011 ARSY-AG [ MOCHI ]

49 10 4
                                    

"Assalamualaikum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Assalamualaikum.." Syahila membuka pintu rumah yang tak terkunci itu.

Tak ada seorang pun yang menjawab, pasang mata nya mulai memperhatikan seluruh ruangan yang ia masuki. Dan tepat di sebelah kanan, ia melihat punggung seorang laki-laki yang sedang duduk di sofa menghadap televisi. Laki-laki berambut hitam dan berbadan kekar itu, tentulah Arion.

"Kak?" Perlahan langkah Syahila menghampiri Arion dengan rasa sedikit gugup, jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya, kali ini Syahila benar-benar takut jika Arion akan memarahi diri nya karena pulang terlalu sore.

"Assalamualaikum.." Salam Syahila lalu mencium punggung tangan Arion. Syahila melirik wajah Arion yang sangat fokus menonton televisi tapi dengan tatapan tajam nya, apakah laki-laki itu sama sekali tidak bisa terlihat santai? Bahkan saat menonton televisi saja tatapan nya seperti singa yang sedang menerkam mangsa nya.

"Waalaikumussalam.."

"M-maaf ya, Kak, aku pulang kesorean." Tutur Syahila merasa bersalah, ia sadar jika hal yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Beberapa detik Syahila berdiam diri sambil menunggu Arion berbicara, tapi ternyata laki-laki itu tampak acuh.

Syahila menghela nafas pelan, "A-aku bersih-bersih dulu ya, Kak?" Arion berdeham seakan mengIyakan.

Saat Syahila ingin menuju tangga, tiba-tiba ia mendengar kebisingan beberapa barang di dapur, seperti ada yang sedang mengerjakan sesuatu di dapur, tapi siapa? Bukan kah rumah ini hanya di huni oleh Syahila dan Arion saja?

"Kak, itu di dapur siapa, ya? Kok berisik?" Tanya Syahila terheran-heran.

"Bu Ani, dia yang akan jadi art di sini, biar lo gak perlu capek-capek dan terbebani dengan pekerjaan rumah setiap hari." Jawab Arion menjelaskan.

Syahila mengernyitkan dahi nya dengan perasaan sedikit tersinggung, tapi lagi-lagi kalimat istighfar lah yang menjadi pereda emosi nya. "Astaghfirullah,"

"Maaf, Kak, tapi aku gak merasa capek dan terbebani kok sama pekerjaan ku di rumah, jadi kenapa harus pakai jasa Art?"

Arion menoleh dengan tatapan dingin nya, "Gak usah banyak protes, ini juga atas perintah Umma. Tadi Umma ke sini,"

"Umma? Ada Umma di sini?" Lagi-lagi Syahila mengernyitkan dahinya sembari berusaha mencerna perkataan suami nya. Perempuan yang terkenal pintar, cerdas, gesit, dan tidak peka-an ini memang terkadang menjadi salah seorang yang paling lemot. Jadi Tolong di maklum kan.

Syahila berlari ke arah dapur untuk menghampiri sang mertua sambil melihat siapa sebenarnya Bu Ani itu, dan apa yang sedang Bu Ani kerjakan di dapur.

Syahila melangkah ke dapur, pasang mata nya memperhatikan seluruh ruang dapur, mencari Aisyah. Namun ternyata yang sedang berada di dapur sambil mencuci piring itu hanya satu orang yang terlihat asing bagi Syahila.

ARSYA -AFTER GEVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang