"Bagaimana hubungan kamu dengan IU? mamah hanya ingin memastikan bagaimana perasaan kamu terhadapnya? Apa kamu sudah mulai mencintainya?" Mamah Taeri orang yang paling tahu bagaimana perasaan Suga sebenarnya terhadap IU.
Suga menghela napas menatap sekeliling bangunan rumah yang tampak rapi dan lampu yang menghiasi sebagai penerangan dimalam hari dari atas balkon rumahnya.
"Aku rasa mamah yang paling tau bagaimana perasaan ku terhadapnya." Jawab Suga sambil menyeruput americanonya.
"Dan seperti yang mamah lihat hubungan kami semakin ada banyak kemajuan." Ungkap Suga mamah Taeri hanya mengangguk tersenyum.
Tentu saja Taeri tahu betul akan perasaan putranya itu karena dia sendiri yang mengajukan diri untuk dapat di jodohkan dengan seorang wanita berparas cantik yang bernama 'IU OLIVIA'. Senyum mengembang terlihat jelas diwajah putranya kala itu sebelum kepergian Yumna ibu iu pergi untuk selamanya.
"Apa kamu sudah menyatakan perasaanmu padanya? tanya Taeri lembut mengusap bahu putra semata wayangnya itu. Suga menggeleng sebagai jawaban.
"Aku tidak yakin untuk itu!." Ucap Suga mengetukkan jarinya dipagar pembatas balkon yang ia gunakan sebagai sandaran tubuhnya.
"Kenapa? apa yang membuat putra mamah ini tampak ragu? apa kamu takut ditolak olehnya? belum apa-apa sudah menyerah."
"Bukan karena itu!." Suga menatap nanar ke depan fokus entah kemana.
"Apa karena surat perjanjian konyol kalian berdua yang tidak masuk akal itu?" Ucapan Taeri itu membuat Suga menoleh kearahnya.
"Bagaimana mamah tau akan surat perjanjian itu?" Tanya Suga dengan tatapan kaget penuh tanya Taeri hanya tersenyum hangat sambil mengusap punggungnya lembut.
"Kenapa kamu kaget seperti itu?" Surat itu sudah mamah bakar semuanya sebelum papah mu tau akan hal ini " ujarnya tersenyum sambil memukul lengan Suga dengan sangat keras.
"Dan tugas kamu hanya satu katakan perasaan kamu padanyanya dan isi perjanjian konyol itu sudah tidak ada artinya lagi."
"Apa IU tau akan hal ini?" Tanya Suga.
"Tentu saja dia tau! Seru Taeri.
"Karena mamah dan IU yang memang sengaja membakarnya. Mamah tidak mengerti apa sebenarnya yang ada didalam pikiran kamu saat itu tapi yang mamah tau kamu hanya takut IU pergi menjauh dari kamu?" Ucap Taeri dengan nada kecewa.
"Apa karena alasan itu kamu membuat perjanjian konyol semacam itu?" Ucap Taeri mencoba menebak. "Kenapa hanya satu tahun? Kenapa tidak untuk seumur hidup kamu!" Goda Taeri menggeleng-gelengkan kepala lalu menghela napas.
"Waktu mamah membakar surat itu bagaimana reaksi IU?"tanya Suga penasaran menatap Taeri lekat. Taeri hanya tersenyum melihat ekspresi putranya.
"Kamu tanyakan sendiri saja padanya. Kenapa ku tanya ke mamah? Ah, sudah lah mamah tidak mengerti lagi jalan pikiran kamu." Ujar Taeri yang kini memilih duduk di salah satu bangku yang ada di balkon.
"Ada apa dengan anak muda jaman sekarang? Menyatakan perasaan saja susahnya minta ampun." Taeri menggeleng-gelengkan kepala heran. "Cepat masuk ke kamar mamah rada IU sedang menunggu kamu disana." Perintahnya.
"Mamah harap kalian segera memberikan mamah cucu." Lanjutnya lalu beranjak dari duduknya. Suga hanya memasang wajah santai dan tersenyum.
"Mamah harap kamu dapat menepati janji mu Suga. Apa kamu ingat itu?" Taeri mengingatkan putranya. Suga mengangguk tentu saja ia ingat dengan semua ucapannya dulu ketika ia yang mencalonkan diri untuk dijodohkan dengan iu yang sekarang sudah menjadi istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Scene Ending (END)
De Todo-Epilog- "Aku tidak tahu harus memposisikan diriku bagaimana?Karena masih dia karakter utamanya. Sedangkan aku disini mencintainya hanya seorang diri." "Aku suka sama kamu tapi kamu nggak suka aku.Aku harus bagaimana? Nahan tangis dalam diam...