Suga berbalik meraih pinggang IU dan memeluknya erat. "Eum, kenapa belum tidur? Apa yang tengah kamu pikirkan, sayang?." Suga membuka matanya perlahan menatap manik IU yang selalu meneduhkan tapi tidak malam ini manik itu tampak sendu.
"Eum ...," Suga semakin merapatkan tubuhnya lalu menatap manik sendu itu. Hening tak ada jawaban apapun dari mulut IU.
"Ada apa?" Suga mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir mungil istrinya membelai lembut pipi IU.
IU menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Suga membalas memeluk pinggang Suga. Perlakuan manis Suga terhadap IU sedikit membuat perasaannya cukup tenang.
"Aku bermimpi kamu pergi meninggalkan aku." Ucapnya lirih tercekat ia tampak sangat takut kehilangan suami yang begitu sangat ia cintai.
"Eum, itu hanya bunga tidur, sayang. Jangan terlalu dipikirkan." Jawab Suga mengecup puncak kepala IU.
"Bagaimana jika mimpi itu menjadi nyata?" IU mendongak menatap manik Suga ada rasa takut akan kehilangan. Mata indah IU memerah menahan tangis.
"Tak akan." Jawab Suga tersenyum.
"Mimpi itu terasa begitu sangat nyata. Aku sungguh takut jika itu benar terjadi aku takut, aku sangat takut." Tutur IU tak dapat menahan gejolak perasaannya.
" Jangan terlalu dipikirkan, sayang semuanya akan baik-baik saja. Bukankah besok kita harus bersiap-siap untuk keberangkatan kita ke Barcelona." Suga kembali mengingatkan.
"Apa kita tunda saja." Jawab IU lirih ada nada keraguan didalamnya.
"Kenapa harus ditunda, sayang? Semuanya bahkan sudah kita siapkan. Bukankah ini impian kamu yang sudah lama kamu nantikan." Ujar Suga mengelus lembut pinggang IU tangan Suga kini sudah masuk ke dalam kaos yang IU kenakan mengelus lembut kulit mulusnya.
"Kebiasaan." Sungut IU kesal ketika tangan Suga membuka pengait bra miliknya. Mendengar itu Suga hanya terkekeh bukan menghentikan gerakan tangannya dengan sengaja tangan Suga semakin nakal memainkan jemarinya semakin naik keatas bukit kembar IU mengelus dan memainkan putingnya membuat IU melenguh akan aksi jemarinya.
"Ga ... "
"Eum ..."
"Jangan permainkan aku seperti ini." Suara IU semakin melenguh tak karuan lalu memukul lengan Suga.
"Aduh, sayang kenapa dipukul?" Protesnya dengan satu tangan menangkup salah satu bukit kembar milik istrinya itu.
"Sakit ..." Ucap IU kesal ketika tangan Suga meremasnya.
"Sakit tapi enak kan?" Suga tersenyum menggoda istri tercintanya.
"Nyeri, sayang." Jawab IU meringis menahan rasa nyeri ketika tangan Suga masih bermain diatasnya.
Dahi Suga mengernyit merasa heran akan respon istrinya yang meringis menahan rasa nyeri akan sentuhan tangannya. "Apa terasa begitu sangat menyakitkan, sayang." Tanya Suga khawatir.
IU mengangguk sambil menggigit bibir dalamnya ada keraguan disana. IU merasa tak biasanya seperti ini ketika Suga menyentuhnya tapi kenapa malam ini tubuhnya terasa nyeri ketika tangan Suga menyentuhnya IU merasa bersalah pada suaminya seharunya ia mampu melayani suaminya dengan baik.
Suga menurunkan tangannya mengelus lembut punggung mulus istrinya. Ada rasa ketidak relaan yang IU rasakan ketika tangan Suga beralih mengelus punggungnya.
IU menatap manik Suga yang sudah tampak sayu, lantas ia mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Suga dan membelai pipinya lembut.
"Apa kamu menginginkan aku?" Tanya IU. Suga mengangguk mengiyakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Scene Ending (END)
De Todo-Epilog- "Aku tidak tahu harus memposisikan diriku bagaimana?Karena masih dia karakter utamanya. Sedangkan aku disini mencintainya hanya seorang diri." "Aku suka sama kamu tapi kamu nggak suka aku.Aku harus bagaimana? Nahan tangis dalam diam...