku celananya lalu memasangkannya ke kedua telinga zhongli.

Baru zhongli ingin mencoba melepaskan earphone itu, namun tak jadi karena tangannya di tahan langsung oleh childe. Bagaimana bisa dia menolak ketika childe mengkode dirinya untuk tidak melepaskan benda itu sambil tersenyum sangat manis? Jadi mau tak mau zhongli menurut saja.

Alunan musik yang indah terdengar di pendengaran zhongli, meredamkan suara childe yang tengah berbicara pada mereka. Zhongli menatap bingung, sebenarnya apa yang childe katakan sampai membuat beberapa orang itu menjadi lari ketakutan dan tidak boleh ia dengar? Dia penasaran!

Kembali pada dirinya yang sedang fokus memasak, saking fokusnya hingga tak sadar kalau childe yang baru bangun dengan wajah kusutnya menatap zhongli dengan tatapan kagum. Childe mendekat kearah zhongli dengan berbagai macam hal yang ada dipikirannya.

Salah satu yang ada dipikiran childe sekarang adalah betapa idamannya zhongli, sudah cantik, manis, pinter masak pula. Sudah pasti cocok menjadi ibu dari anak anaknya. Menghayalkan masa depan yang rasanya tidak mungkin itu membuat childe menjadi cengar-cengir sendiri. Halu dulu, siapa tau kesampaian ye ga?

Dan sekarang giliran childe yang tak sadar jika dirinya di tatap aneh oleh zhongli. Stress, batin zhongli berusaha mengabaikan childe.

Childe yang baru sadar dari lamunannya langsung melingkarkan tangannya di tubuh zhongli yang sedang sibuk menata makanan di meja makan. Childe bisa melihat respon tubuh zhongli yang kaget dan terdiam sesaat, namun tak lama kemudian memilih sibuk melanjutkan kegiatannya.

Childe merasa senang karena zhongli tak menyuruhnya menjauh sama sekali. Mood childe sedang sangat bagus kali ini!

"Childe.. lepaskan, ayo makan dulu.." kata zhongli.

Hati childe berbunga bunga sekarang, senang akan perubahan sifat zhongli pada dirinya. Childe menurut dan terus tersenyum, dia duduk di salah satu kursi makan.

Zhongli ikut duduk di kursi yang tak jauh dari childe, memberi nasi dan lauk pada piring childe yang masih kosong.

"Kau tidak cuci muka? Mukamu kusut, childe." Kata zhongli sambil menuangkan air ke gelas childe.

"Kak.. serius nanya. Will you marry me?" Childe balik bertanya, menghiraukan perkataan zhongli tadi.

Zhongli menatap kearah childe dengan tatapan bingung,"Kita belum mengenal satu sama lain––

Childe yang mendengar perkataan zhongli langsung berwajah muram.

––Akan ku terima jika sudah waktunya." Lanjut zhongli, membuat wajah muram itu menjadi cerah kembali.

"Kapan kak?!" Tanya childe dengan semangat.

Dor! Dor! Dor!

Baru zhongli ingin menjawab, ada suara tembakan yang lumayan keras menembus kaca jendela. Untung saja keduanya tidak terkena beberapa peluru itu. Childe langsung dengan sigap memeluk tubuh zhongli, mencoba menjaga dan menenangkan zhongli yang terlihat syok.

Childe mengajak tubuh zhongli untuk menunduk, bersembunyi dulu di bawah meja makan. Setelah itu childe mencoba mendekat ke arah jendela dengan hati hati, dia bersembunyi di tembok sebelah jendela lalu sedikit mengintip agar bisa melihat keluar.

Mi Amor [ Tartali ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang