Anrez dan Tiara sudah kembali ke mobil lagi setelah berbelanja kebutuhan mereka di rumah dan di apartemen. Kini Anrez tengah memperhatikan Tiara yang sedang asyik memakan donat JCO yang tadi mereka beli sebelum kembali ke mobil.
"Enak, sayang?" tanya Anrez. Tangannya tergerak membersihkan krim yang mengotori area bibir Tiara.
"Enak. Kamu enggak makan, Kak?"
"Nanti aja. Aku udah kenyang liat kamu makan," jawab Anrez.
"Oh, iya," seru Tiara saat suapan terakhir donatnya sudah masuk ke dalam mulut. Ia mengambil paper bag kecil yang berada di atas dashboard kemudian memberikannya kepada Anrez.
"Ini diaaa, jam tangan buat Kak Anrez," ujar Tiara antusias.
Anrez tersenyum manis sambil menerima paper bag tersebut. "Kenapa tiba-tiba kepikiran beliin aku jam tangan, sayang?"
"Enggak apa-apa sih. Pengen aja beliin kamu sesuatu. Soalnya hari ini kamu udah beliin aku banyak baju, terus make up, beliin tas sama sepatu juga. Jadi aku pengen beliin kamu juga. Maaf, ya, Kak, aku belinya jam tangan aj—"
"Enggak usah minta maaf. Aku suka," potong Anrez.
"Aku belum selesai ngomong," kesal Tiara seraya memajukan bibirnya.
Cup
"IHHH??!!!"
"Apa? Kamu manyun-manyun, minta dicium, kan?" balas Anrez santai.
Tiara berdecak kesal. "Buka deh," serunya.
Anrez mengangguk kemudian ia mengeluarkan kotak jam tangannya jadi paper bag lalu membukanya. Biar matanya seketika berubah saat melihat jam tangan hasil pilihan Tiara.
"Waahhh, bagus banget, sayang."
"Suka?" Anrez mengangguk. Ia mengeluarkan jam tangannya lalu langsung memakainya tepat di pergelangan tangan kirinya.
"Bagus. Enggak salah aku pilih."
"Makasih, sayang. Peluk boleh?"
Tiara mengangguk. Ia merentangkan kedua tangannya yang langsung dibawa oleh Anrez ke dalam dekapannya.
"Thank you, love."
"Makasih juga, Kak. Aku seneng banget hari ini."
Anrez mengelus pundak Tiara sesekali beralih pada puncak kepala sang istri. Ia kemudian mencium kening Tiara beberapa kali.
"Udah napa? Banyak amat diciumnya?"
"Biarin," balas Anrez lalu melanjutkan kegiatannya mencium kening Tiara.
Drrtt drttt
"Kaakkk, ada telepon. Lepas duluuu," seru Tiara saat ia merasakan getaran dari dalam tasnya.
"Ah, ganggu aja," omel Anrez namun ia tetap melepaskan pelukannya. Tiara langsung membuka tasnya dan mengeluarkan ponselnya.
Anin is calling..
"Ya ..."
"Kenapa? Kok gitu suaranya?"
"Lo lagi sama Kak Anrez enggak?"
"Iya. Kenapa emang?"
"Gue sebenernya enggak mau ngasih tau lo, tapi lo harus tau."
"Kenapa sih, Nin?"
"Lo sama Kak Anrez trending di twitter, Ya. Ngebahas soal kehamilan lo."
"Hah?"
"Ya, are you okay kalau misalkan liat twitternya? Gue yang bacanya aja sakit hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry You ✓
Fiksi RemajaSeorang gadis yang berprofesi sebagai penyanyi, model, sekaligus pemain film itu baru saja pulang dari Paris. Tiba-tiba saja sang papa memberi tahunya tentang keputusan sepihaknya. Tiara akan dijodohkan oleh laki-laki pilihan sang papa. Bagaimana na...