Chapter 12

231 35 7
                                    

Di sinilah Tiara berada. Di rumah papanya. Sejak menemukan foto Anrez dan Rania yang terlihat sangat mesra, Tiara memutuskan untuk pergi ke rumah papanya dengan membawa satu koper yang berisi keperluannya.

Ting nong

Ceklek

"Loh, Yaya?"

Tanpa membalas sang papa, Tiara langsung menghambur ke pelukan Papa Ali. Pecah sudah tangisannya di dalam pelukan hangat sang papa.

"Sayang, kenapa nangis?" tanya Papa Ali sambil menepuk-nepuk punggung anak gadisnya.

"Papa ..."

"Iya, sayang. Papa di sini. Kita masuk dulu, yuk. Nanti cerita di dalem, ya. Sini Papa bawain kopernya."

"Ya Allah, Nak," sambung Papa Ali. Raut khawatirnya sangat kentara sekali di wajah beliau.

Papa Ali menggandeng Tiara masuk ke dalam rumah dan mendudukkannya di sofa ruang tengah.

"Sini Papa peluk lagi. Yaya masih mau nangis, kan?"

Papa Ali kembali menarik tubuh mungil putrinya ke dalam pelukannya. Memberikan seluruh kasih sayangnya kepada Tiara, berharap hal itu membuat anak gadisnya lebih tenang.

Ah, hatinya terasa sakit melihat Tiara datang ke rumahnya dengan kondisi tidak baik-baik saja. Siapa yang baru menyakiti putri kesayangannya?

"Papa ..." lirih Tiara.

"Iya, sayang?" balas Papa Ali lembut.

"Kak Anrez jahat."

"Jahat kenapa, Nak?" tanya Papa Ali.

Tiara melepaskan pelukannya dari sang papa. Tangannya menggeledah isi tasnya. Mencari foto yang baru saja ia temukan di ruang kerja Anrez.

"Itu Rania. Cewek yang lagi satu projek sama Kak Anrez sekarang, Pa. Aku tau Rania karena pernah Kak Anrez ceritain secara singkat soal partner kerjanya sekarang."

"Waktu itu Kak Anrez bilang, dia temennya dan mau kerja sama. Tapi kalau diliat dari foto itu ..."

"Itu bukan Kak Anrez yang sekarang. Kayaknya foto itu udah lama. Kira-kira dulu Rania siapanya Kak Anrez? Mantannya kah, Pa?"

"Nak ..."

"Akhir-akhir ini juga Kak Anrez engga pulang ke rumah, Pa. Kak Anrez jarang kasih kabar ke aku. Aku enggak tau sekarang Kak Anrez ada di mana dan lagi apa."

"Yaya, Papa—"

"Oh iya, Papa," potong Tiara. Ia mengambil satu benda lagi yang ada di dalam tasnya dan langsung memberikannya kepada Papa Ali.

Testpack garis dua.

"Yaya hamil."

•••

Shaka berdiri di depan rumah papanya sambil memegang ponsel. Ibu jarinya tengah mencari nama Anrez di kontaknya untuk ia hubungi.

Tanpa Tiara dan Papa Ali sadari, Shaka sudah berdiri di sana mendengar percakapan keduanya. Mendengar semua cerita Tiara sampai Shaka mengetahui kalau adiknya tengah hamil.

 Mendengar semua cerita Tiara sampai Shaka mengetahui kalau adiknya tengah hamil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marry You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang