- Forgive Me (2) -
- Chapter 07 -
- Written By HwangFitri127 -
- 🍃🍃🍃 -
13:45 -
"Where are you from, Na Jaemin-"
Mark melirik Haechan.
"And Lee Haechan?"
Haechan tercekat saat melihat Mark yang lebih dulu sampai di ruangan, sedangkan Jaemin bersikap tenang.
"Maaf. Aku bersama Haechan tadi mampir ke kafe yang ada di samping kantor," jawab Jaemin.
"Did you forget office rules?! Jangan terlambat bekerja!" tegas Mark.
"Sorry.. But, that was very important. Haechan gave a surprise," jawab Jaemin.
Mark sedikit melirik Haechan.
"Lagi pula, untuk apa aku datang cepat ke sini bersama Haechan. Kau kan sibuk dan tak bisa mengikuti rapat penting di jam ini, kan?" lanjut Jaemin menyindir.
Mark menatap Jaemin dengan datar.
"Ck! Kau juga dapat hadiah dariku," ucap Mark santai.
Jaemin dan Haechan terlonjak kaget, sedangkan Mark menatap Jaemin dengan senyum menyeringai.
"Hadiah apa?" tanya Jaemin penasaran.
Jaemin sedikit ragu dengan hadiah pemberian Mark karena Mark tampak terlihat datar dan diakhiri dengan senyum menyeringai.
"This or this?" tawar Mark.
Haechan membolakan matanya, lebih-lebih dengan Jaemin karena itu hadiah untuknya.
"Ya ... Yakh! Jangan bercanda Mark! Kita kan sahabat?! Kenapa kau memintaku untuk memilih antara kartu hijau dan merah! Aku-"
"I'm the CEO and you're under me," potong Mark tanpa beban.
"Ma ... Mark-"
"Shut up! Aku sedang berbicara dengan Na Jaemin. Kau juga ada hadiah nantinya," potong Mark saat Haechan hendak bersuara.
Haechan menatap Mark penuh protes.
"Aku yang mengajak Jaemin untuk makan siang di luar kantor. Aku juga yang membuat Jaemin terlambat kembali ke kantor. So please..." mohon Haechan.
Mark terkekeh.
"Belum ada beberapa jam kau bekerja dan masalahmu sudah banyak sekali," miris Mark.
Haechan menunduk.
Mark menempelkan kartu hijau itu tepat di belakang Id Card Jaemin, membuat Jaemin dan Haechan kaget.
"Mark! Kau serius?!"
Mark tak menjawab pertanyaan Jaemin dan memilih untuk berjalan kembali ke tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me (2) | MarkHyuck
Hayran Kurgu"Kukira kita tak akan dipertemukan oleh takdir setelah kisah memilukan kita terjadi hingga akhir, tetapi takdir ternyata menyukai permainan hati kita." -Lee Donghyuck. "Seberapa gila seseorang. Seberapa mabuk seseorang. Bahkan, seberapa amnesia sese...