Two months later...
Tiara menutup pintu kamar mandi dan menguncinya. Ia sudah telat haid selama 5 hari, jadi Tiara memutuskan untuk mengecek.
Kalau boleh jujur, Tiara sebenarnya masih trauma dengan kejadian yang lalu. Namun, seperti yang sudah ia sepakati dengan dirinya sendiri, apapun yang sudah terjadi, biarlah menjadi masa lalu. Namun rasanya tetap saja trauma.
"Oke, Tiara. Lo bisa. Lo udah enggak perlu meragukan apapun lagi. Kalau misalkan hasilnya positif, itu artinya Allah kasih lo sama suami lo rezeki. Insya Allah, semoga kali ini bener-bener rezeki gue sama Kak Anrez. Tapi kalau hasilnya negatif, mungkin Allah kasih waktu lo sama Kak Anrez buat pacaran lebih lama lagi. Oke? Oke," ucap Tiara yang tengah berusaha meyakinkan dirinya sendiri.
Tanpa memikirkan apapun lagi, Tiara pun segera mengecek. Di tangannya sudah ia genggam dua buah testpack. Tiara akan menggunakan keduanya untuk mengecek.
"Anjir, deg-degan," kata Tiara yang tengah menunggu hasil dari alat pengecek kehamilan itu.
Tiara meraih testpack itu kemudian segera melihat hasilnya. Sontak ia menutup mulutnya saat melihat hasilnya. Positif?
"Hah? Demi Allah? Gue hamil?"
Tok tok
"Sayang? Kamu ngapain di kamar mandi kok lama banget?"
Ceklek
"Mas ..."
Tanpa menjelaskan apapun, Tiara langsung menubruk dada bidang milik Anrez dan menyandarkan kepalanya. Sedetik kemudian, tangisan pun terdengar memasuki indra pendengarannya.
"Eh, kenapa, sayang?"
Hiks
"Mas ..."
"Sssttt nangis dulu aja, ya. Ngomongnya nanti dulu," kata Anrez lembut seraya menepuk-nepuk punggung Tiara guna menenangkan sang istri.
Setelah beberapa saat Anrez berusaha menenangkan Tiara, akhirnya tangisan itu mereka. Tiara melepaskan pelukannya lalu menundukkan kepalanya.
"Kenapa? Jangan malah nunduk, sayang."
Tiara mendongak kemudian memberikan testpack yang sejak tadi sudah ka genggam. Kedua testpack yang menampilkan dua garis biru sebagai hasilnya.
Anrez seketika diam membatu saat kedua matanya melihat benda tersebut beserta hasilnya. "Ini serius?" tanyanya.
Tiara mengangguk. "Aku juga kaget."
Tanpa babibu, Anrez kembali menarik tubuh Tiara ke dalam dekapannya. Menyalurkan segala rasa syukur dan terima kasih karena Allah sudah menitipkan anugerah kepada ruang tangganya melalui sang istri.
"Makasih, sayang. Aku seneng banget."
•••
"Sayang," panggil Anrez.
"Hm?"
"Kamu expect enggak kalau anak kita bakal kembar?"
Tiara terkekeh. "Enggak dong."
"Hari ini kata dokter udah bisa liat gender, ya?"
"Iyaaaa. Besok aku 4 bulan, Mas. Mau bikin 4 bulanan," balas Tiara.
"Yes, love. Nanti aku aja yang urus, ya."
•••
Tiara tersenyum manis melihat hasil USG hari ini. Kini keduanya sudah berada di mobil. Rencananya mereka akan berjalan-jalan ke mall.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry You ✓
Roman pour AdolescentsSeorang gadis yang berprofesi sebagai penyanyi, model, sekaligus pemain film itu baru saja pulang dari Paris. Tiba-tiba saja sang papa memberi tahunya tentang keputusan sepihaknya. Tiara akan dijodohkan oleh laki-laki pilihan sang papa. Bagaimana na...