Chapter 12

958 130 77
                                    

Trigger Warning-!!


*Flashback on

Seorang anak dengan tubuh kecil sedang bermain mainan balok. Anak itu terlihat seperti berusia 6 tahun. Sesekali tawaan kecil terdengar dari anak itu, dia membuat sebuah menara tinggi dengan mainan berwarna warni tersebut.

Tangan mungil anak tadi mencoba mengambil balok lain yang berwarna merah, namun gapaian tangan itu tak sengaja menyenggol balok yang sudah menjulang tinggi tadi. Membuat anak itu terdiam sesaat ketika mainannya jatuh berantakan, lalu kemudian menangis.

Tangisan anak itu membuat pria yang dari tadi memang ada di sebelahnya mengerang tak suka. Pria itu menatap bengis anak tadi, dia mematikan puntung rokoknya lalu mendekat secara perlahan.

Baugh-!

Anak yang menangis tadi tersungkur akibat di tendang dengan lumayan kuat. Tangisan nya berubah menjadi rintihan kesakitan, anak itu terlihat kesulitan bernafas dan meringkuk memeluk tubuhnya sendiri.

"Kau terlalu berisik..!" Kata pria tadi.

Pria itu ingin menghajar anak itu lagi, tapi tertahan ketika seorang wanita datang memeluk pria tadi. Menahan agar tak memukul anaknya lagi.

"A-apa yang kau lakukan?! Berhenti!" Kata wanita itu.

"Sialan, menyingkir dari ku! Anakmu itu sangat menggangu!" Walaupun pria itu berteriak, wanita tadi tetap berusaha menahan tubuh pria tadi.

Wanita itu menangis,"D-dia hiks bukan hanya anakku hiks.. dia anakmu juga..!"

Anak dengan rambut hitam dengan gradasi berwarna coklat itu masih meringkuk, tubuhnya bergetar hebat. Tangan mungilnya mencengkram dadanya kuat, dia sangat ketakutan.

~•~•~

"Zhongli, dimana kau sembunyikan mora ibumu..?"

Pertanyaan pria tua itu sama sekali tak di gubris oleh lawan bicaranya. Anak berusia 10 tahun itu menunduk, ia terlihat tak mau berbicara apapun selain berdiam diri saja. Sangat hening di dalam rumah itu.

Pria yang berbicara padanya–sang ayah–tadi berdecak kesal, ia mendekat ke arah zhongli lalu menjambak rambut coklatnya. Membuat zhongli meringis kesakitan. Sangat sakit karena jambakan sang ayah membuat beberapa helai rambut nya terlepas.

Plakk–!!

Baru zhongli ingin menahan jambakan dari sang ayah. Namun itu tak sempat karena ayahnya sudah menampar wajahnya dengan kuat. Membuat dirinya yang dari tadi berdiri menjadi jatuh tersungkur. Wajah zhongli terlihat memerah dan memar karena tamparan itu.

Duagh!!

Lagi. Belum sempat zhongli bergerak satu inci pun dari jatuhnya, tiba tiba dia mendapat serangan lagi. Sang ayah menendang perutnya hingga membuat dirinya terpental ke sudut ruangan. Zhongli gemetar ketakutan akibat serangan itu. Rasa sakit yang teramat menjalar di perutnya.

"Masih tak mau berbicara huh? Jika kau tetap tak mau berbicara, aku akan menghajar ibumu juga nanti!" Kata sang ayah dengan penuh ancaman.

"J-jangan.. jangan...!" Kata zhongli terbata bata.

Zhongli duduk di sudut ruangan lalu memeluk kedua lutut kakinya dengan erat. Tubuhnya masih gemetar, pandangan nya pun sangatlah kosong. Suara zhongli ikut bergetar karena rasa takut yang berlebihan.

Mi Amor [ Tartali ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang