(๑♡⌓♡๑) (◍•ᴗ•◍)✧*。
Setidaknya aku tahu kami saling memiliki walau aku tidak tahu apa yang ada didalam hatinya.
Kenapa menikah?Jika yang kamu nikahi saja tidak mencintai kamu hanya akan membuat kamu terluka.
Apa kamu mencintainya?Jika aku ada diposisi kamu aku akan menikah dengan orang yang mencintai ku dan aku juga mencintainya. Tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk ku karena aku hanya mencintai dia seorang diri tapi aku menikmatinya.
_ IU Olivia Adelin Antaress (◍•ᴗ•◍)❤
OK jangan lupa Vote dan komen sebanyak-banyaknya ya My 😉💜
Spam komen juga tak apa ...💜💜💜💜💜💜💜💜💜
^_====================_^
IU menoleh ke arah Suga yang baru keluar kamar dengan mimik wajah bingung dia menatap IU dengan menaikkan satu alis dan mata tertutup satu khas orang bangun tidur berjalan mendekat ke arahnya dan duduk di depannya sambil menuangkan air putih.
"Sorry apa semalam gue nyakitin lo?"tanyanya tiba-tiba mengusap wajahnya."Semalem gue benar-benar gak sadar kenapa gue bisa ada di kamar lo ?" ucapnya menatap IU merasa bersalah. Mata Suga memicing lalu mendekat kearahnya.
"Ada apa?" Tanya IU gugup karena kini Suga mendekat dan menatap lehernya secara intens dan menyentuhnya.
"Apa ini ulah gue?" tanya Suga melihat begitu banyak tanda kemerahan di leher sang wanita.
"Gue benar-benar minta maaf! apa semalem gue nyakitin lo?tanya Suga menatap manik IU.
"Nggak"
"Mata lo kenapa sembab?lo abis nangis?tanya Suga menyentuh maniknya lembut. IU hanya menggeleng pelan.
"Kalo gue kasar lo pukul gue aja gue nggak tau apa yang udah gue lakuin ke lo?" ucapnya lagi kali ini memeluk IU dan mengecup puncak kepalanya.
Namun, IU masih ingat jelas di ingatan bagaimana Suga memperlakukannya semalam walau sebenarnya tidak menyakitinya tapi rasa nyeri itu kembali menjalar ke dalam hati. Rasanya seperti di cubit ketika melihat kenyataan Suga yang ada di hadapannya pulang bersama dengan wanita yang mengaku sebagai kekasihnya.
Jika saja IU saat itu menolak perjodohan itu mungkin dia tidak akan terjebak disini. Mungkin dia bahagia dengan kehidupannya tapi sekeras apapun IU mencoba berpikir seperti itu ini adalah keputusannya yang sudah dia pikirkan dan dia tahu betul konsekuensinya.
Suga tersenyum simpul melihat IU tak menolak pelukannya."Hari ini gue libur," tutur Suga masih memeluk IU dan meletakkan dagunya dipundaknya.
"Lo mau ikut gue?"
"Kemana?" tanya IU membalikkan badan menghadap ke arahnya.
"Kita belanja gue lihat bahan makanan di kulkas kosong," ujarnya.
"Tumben biasanya kamu nggak masalah isi kulkas kosong"
"Eummm, ... Iya." Menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Gue khawatir lo kelaparan nanti orang kira gue nggak kasih makan."
"Mamah ada telepon lo nggak tanyain kabar gue?"
"Kemarin sempat telepon nyuruh kita main kesana"
"Ok. Hari ini kita kesana," ajak Suga.
"Gue mandi dulu setelah itu kita pergi belanja dan main ke rumah mamah"
Senyum IU berangsur lenyap seiring Suga menghilang dari pandangan di balik pintu kamarnya. IU meremas ujung kaosnya menggigit bibir dalamnya membuang semua ego berpura-pura tersenyum agar terlihat bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Scene Ending (END)
Random-Epilog- "Aku tidak tahu harus memposisikan diriku bagaimana?Karena masih dia karakter utamanya. Sedangkan aku disini mencintainya hanya seorang diri." "Aku suka sama kamu tapi kamu nggak suka aku.Aku harus bagaimana? Nahan tangis dalam diam...