Chapter 6

317 47 6
                                    

Ceklek

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Tiara melangkahkan kakinya ke ruang keluarga dengan telinganya menangkap suara yang dikenalnya.

"Eh, Om, Tante?"

"Duduk, sayang," seru Papa Ali. Terlihat di sana juga ada Anrez yang tengah duduk di samping sang papa.

Tiara menuruti perintah sang papa dan duduk di sampingnya. "Kok enggak ngabarin Yaya ada Om sama Tante?"

"Aku juga tiba-tiba dibetot ke sini, Ra," sahut Anrez mengundang tawa mereka.

Tangan Papa Ali terangkat mengelus lembut kepala Tiara. "Kalian akan menikah minggu depan."

Bagai disambar petir, Tiara melebarkan kedua bola matanya terkejut. Apa-apaan ini? Bukannya mereka sudah sepakat kalau minggu depan akan melangsungkan acara tunangan terlebih dahulu?

"Kok nikah sih, Pa? Kan rencananya kita mau tunangan dulu."

"Lebih baik kalian langsung menikah aja, Nak. Enggak baik," kata Ayah Evan.

Tiara melihat ke arah Anrez yang masih diam, tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

"Kak."

Anrez langsung menatap Tiara saat gadis itu memanggilnya dengan sapaan 'Kak' bukan 'Mas' seperti biasanya.

"Kamu setuju?" tanya Tiara.

Anrez mengangguk. "Aku setuju."

Tiara menghela napasnya. "Tapi aku belum siap, Pa, Om, Tan. Menikah itu perlu mental yang siap buat aku. Apalagi nanti pasti kehidupanku bakal berbeda 180°. Aku belum siap."

"Kamu punya waktu satu minggu, Tiara."

•••

Tiara menghela napasnya kasar melihat notifikasi pada ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiara menghela napasnya kasar melihat notifikasi pada ponselnya. Kini ia berada di rumah Anin bersama dengan Ale, Nala, dan Kinan. Tiara melarikan diri ke rumah Anin karena sudah dapat dipastikan Anrez tidak akan mengetahui keberadaan rumah ini.

"Kenapa sih, Ya? Buruan cerita, gue udah penasaran setengah mati," desak Ale karena sejak tadi, Tiara tidak mau cerita sedikitpun.

"Tadi gue dipanggil Papa ke rumah. Ya gue ke rumah lah, mana tau Papa kangen kan sama gue. Gue juga kangen sama Papa. Terus pas udah sampe, gue denger suara yang familiar banget, taunya itu Ayah sama Bunda-nya Mas Anrez. Mas Anrez juga ada di sana."

"Terus-terus?" tanya Ale.

"Papa bilang, minggu depan gue nikah."

"HAH?" pekik Kinan terkejut.

"WHAT THE FUCK DEMI APA?" teriak Anin.

Marry You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang