Chapter 19

620 61 53
                                    

Zhongli tidak pernah kembali lagi setelah memberi nama untuk anak muzzle itu. Biasanya, zhongli akan pulang ketika hari sudah larut dan akan kembali saat siang hari. Tapi ini sudah terhitung 4 hari zhongli tidak bertemu dengan anak muzzle itu, ah atau yang bisa kita kenal sekarang adalah childe.

Dan itu membuat childe cemas. Haruskah dia mengecek keluar? Tapi dia sama sekali tidak tau dimana zhongli tinggal. Childe juga sedikit takut, bagaimana kalau dia di tangkap orang orang dari ayahnya? Dia tidak mau. Dia masih ingin bersama zhongli.

Jujur saja, childe baru pertama kali bertemu seseorang yang sangat baik seperti zhongli. Pertama kali setelah lebih dari 10 tahun. Zhongli selalu tersenyum lembut padanya. Childe sebenarnya tidak terbiasa karena biasa dirinya selalu di pandang rendah layaknya hewan peliharaan oleh para pengawas dan juga ayahnya.

Zhongli juga selalu membawakan makanan saat dia kembali pada dirinya. Awalnya, childe ragu memakan makanan yang di bawah zhongli. Karena apa? Dia masih trauma karena biasanya pengawas memberi racun pada makanannya. Alasan diberi racun? Kata Adrian agar dirinya bisa kebal terhadap racun.

Terkadang zhongli mengajarkan dirinya segala hal tentang pelajaran, entah itu berhitung, menulis, sejarah negara, dan masih banyak lagi. Childe yang di ajarkan begitu hanya menyimak saja. Dia paham setiap penjelasan dari zhongli.

Dan yah, muzzle yang menjerat wajahnya childe juga sebenarnya sudah di lepas oleh zhongli. Awalnya terasa canggung bagi childe melepaskan muzzle itu, karena dulu para pengawas mengatai dirinya buruk rupa. Walau childe tau, yang dikatakan para pengawas salah. Bagaimana dirinya tau? Zhongli saja bilang kalau dirinya tampan, haha.

Lambat laun, childe semakin melunak pada kebaikan yang zhongli berikan pada dirinya. Semakin hari childe mulai yakin kalau dirinya hanya boleh percaya pada zhongli seorang saja. Childe akhirnya mulai mau berbicara pada zhongli.

Hari hari setelah keduanya berinteraksi begitu banyak, membuat childe mulai berkeinginan untuk memiliki zhongli. Terkadang setelah zhongli pergi dari tempat persembunyian mereka, childe selalu berpikir bagaimana jika dia hidup bersama zhongli.

Hidup berdua. Hanya childe dan zhongli saja, tidak ada orang lain. Jika ada yang berani merebut zhongli dari dirinya, maka dia akan membunuh orang itu seperti biasanya dia membunuh para pengawas itu. Membunuh adalah perkara yang mudah bagi childe, apalagi itu demi menjaga seseorang yang ingin dia miliki.

Mungkin perasaannya yang sekarang adalah bentuk rasa ‘cinta’ yang ada di cerita zhongli kemarin. Benar kan..?

Childe yang sebelumnya merasa begitu khawatir pada zhongli, kini coba menghilangkan rasa khawatir nya itu dengan menulis nama zhongli di lengannya dengan pulpen yang zhongli tinggalkan. Tak butuh waktu lama, tangan childe mulai penuh dengan tulisan nama zhongli yang acak acakan.

Childe menghela nafas panjang, dia sesekali melirik ke arah pintu kecil rumah jamur itu. Hari sudah gelap, terlihat juga salju mulai turun. Sepertinya akan ada badai salju.

Baru childe ingin menulis nama zhongli di kaki nya, tiba tiba terdengar suara lembut yang memanggil diri nya. Membuat childe menoleh.

Mata childe melebar, begitu terkejut ketika ternyata yang memanggil nya adalah seseorang yang dia tunggu tunggu sejak kemarin. Benar, itu adalah zhongli.

"Astaga.. kenapa kau menulis namaku di tangan dan kaki mu?" Tanya zhongli. Ah, childe benar benar merindukan suara zhongli yang berbicara begitu lembut pada dirinya.

Kerinduan nya itu membuat childe kemudian tanpa sadar berjalan ke arah zhongli dan langsung memeluk tubuh zhongli.

Tentu zhongli jadi sedikit kebingungan karena tiba tiba di peluk seperti itu. Namun keterbingungan itu seketika hilang saat dirinya merasa kesakitan. Membuat zhongli menjerit sakit tanpa sadar.

Mi Amor [ Tartali ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang