Chapter 27

173 20 17
                                    

Ting nong

Ceklek

"Assalamualaikum, Papaa."

"Waalaikumsalam, Nak. Sini masuk. Abang sama Kakak udah dateng," sambut Papa Ali seraya menggandeng tangan putrinya memasuki rumah.

Tiara dan Papa Ali berjalan beriringan menuju ruang keluarga. Terlihat di sana sudah ada Shaka dan Azri yang menduduki sofa ruang keluarga.

"Ih enggak usah bucin," ucap Tiara kepada Azri yang tengah menyuapi Shaka pizza.

"Ih kamu sirik aja," balas Shaka.

"Dih." Tiara langsung menduduki space kosong tepat di samping Papa Ali membuat Shaka memelototi adik perempuannya.

"Kok langsung duduk? Enggak salim dulu sama Abang?"

"Males ah sama orang bucin," balas Tiara.

"Astaghfirullah, kurang ajar."

Tiara turun ke lantai dan duduk di sana saat matanya menangkap beberapa makanan di atas meja. Tangannya meraih chatime yang belum terbuka dan meminumnya.

"Kenapa, Dek? Tadi di-chat kayak yang serius banget bilangnya mau ngobrol," tanya Shaka membuka topik.

"Iya, Yaya emang mau ngobrol."

"Kenapa?" tanya Azri.

"Anu nih. Yaya besok ke Belanda, ya? Tenang aja, enggak sendiri kok. Sekarang Yaya pergi sama temen-temen Yaya. Enggak lama-lama banget, cuman 2 minggu karena Yaya abis itu harus syuting film. Maunya sih sebulan di sana. Tapi enggak bisa."

"Hah?"

"Hah heh hoh si Abang. Mau ke Belanda ih. Kurang jelas kah?"

"Maksudnya ngapain?" tanya Shaka.

"Ada pemotretan Samsung. Sekalian liburan sama circle-ku."

"Pemotretan Samsung tumben banget di Belanda? Jauh," sahut Papa Ali.

Tiara mengangguk. "Yaya juga enggak tau. Tapi bareng sama Kinan kok pemotretannya."

Papa Ali manggut-manggut. "Udah kasih tau suamimu?"

"Abis ini Yaya ke rumah."

"Loh, emang kamu sekarang tinggal di mana?" tanya Azri bingung.

"Di apartemen, Kak."

"Loh, kok enggak ngasih tau Abang?" tanya Shaka.

Tiara menyengir. "Lupaa. Lagian baru kemarin kok."

Shaka menghela napasnya maklum. Pasti sulit bagi Tiara untuk kembali bersama bahkan harus satu rumah lagi dengan Anrez. Apalagi Tiara sekarang memutuskan untuk pergi ke Belanda, pasti ada sangkut pautnya dengan Anrez.

"Pokoknya di sana hati-hati, ya?"

Tiara mengangguk. "Pastii, Abaanggg."

"Oh iya. Sekalian Abang mau ngasih tau sesuatu," ucap Shaka.

"Apa? Kak Azri hamil kah?"

Sedetik kemudian terdengar helaan kecewa dari sepasang suami-istri itu membuat Tiara sontak melebarkan kedua matanya.

"Bener?"

Shaka dan Azri mengangguk pelan. Tidak seru sekali. Padahal tadinya mereka ingin memperlihatkan hasil testpack kepada Tiara dan Papa Ali.

Papa Ali terkekeh. "Kamu nih, Yaya. Kasian tuh Abang sama Kakak menghela napas kecewa gitu gara-gara gagal kasih kejutan. Udah ketauan duluan sama kamu."

Marry You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang