"Nih," kata Suga sambil mengulurkan kantong plastik putih berukuran besar dari balik pintu kamar mandi.
IU menerimanya sambil mengulurkan tangan dari celah pintu kamar mandi. Dibukanya plastik itu yang berisikan pembalut.
"Besok-besok beli sendiri aja, malu tau di liatin mbak kasirnya," tutur Suga sambil rebahan di sofa apartemennya.
IU menahan tawa. "Iya, maaf sayang aku juga nggak tau ternyata stok pembalut aku abis," jawab IU dari dalam kamar mandi.
"Eum, ... Aneh emangnya kamu nggak pernah ngecek apa kan pasti setiap bulan juga ngalamin periode," ucap Suga masih tak terima kenapa juga dia mau nurut untuk beli pembalut seumur-umur baru kali ini dia melakukan hal konyol semacam ini.
IU keluar kamar mandi bergegas menghampiri suga tertawa tanpa suara melihat ekspresi wajah kesal Suga. "Aku kan udah minta maaf," ucap IU memasang wajah sedih di depan Suga.
Suga mengganti posisi rebahan menjadi duduk disisi kanan IU. Menghela napas dalam guna mengontrol emosinya sebenarnya Suga tidak marah hanya saja dia malu kenapa dia yang harus membeli pembalut. Kalau bukan karena perempuan yang ada disampingnya dia juga tidak akan pernah mau melakukan itu.
Suga menatap teduh istrinya mengusap pipinya lembut. "Eum, udah aku maafin lain kali kalo bisa setiap bulan aja suruh aku beli pembalut seperti ini ya!." Sindir Suga.
"Katanya udah dimaafin tapi masih aja ngedumel sendiri gitu," ujar IU menekuk wajahnya sedih. "Bilang aja kamu nggak ikhlaskan." Tiba-tiba IU menangis.
"Jangan nangis dong, sayang." Bujuknya. "Aduh, kenapa pake nangis segala!? Bisa repot ini urusannya. Iya, aku ikhlas kok aku belinya." Suga mencoba menenangkan istrinya yang lagi mood swing.
"Benar ni kamu ikhlas?"Suga mengangguk datar.
"Terimakasih. Ya, Sayang," kata IU sambil memeluk leher Suga lalu mengecup pipi suaminya itu membuat Suga tersenyum salah tingkah.
"Terima kasihnya cuma ini aja?" Suga menahan senyum. IU tertawa mendengarnya Suga menyodorkan pipi kanannya.
IU yang paham maksudnya langsung mencium pipinya. "Ya, udah sini satu lagi biar seimbang."
"Ini belum." Tunjuk Suga ke bibirnya.
"Banyak maunya deh." IU pun langsung mengecup bibir Suga lembut.
"Kurang."
"Sudah ... "
" Kamu kenapa beli banyak gitu?"
"Sengaja aku ambil aja yang ada abis aku nggak tau kamu pakainya yang mana."
"Hahaha ... Emangnya kamu nggak pernah perhatiin atau ngeliat gitu biasanya kan aku taro di laci bawah kamar mandi." IU melingkarkan tangannya memeluk lengan Suga.
"Aku mana perhatiin perihal begituan. Mending aku perhatiin punya orangnya aja," jawab Suga tersenyum jahil.
"Punya orangnya apa maksud kamu?" Suga mengedikkan bahu yang dibalas dengan tepakan ringan di bahunya.
"Aku lagi nanya jawabnya malah gitu."
"Emang tadi mbak kasirnya bilang apa?" IU bertanya yang kini tengah bersandar di bahu Suga. Sedangkan Suga sibuk menonton tv sambil tangan Suga mengusap lembut kepala IU.
"Nggak ngomong apa-apa si cuma ngeliatin aku dari atas sampe bawah bikin risih aja," adunya.
"Mungkin karena kamu tampan jadi mbaknya ngeliatnya seperti itu,"kata IU sambil menyuapkan keripik balado ke dalam mulut Suga.
"Pedes, Saang." Suga merasa kepedesan.
"Memangnya pedes apa? Orang biasa aja."
"Ya bagi kamu yang suka pedes biasa aja."
"Tolong ambilkan fresh milk, Sayang." Pinta Suga.
"Nyuruh?" ujar IU menyipitkan matanya dengan muka di tekuk.
"Nggak jadi, aku kan minta tolong, Sayang." Suga lalu berjalan sendiri ke arah kulkas yang tak jauh dari tempatnya duduk.
"Kamu mau minum apa, Sayang?" Suga mencoba menawarkan minuman setelah membuka kulkas di lihatnya. "Ada jus jeruk , jus jambu atau fresh milk coklat, strawberry, vanila dan .... " IU mendekat dan memeluk Suga dari belakang.
"Terima kasih. Ya, Sayang kamu udah mau buka hati buat aku. Aku pikir hanya aku yang mencintai kamu," tutur IU. Suga yang mendengar itu pun tersenyum. Lalu membalikan badan menghadap IU.
"Masih mau nangis?" Suga menghapus bulir air mata yang mulai menetes dari pelupuk mata IU lalu mengecupnya secara bergantian.
"Jangan nangis lagi ya,"Suga berkata lembut mengusap pipi IU dengan ibu jari. " Perut kamu masih sakit?" IU menggeleng dibalas anggukan kepala Suga.
Mereka bertukar senyum sebelum duduk bersebelahan. Seperti biasa IU menyandarkan kepala ke dada bidang Suga salah satu titik ternyamannya ketika sedang berduaan seperti ini sambil mengobrol santai diruang tengah selain kamar utama mereka.
"Ga, sakit rambut aku jangan di untel-untel gitu nanti susah di sisirnya." Keluh IU ketika Suga melakukan kebiasaannya memainkan rambut IU Suga hanya tertawa mendengar keluhan istrinya itu.
Dengan gerakan lambat nyaris khidmat, IU pindah posisi di atas pangkuan Suga. Membuat Suga menahan napas lalu membuangnya secara kasar.
"Sayang, ingat kamu lagi datang bulan bahaya kalo aku mau susah nanti mintanya." Keluh Suga kembali menghela napas panjang.
"Hahahaha .... " IU kembali tertawa lepas melihat ekspresi suaminya itu.
"Kata siapa aku datang bulan?"
"Lah itu tadi," kata Suga bingung.
"Ternyata emang belum tanggalnya aku lupa," jawab IU menyengir kuda.
"Eummm ... Jadi, boleh dong malam ini ... " Goda Suga memainkan alisnya.
IU tersenyum lebar sambil mengangguk.
"Sekarang aja gimana?" Ajak Suga.
"Wah, beneran nggak sabar ya." Goda IU masih duduk di atas pangkuan Suga lalu menghujani ciuman di wajah tampan Suga.
"Pelan-pelan dong, Sayang."
Gairah mereka terbakar seketika ketika jari-jari lentik IU dengan lincahnya meloloskan kaos hitam Suga dan membuangnya ke lantai.
Mereka saling berbagi Saliva satu sama lain ketika bibir mereka saling berpagut. Menikmati permainan panas mereka sebagai pasangan suami istri yang sedang di mabuk cinta.
Perasaan bahagia itu menjalar ke seluruh tubuh hingga penyatuan itu tercipta. Saling menautkan jari-jemari satu sama lain begitu manis dan memabukkan.
Hujaman demi hujaman IU terima dengan senang hati tanpa adanya perlawanan melainkan saling membalas pagutan demi pagutan hingga peluh membasahi tubuh mereka tinggal mereka merasa kelelahan akan permainan panasnya.
Semoga kebahagiaan ini berlanjut untuk selamanya atau pertanda hadirnya orang ketiga diantara mereka. Maksudnya Malaikat kecil buah cinta mereka ditengah-tengah keluarga kecil mereka.
================
Segini aja dulu ...
Otakk lagii nggak sinkron seadanya ajj biarr otak nggak butek 😅😂Jangan lupa vote , komen n biasa spam komen juga gpp 😂🤣🤣💜💜
Happy reading 😉😂
Gabutt soalnyaSalam kecup
AyuOne.~
💜💜💜💜💜

KAMU SEDANG MEMBACA
Scene Ending (END)
Random-Epilog- "Aku tidak tahu harus memposisikan diriku bagaimana?Karena masih dia karakter utamanya. Sedangkan aku disini mencintainya hanya seorang diri." "Aku suka sama kamu tapi kamu nggak suka aku.Aku harus bagaimana? Nahan tangis dalam diam...