Chapter 18

521 65 33
                                    

Setelah pertemuan itu, keduanya sering bermain bersama di dalam rumah jamur kecil. Bukan benar benar bermain sih, karena zhongli lah yang mengajarkan anak muzzle itu semua hal. Entah itu dari permainan, pelajaran dan hal lainnya.

Bukan karena apa, hanya saja zhongli kebingungan ketika berbicara dengan anak muzzle itu. Dia nampak tak tau apa apa. Tidak tau caranya menulis, menghitung dan juga bermain hal kecil lainnya.

Lagipula anak muzzle itu tidak pernah lagi menyerangnya. Jadi zhongli dengan senang hati mengajari berbagai hal pada anak muzzle itu.

Kini lengan zhongli mengeluarkan sebuah kertas bekas dan pulpen dari saku celana nya, lalu memberikan nya pada anak muzzle itu.

Anak muzzle itu hanya diam, nampak raut kebingungan ketika diberi kertas polos itu. Zhongli yang paham, langsung menjelaskan apa yang harus dia lakukan.

"Kau ingat bukan kemarin yang kita pelajari..? Tentang menulis huruf.. nah coba tulis sesuatu lagi!" Kata zhongli kecil, memberi senyuman manis nya pada anak muzzle itu.

Anak muzzle tidak menjawab zhongli sama sekali, namun tangannya mengambil pulpen dan kertas tersebut. Dia mulai mencoba menulis tanpa berbicara sepatah katapun.

Selagi anak muzzle itu menulis, tangan kecil nya mengambil sebuah kotak makan yang dia bawa. Isinya ada beberapa buah buahan disana. Zhongli kemudian membawa beberapa potong apel untuk di makan bersama, kemudian beralih menatap ke arah anak muzzle yang tengah sibuk menulis kata.

"Kau menulis apa?" Tanya zhongli.

Tidak ada jawaban dari anak muzzle itu, namun dia langsung menunjukkan tulisannya pada zhongli.

Zhongli mengerinyitkan dahi nya bingung, sama sekali tidak mengerti apa maksud dari tulisan anak muzzle tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zhongli mengerinyitkan dahi nya bingung, sama sekali tidak mengerti apa maksud dari tulisan anak muzzle tersebut.

"Suka..? Kau suka apa..?" Tanya zhongli, kini dia beralih menatap anak muzzle itu.

Anak muzzle hanya diam, sangat lama. Tak merespon apapun sama sekali. Membuat zhongli mendengus kesal.

Kali ini zhongli bertanya lagi,"yang di bawah itu maksudnya apa..?"

Namun hasilnya sama seperti tadi. Tidak ada jawaban sama sekali. Hanya hening saja yang menyelimuti.

Sebenernya zhongli sudah terbiasa, karena memang dari awal anak muzzle itu tidak berbicara apapun. Ya, dari awal bertemu. Jadi, dalam seminggu penuh hanya zhongli lah yang berbicara panjang lebar pada anak muzzle itu.

Kalian ingat saat pertama kali keduanya bertemu? Awalnya mereka memang canggung dan menjaga jarak, namun sekarang keduanya sering duduk berdekatan.

Kadangkala zhongli berbicara tentang masalah keluarga nya di rumah. Sedangkan anak muzzle itu hanya mendengarkan sambil terus menatap zhongli.

Zhongli sebenernya cukup senang karena dia bisa bercerita dan berkeluh kesah pada anak muzzle itu, tapi dia juga terkadang kesal karena rasanya dia hanya berbicara dengan tembok saja. Benar benar mengesalkan, pikir zhongli.

Mi Amor [ Tartali ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang