Venti bersenandung pelan, dia sedang asyik memperhatikan gadis cantik yang sedang memperhatikan sekitarnya dengan raut takjub. Takjub karena melihat butiran salju yang indah. Keduanya sedang berkencan, berjalan jalan.
"Venti.. tempat ini indah! Boleh tidak kita lama lama saja disini?" Kata gadis itu, masih asyik memperhatikan sekitarnya. Membiarkan venti berada di belakangnya.
Venti terkekeh pelan,"aku juga pengen sih berlama lama disini, tapi kita harus pergi.." Jawab venti, dia nampak memperhatikan jam tangan yang ada di pergelangan tangannya itu.
Gadis itu kemudian berbalik, memperhatikan venti dengan wajah kesalnya,"Kenapa? Kenapa tidak bisa berlama lama? Kau kan sedang libur."
Pandangan venti kini beralih pada gadis itu. Dia berjalan mendekat, lalu mengusap pipi gadis itu dengan ibu jarinya. Venti kemudian menunjukkan senyum tipisnya. Membuat sang gadis jadi memerah malu dan malah melupakan kekesalannya.
"Aku harus melakukan pekerjaan penting.. aku berjanji akan mengajakmu kesini lagi lain kali.." Bisik Venti.
"Sungguh..? Kau berjanji?"
"Hmm.. tentu, tentu tidak~" setelah mengatakan itu, venti kemudian kabur.
Membuat gadis dengan nama lylia itu kemudian mengejar venti dengan raut marah. Keduanya berakhir dengan saling kejar kejaran di tengah salju yang terus turun. Sungguh kekanakan? Memang, tapi begitulah cara mereka bisa dekat. Benar benar menyenangkan, pikir venti.
~•~•~
Hari telah berlalu, kini sudah memasuki minggu kedua. Childe kini bersyukur karena zhongli sudah lebih baik. Zhongli juga sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Membuat childe memutuskan untuk membawa zhongli ke mansion nya.
Awalnya zhongli menolak, namun pada akhirnya dia kesal sendiri dan mau tak mau menerima tawaran childe begitu saja karena childe terus menerus memohon dan terlihat seperti ingin menangis jika di tinggal. Serius, Kaveh saja syok melihat tingkah laku temannya itu saat berada disana.
Penasaran tentang Kaveh? Kaveh sebenernya anak dari pengusaha biasa. Saat dulu bersekolah, dia berteman dengan childe. Namun karena suatu hal, perusahaan sang ayah bangkrut dan dililit hutang yg begitu banyak karena meminjam uang dari rentenir.
Karena depresi berat, sang ayah memutuskan untuk bunuh diri. Tidak cukup sampai disana, ibunya juga malah meninggalkan dirinya sendiri demi selingkuhannya. Benar, kaveh di tinggal.
Kaveh saat itu tidak tau harus melakukan apa. Pergi ke rumah keluarga ayah atau ibunya? Dia sudah melakukannya. Di terima? Tentu tidak, siapa juga yang mau menerima anak yang terlilit hutang orang tuanya? Benar, jika tidak ada orang tua. Maka sang anak yang akan menanggung hutangnya.
Jika mereka menggambil hak asuh dari Kaveh, maka mereka lah yang harus membayar hutang tersebut. Mereka tidak mau, dan Kaveh tidak bodoh sama sekali. Dia berbulan bulan menjadi seorang gelandangan. Dia juga terkadang di kejar kejar oleh rentenir.
Hidup Kaveh benar benar sulit pada saat itu. Dan oleh sebab itu juga dia berhenti sekolah, memaksa dirinya bertahan hidup dengan meminta minta pada orang. Layaknya pengemis kecil. Tak jarang dia akan di marah sekaligus di pukuli ketika ketahuan mencari sisa makanan di tong sampah.
Benar benar masa yang begitu sulit bagi Kaveh. Tapi pada suatu hari, dia tiba tiba bertemu dengan childe di jalan. Beruntung nya, childe mengajak dirinya untuk menjadi bawahannya. Awalnya Kaveh tidak mengerti dan menolak tawaran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Amor [ Tartali ]
Romance[ Modern au ] Tartaglia, anak dari seorang mafia besar di negaranya. Walau pekerjaan gelap orang tuanya itu tergolong rahasia, tapi tetap saja masih banyak orang di luar sana mengincar nyawanya. Namun sebuah kecelakaan membuat kepribadian dan kehidu...