Chapter 16

591 74 88
                                    

"Aku menolak. Aku tidak mau, ayah." Kata childe, terus terusan menolak pernyataan ayahnya yang sebelumnya.

Ini sudah 10 menit lebih dari pernyataan adrian. Namun perdebatan antara anak dan ayah itu masih terus berlanjut. Hawa di antara keduanya saat ini begitu suram. Lalu, bagaimana dengan zhongli? Dia hanya diam saja dari tadi dan terus menunduk.

Hatinya lumayan berdenyut sakit ketika tau kalau childe sudah memiliki pasangan. Ingin rasanya marah tapi dirinya bukanlah siapa siapa childe. Mau tak mau dia hanya bisa diam saja.

Tok tok tok.

Ketukan pintu itu mengalihkan perhatian mereka bertiga. Menjadi hening beberapa saat sebelum pintu ruangan tersebut terbuka oleh seseorang.

Disana, tampaklah seseorang dengan rambut berwarna pirang terang yang diikat. Dia juga membawa sebuah keranjang makanan kecil. Polesan wajahnya yang begitu indah layaknya sebuah boneka porselin. Benar benar cantik. Membuat childe lumayan terpesona dengan keindahan dari orang itu.

"Kau datang rupanya nak.." kata Adrian sambil berjalan mendekat ke orang itu.

Orang itu hanya mengangguk menjawab pertanyaan adrian, membiarkan adrian mengelus kepala nya dengan lembut.

"Iya, paman.. aku membawa kue untuk paman dan juga childe.." katanya sambil memberikan senyuman tipisnya.

Keduanya benar benar terlihat akrab, membuat childe mengerinyitkan dahi bingung. Keterbingungan itu dapat dilihat oleh adrian, membuat adrian menarik lengan orang itu untuk mendekat ke arah childe.

"Kau pasti tidak ingat dengannya. Dia adalah seseorang yang ayah jodohkan denganmu. Nama nya adalah aether." Jelas sang ayah.

Childe terdiam. Rasanya childe sedikit terpengaruh dengan kecantikan orang yang bernama aether itu. Siapa juga yang tidak mau bersama dengan seseorang secantik aether? Childe mulai bingung.

Aether memang benar benar cantik dengan tatapan yang begitu lugu, tapi disisi lain childe juga yakin jika hatinya saat ini hanya untuk zhongli saja. Sial, childe merasa menjadi brengsek karena dirinya mulai merasa bingung untuk memilih.

Keheningan terjadi selagi childe masih berdebat dengan pikirannya. Membuat Adrian mengambil kesempatan untuk kembali berbicara.

"Sudah ku duga kau pasti tertarik dengan aether. Lebih baik kau putuskan saja hubungan mu dengan anak itu sekarang.. " kata adrian, mengarahkan jari nya pada zhongli.

"Anak itu tidak akan berguna. Dia hanya akan membuat mu melemah saja." Sambung adrian, tentu perkataan itu membuat childe kesal.

Childe kemudian menarik kerah sang ayah,"Kau benar benar keterlaluan, ayah.." kata childe.

Hampir saja childe hendak menghajar adrian lagi. Tapi pergerakannya berhenti begitu saja ketika zhongli menahan dirinya. Childe melirik ke arah zhongli.

Wajah dengan tatapan mata kosong terlihat begitu jelas. Membuat childe sekali lagi terdiam.

"Sudah.. cukup.. jangan di teruskan.." kata zhongli.

Zhongli juga mengusap bahu childe sambil tersenyum tipis. Dan tentu itu membuat childe yang begitu tempramen menjadi lebih tenang.

"Benar yang dikatakan oleh ayahmu, childe.. lebih baik kau bersama pasanganmu yang sekarang. Aku ini hanya orang lemah yang membebani mu saja.. jadi sudah cukup.." kata zhongli, nada bicara nya terdengar begitu sedih.

Childe langsung menggeleng tidak setuju dengan perkataan itu. Dia kemudian mengenggam pergelangan tangan zhongli,"tidak kak.. aku tidak––"

Belum selesai childe berbicara zhongli langsung memotong perkataannya begitu saja,"Ku bilang sudah maka itu artinya sudah.. jangan di teruskan lagi, childe.."

Mi Amor [ Tartali ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang