Chapter 23

205 17 16
                                    

*Beberapa minggu kemudian.

Vroom vroom..

Bunyi sebuah mesin mobil terdengar menuju ke sebuah konstruksi bangunan yang terbengkalai. Mobil itu terlihat berhenti di dekat mobil lain yang nampaknya sudah terparkir lama disana.

Dan tak lama kemudian, seorang pria berumur keluar dari mobil yang baru datang itu bersamaan dengan dua pengawalnya. Dia nampak memandangi mobil sang lawan secara seksama, membuat seorang pemuda ikut keluar dari mobil itu. Memberikan senyum tipis sambil memandangi pria berumur tadi.

"Anda.. tuan muda childe..?" Tanya pria berumur itu.

Sang pemuda menggeleng pelan,"Maaf.. saya adalah asisten tuan muda Childe, nama saya Kaeya.." jawab pemuda tadi.

"Anda tuan Lauwick..?" Lanjut Kaeya bertanya.

Sang pria berumur itu berdehem, mengangguk untuk menjawab pertanyaan Kaeya. Kaeya kemudian mengangguk paham.

Lauwick nampak memandang Kaeya dengan tatapan tajamnya,"Hey nak.. aku harap, pertemuan kita ini benar benar untuk membahas kerjasama saja." Kata Lauwick tiba tiba.

Kaeya yang mendengar itu kemudian tertawa pelan, merasa lucu dengan perkataan Lauwick. Memang benar, pertemuan ini sebenarnya sudah di rencanakan beberapa minggu yang lalu. Pertemuan yang menjanjikan sebuah kerjasama antar perusahaan, namun kenyataannya itu hanya kebohongan saja.

Tentu itu adalah rencana yang di buat oleh childe. Asumsi nya benar, tuan perusahaan xianli itu hanya mau bertemu jika membahas tentang kerjasama. Nampak sekali pria berumur itu tergila gila dengan uang.

Dan tentunya pria seperti itu sangat mudah di tebak jalan pikirnya oleh childe. Kenapa? Karena dia memiliki contoh nyata dan pastinya lebih gila. Bisa kalian tebak itu siapa? Haha binggo, sang ayah kandung nya sendiri-Adrian.

"Aku tidak tau kalian punya tujuan apa, tapi jika kalian berani macam macam maka akan ku buat kalian terkurung di jeruji besi." Ancam Lauwick.

Kaeya masih pada senyuman nya,"Bagaimana mungkin kami mempunyai niat jahat? Apa anda meragukan kami?" Tanya Kaeya sambil menyerahkan lembar kontrak kerjasamanya untuk di tandatangani.

Lauwick mengambil pena yang ada di saku bajunya, dia kemudian dengan cepat mengambil lembar kontrak itu untuk langsung di tandatangani.

Rahang Lauwick mengeras, dia merasa kesal pada Kaeya. Kenapa? Karena dari sudut pandang yg dia lihat, Kaeya nampak begitu angkuh. Dia sama sekali tidak suka pada anak muda yang begitu angkuh. Dan itu tentu saja membuat Lauwick kesal, dia tidak mau berurusan terlalu lama dengan anak muda yang angkuh.

Membuat Lauwick jadi terburu buru sampai tidak membaca apa saja yang ada di peraturan kerjasama tersebut. Kaeya yang melihat itu hanya terkekeh pelan.

"Tuan.. tidak perlu terburu-buru, saya bisa menunggu.." Kata Kaeya, sedikit mendengus ketika Lauwick memilih abai dan langsung memberikan lembar kontrak kerjasama tadi.

"Kontrak sudah ku tandatangani, jadi pertemuan hari ini sudah selesai. Aku sibuk, nak.. jadi aku tidak bisa membuang waktu." Kata Lauwick setelah menyimpan kembali pena nya.

"Wah, anda cepat sekali.. apa anda yakin sudah membaca kontraknya dengan teliti? Barangkali ada kesala–"

Belum selesai Kaeya berbicara, Lauwick langsung memotong perkataan nya dengan nada kesal,"Tidak ada kesalahan. Bocah angkuh seperti mu tau apa?"

"Angkuh? Sejak kapan saya berlagak angkuh, tuan?" Tanya Kaeya.

Lauwick menggeram kesal,"Aku sering melihat yang seperti mu, tentu saja aku tau. Dan itu sangat menjengkelkan." Lauwick kini memandang Kaeya dari atas sampai bawah, melemparkan pandangan yang begitu merendahkan.

Mi Amor [ Tartali ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang