Chapter 17

582 70 40
                                    

*flashback on

(trigger warning!!) Mohon bijak dalam membaca🦅

Seorang anak laki laki dengan rambut berwarna coklat terang bersimpuh di lantai yang dingin. Tubuhnya sesekali menggigil kedinginan karena terkurung di balik ruangan hitam yang begitu sempit. Takut, dia sangat takut karena di kurung seperti ini.

Ketakutan anak itu juga semakin bertambah ketika melihat pergelangan tangannya. Kalian bertanya kenapa? Di pergelangan tangannya begitu banyak luka bekas suntikan.

Anak itu sama sekali tidak tau kenapa dia harus di suntik dengan cairan cairan aneh oleh seorang dokter. Setiap kali cairan itu masuk ke dalam tubuhnya, maka dia seringkali akan mengalami sesak nafas dan juga mati rasa.

"Aku takut.. kapan ayah mengizinkan ku keluar.." lirihnya, tubuh kecil itu nampak gemetar. Bukan karena takut, namun karena dia merasa lapar. Dirinya belum diberi makan selama 3 hari, hey..

•~•~•

Seorang anak berusia 10 tahun dengan muzzle di wajahnya, menggeram dan mulai menyerang salah seorang pengawas yang datang untuk membawa makanan. Lengan kurus itu memecahkan gelas kaca yang berisikan air, kemudian menggunakan kaca itu untuk menyerang sang pengawas.

Dengan membabi buta, dia terus menerus menancapkan serpihan beling itu ke tubuh sang pengawas. Mengabaikan rintihan sakit dari pengawas itu sebelum kemudian mati kehabisan darah.

Meninggalkan bercak darah yang memenuhi wajah dan baju anak itu. Tatapan yang begitu tajam dan begitu liar terlihat begitu jelas.

Setelah 5 tahun terkurung di ruangan sempit itu, anak yang begitu ketakutan di tinggal sendiri di ruangan gelap itu kini berubah menjadi begitu liar.

Semuanya, dia tau semua hal gelap dari balik ruangan ini. Entah itu budak, obat obatan, senjata dan hal lainnya. Bagaimana anak itu bisa tau? Itu terjadi ketika seorang pengawas memberi nya makanan untuk dimakan. Nah di saat seperti itu lah terkadang dirinya melihat beberapa pengawas lain menggeret para budak untuk di lelang di pasar gelap.

Ddrrrrtttt!

"Aakhhh!!!" Anak itu berteriak kesakitan ketika tiba tiba tegangan listrik menyetrum tubuhnya. Membuat anak itu kemudian jatuh tersungkur dan tidak bisa bergerak sama sekali.

Anak itu kemudian dengan sengit menatap seorang dokter yang dulu sering menyuntikkan ramuan aneh pada tubuhnya. Dokter itu tersenyum remeh sambil memegang stun gun nya.

"Oh ya ampun.. kau membunuh lagi, bocah? Astaga.. ini sudah yang ke 109 kalinya kau membunuh." Kata dokter itu. Tertera di nametag nya kalau dokter itu bernama Dottore.

Dottore berjongkok di hadapan anak itu, tertawa senang ketika melihat reaksi sinis dari anak itu.

"Kau harusnya makan makanan mu, jangan malah membunuh para pengawas itu.. haha~" kata dottore lagi, dia kemudian menampar wajah anak itu dengan kuat.

Anak itu meringis sakit, sungguh omong kosong memuakkan. Menyuruhnya untuk makan? Bagaimana dia bisa makan jika setelah makan dia akan langsung muntah darah? Benar, anak itu di beri racun pada makanan yang dibawakan oleh pengawas setiap kali nya.

Setiap hari dosis racun yang di berikan oleh pengawas akan selalu bertambah. Dan itu benar benar menyakitkan.

"Kau harus di disiplinkan karena terus melawan, bocah.." kata dottore.

Dottore kemudian memanggil beberapa pengawas lain untuk menahan tubuh anak itu. Menghajar tubuh anak itu hingga membiru. Anak itu terus berteriak kesakitan, nafasnya pun terengah engah.

Mi Amor [ Tartali ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang