Childe dan zhongli sekarang tengah berjalan di trotoar. Mereka sudah keluar dari stasiun kereta tak lama ini. Kenapa tidak mencari taksi saja? Di pemberhentian terakhir hari sudah larut dan sangat sepi, dan jadilah mereka hanya berjalan sedari tadi. Lagipula bandara sudah tidak jauh, tinggal beberapa langkah saja.
Keduanya awalnya berjalan beriringan, namun makin lama zhongli makin tertinggal. Dirinya sedang menahan sakit yang menjadi jadi di kakinya, dia sesekali meringis. Rasanya zhongli tak mampu lagi berjalan. Dia berhenti, keringat dingin membasahi wajahnya.
Childe yang sudah lumayan jauh berhenti, kemudian membalikkan tubuhnya agar bisa menatap zhongli.
Childe sebenarnya tau dengan kondisi zhongli, tapi dirinya hanya diam menunggu karena ingin mendengar keluhan dari zhongli sendiri. Namun sejak keluar stasiun tadi childe kesal, zhongli terlalu keras kepala sampai tak mau memberitahu dirinya kalau kakinya itu sedang sakit. Membuat childe jadi diam saja sejak itu.
"Ada apa kak..?" Childe bertanya dengan pura pura tak tau.
Zhongli melirik ke arah childe, dia mengigit bibirnya sendiri. Tak bisa menjawab, ingin rasanya menjawab tapi yang ada dirinya hanya akan mengeluarkan rintihan sakit.
"Kak? Kau dengar aku? Aku sedang bertanya padamu.." kata childe sambil mendekat ke zhongli.
Zhongli masih diam. Dia langsung menunduk ketika childe menatapnya dengan tatapan menutut dan juga tajam. Sangat hening, sampai yang terasa hanya hembusan angin dingin yang menusuk tulang saja.
Childe menghela nafas panjang, dia dengan tiba tiba menggendong zhongli dengan ala bridal style. Membuat zhongli terkejut. Tentu keterkejutan itu membuatnya reflek mengalungkan tangannya ke leher childe.
"H-hei..? Turunkan aku. Aku bisa berjalan sendiri, childe!" Kata zhongli, sesekali meronta.
"Diam kak, kau akan jatuh. Kakimu akan bertambah sakit nantinya.." kata childe membuat zhongli terdiam.
Childe kemudian melanjutkan perjalanannya sambil menggendong zhongli. Childe tak bisa menahan senyumnya ketika dirinya menangkap basah zhongli yang sesekali mencuri pandang pada dirinya. Childe jadi gemas sendiri.
"Jangan malu malu kak. Aku tau aku tampan.." Kata childe.
"Kau jelek childe!" Kesal zhongli.
Childe terkekeh pelan. Jelek ya..? Bagaimana bisa dikatakan jelek ketika dirinya saja banyak yg mengagumi? Bukan terlalu pede. Tapi itu fakta. Salah satu contoh adalah seseorang yang sedang membaca cerita ini. Ya kan? Haha~
Childe terus berjalan, dan mereka akhirnya sampai di bandara. Berbeda dengan jalanan yang mereka telusuri tadi, bandara itu lumayan ramai. Banyak orang terlihat menunggu announcement.
Zhongli menepuk bahu childe,"Sudah.. turunkan aku, childe.." Kata zhongli.
Childe menghiraukan suruhan zhongli. Dia berpura-pura tak mendengar, dan malah terus berjalan ke bagian dalam bandara. Membuat beberapa orang yang tadi fokus dengan kegiatan mereka, langsung menatap keduanya.
Sungguh, zhongli merasa malu. Wajahnya memerah sampai telinga. Dia menyembunyikan wajahnya di dada bidang childe sambil mengumpat pelan.
"Woah? Apakah mereka pengantin baru?"
"Romantis sekali~"
"Wah.. Aku kapan ya bisa begitu juga..?"
"Irinya.. mereka sangat serasi!"
"Apakah mereka sedang honeymoon?"
Sial, ini sangat memalukan! Zhongli rasanya ingin berteriak saja. Dia ingin berteriak kalau sebenarnya mereka bukan sedang dalam hubungan seperti itu. Namun tidak bisa. Hal itu akan membuat dirinya lebih memalukan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Amor [ Tartali ]
Romance[ Modern au ] Tartaglia, anak dari seorang mafia besar di negaranya. Walau pekerjaan gelap orang tuanya itu tergolong rahasia, tapi tetap saja masih banyak orang di luar sana mengincar nyawanya. Namun sebuah kecelakaan membuat kepribadian dan kehidu...