Different side

228 118 131
                                        

Rasa-rasanya Suga ingin membogem wajah Gama yang kini menatapnya dengan pandangan tak biasa. Suga tau kenapa sejak tadi sahabatnya itu menatap seperti itu. Tatapan gama begitu tajam dan dingin seperti tatapan penuh amarah. Suga bisa menebak ini tapi mau bagaimana lagi semua sudah terjadi.

"Brengsek!" Seru Gama tak dapat menahan rasa amarahnya. Menarik kerah baju Suga dan mendorongnya hingga menempel di tembok.

"Lo ada masalah apa sama gue?"Suga menahan tangan gama.

"Lo nggak lebih dari cowok brengsek!Cih! Gama mendorong tubuh Suga cukup keras.

"Lo kasih tau salah gue apa!" Teriak Suga tak terima dengan perlakuan Gama padanya.

"Kenapa? lo nggak terima gue mukul muka lo! Gama menatap Suga dengan geraham mengeras.

"Lo nikah kenapa nggak bilang-bilang ke gue , Leo dan Ceilo? Lo nikah diam-diam! Maksud lo apa? Lo nggak anggap kita ini sahabat lo?" ucap Gama kesal sendiri dengan Suga sahabatnya.

"Berani lo nyakitin IU lo berurusan sama gue!" Ancam gama dengan tatapan penuh amarah.

"Apa hubungan lo sama dia?Dia istri gue!" ucap Suga tak kalah menakutkannya.

"Istri ... Gue nggak salah denger!?" Gama tersenyum sumbang."Miris, ironis sekali." Lanjutnya lagi.

"Kemana aja lo selama ini?" Sindir Gama.

"Maksud lo apa?" Suga bertanya penasaran dengan tatapan dingin.

"Nggak usah sok ngerasa nggak tau gue rasa lo lebih dari tau!"

"Lo mending lepasin IU deh kalo bisa ceraikan dia." Gama mulai memprovokasi ingin tahu bagaimana reaksi Suga. Terlihat Suga sangat marah dengan mengepalkan kedua tangan disamping.

"Maksud lo?" Suga bertanya dengan nada dingin.

"Kalo lo nggak punya perasaan sama IU lebih baik lo ceraikan aja dia!" Seru Gama masih dengan tatapan tak suka menarik bibir ke atas mengejek Suga.

"Tau apa lo tentang perasaan gue?"

"Mana gue tau perasaan lo? Menurut lo pernikahan itu cuma buat permainan mending lo udahin aja!."

"Setan!" Suga mulai tersulut emosi.

"Hazel." Gama menyebut namanya.

"Ada apa dengan hazel?" Suga memasang ekspresi bingung.

"Seharusnya gue yang tanya ada hubungan apa lo sama dia?"tanya Gama kali ini cukup tenang.

"Nggak ada hubungan apa-apa." Jelas Suga mengelap darah dari sudut bibirnya akibat pukulan Gama.

"Terus apa maksudnya Hazel meluk lo mesra gitu?" Gama menggeram kesal.

"Kapan? Dimana?"tanya Suga.

"Seminggu yang lalu di kantin dan IU liat itu semua." Gama menoleh ke arah Suga yang duduk disampingnya.

"Shit! Dia liat itu semua?" Suga tak percaya.

Gama mengangguk. "Dan dia pulang sambil menangis," tutur Gama menatap tajam kearah Suga.

"Lo yakin dia nangis?" Suga tak percaya Gama hanya mengangguk.

"Sebenernya nggak ada hubungan apapun gue sama Hazel. Dia hanya sebatas temen nggak lebih,"  aku Suga.

"Gue nggak percaya mana ada temen semesra itu?!." Gama mendengus tak percaya.

"Gue cuma bantu dia sebagai cowoknya selama tiga bulan nggak lebih dari itu." tutur Suga menjelaskan kali ini ia tampak jujur.

"Dan lo mau?"

Suga mengangguk."Mau gimana lagi?"

"Terus perasaan lo ke IU sebenarnya gimana? Lo nikahin dia karena lo cinta sama dia kan?"Gama ingin tahu akan itu.

Scene Ending (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang