Zhongli kini tengah duduk di sebuah sofa panjang bersama Tonia dan Teucer yang sangat menempel pada dirinya. Bagaimana bisa? Entahlah, zhongli mau tak mau ikut dengan dua anak itu karena Teucer yang secara tiba tiba merengek meminta dirinya ikut. Alhasil disini lah dia berada, di sebuah ruangan kerja dari perusahaan ternama di snezhnaya.
Zhongli kini hanya bisa menghela nafas gusar, dia sedang menunggu kedatangan childe sekarang. Karena sebelumnya dia sempat mengirimkan sebuah pesan pada childe, namun sampai sekarang belum ada jawaban sama sekali dari childe. Membuat zhongli jadi merasa tak nyaman dan takut. Dia terus terusan menatap ke ponselnya.
Ketakutan zhongli itu terlihat sangat jelas di mata ayahnya Teucer. Membuat pria berumur itu berdiri dari duduknya di kursi kerja dan mendekati pada zhongli. Menatap dengan tatapan sedikit janggal.
"Hei nak, kau tak apa?" Tanya pria itu, dirinya terlihat hendak memegang bahu zhongli.
Zhongli yang sebelumnya memandang ponselnya seketika sadar dan langsung menepis tangan pria itu dengan kuat. Mata zhongli membulat dan kini tubuhnya juga ikut gemetar. Sialan, disaat saat seperti ini dirinya jadi teringat sesuatu yang menjijikkan itu.
"Ada apa nak..? Kenapa?" Tanya pria itu dengan bingung. Mengusap telapak tangannya sendiri yang terasa sakit karena di tepis kuat tadi.
"J-jangan mendekat tuan.." suara zhongli bergetar.
Pria berumur itu diam beberapa saat ketika melihat reaksi yang di berikan oleh zhongli. Tatapan yang semula terlihat penasaran pada zhongli, kini berubah menjadi pandangan merendahkan dan tiba tiba saja menggukung zhongli di bawah kendali nya. Membuat zhongli seketika berontak dengan kuat.
Teucer dan tonia yang melihat itu segera mendekat ke kedua nya dengan takut takut.
"A-ayah.. ayah mau apa.. lepaskan kakak cantik?!" Kata teucer sambil menarik narik baju kerja sang ayah agar bisa menjauh dari zhongli.
Pria berumur itu sedikit melirik ke arah teucer ketika dia berhasil menahan kedua lengan zhongli. Dan memberi tatapan tajam kepada kedua anaknya itu.
"Teucer.. tonia.. lebih baik kalian ke ruangan kalian sekarang." Katanya dengan nada sedikit mengancam.
"Ayah–!" Bukan teucer yang berteriak, tapi tonia. Gadis itu menatap marah ayahnya sendiri.
Membuat keheningan yang sangat mencekam di dalam ruangan itu terjadi. Pria itu menatap kedua anaknya dengan tatapan marah. Mengabaikan rintihan sakit dari zhongli yang terdengar memilukan.
"Kalian benar benar ingin di hukum rupanya–"
Brak-!
Pintu ruangan yang awalnya tertutup, kini di buka lebar lebar oleh seseorang yang zhongli kenal, yaitu childe. Nampak sekali nafasnya tersengal-sengal sehabis berlari. Netra tajamnya tengah mencari seseorang yang dia cari. Matanya membulat nanar ketika menemukan seseorang yang dia cari dikukung dengan paksa di hadapannya.
Semua orang menatap ke arahnya dengan tatapan kaget. Tak terkecuali zhongli yang dari tadi terus menangis dan meronta untuk berontak pada pria tua yang ada di hadapannya.
"Childe! T-tolong aku..!" Kata zhongli, masih dengan suara yang bergetar.
"Childe.. hiks! Tolong..! Childe!!"
Dengan cepat, childe langsung menerjang pria berumur itu. Mencakar dan mendorong nya menjauh dari zhongli. Menutup zhongli dengan tubuh nya sendiri, lalu menggeram tak suka layaknya hewan liar. Benar benar liar.
Pria berumur itu berwaspada pada childe. Ia mundur lumayan jauh dari childe, kemudian menatap childe dengan sangat datar. Terlihat sangat tak suka dengan sifat childe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Amor [ Tartali ]
Lãng mạn[ Modern au ] Tartaglia, anak dari seorang mafia besar di negaranya. Walau pekerjaan gelap orang tuanya itu tergolong rahasia, tapi tetap saja masih banyak orang di luar sana mengincar nyawanya. Namun sebuah kecelakaan membuat kepribadian dan kehidu...