"mengikhlaskan seseorang memang sulit, apalagi jika dia adalah orang yang paling kita sayangi, tapi dia akan bahagia jika kita mengikhlaskan mereka"-Diary Aksa
Malam semakin larut, tapi itu tidak menyulutkan semangat bocah berusia 5 tahun itu, anak itu terus berlari kesana dan kemari
"Pulang, udah malem" ucap Gilang
Aksa cemberut, tapi ia tetap mengangguk
Mereka kembali ke parkiran lalu memasuki mobil, tapi-
"Ma, Aksa mau itu" tunjuk Aksa pada sebuah mainan pesawat di sebrang jalan
"Besok aja ya?" Tanya Tania
"Ga mau! Pokoknya mau sekarang" Aksa melipat kedua tangannya di depan dada
"Biar aku yang beli" ucap Gilang
"Ga usah, aku aja, mas jagain anak anak aja" kata Tania lalu pergi keluar mobil
"Dasar ngerepotin!" Gumam Arka
Tania sudah membawa mainan yang diinginkan Aksa, tapi saat ia akan menyebrang tiba tiba-
Brak
"MAMA!" Teriak Azka lalu keluar dari mobil
Gilang, Arka dan Aksa menoleh pada Azka yang tiba tiba teriak lalu pergi keluar itu, mereka terkejut melihat Tania yang tergeletak dengan darah dimana mana, disana sudah ada Azka dan orang orang yang berkerumun
Mereka membawa Tania ke rumah sakit terdekatMereka menunggu di depan ruang UGD. Arka, Azka dan Aksa sudah menangis, Gilang hanya duduk sambil memandang kosong ke depan, ia melihat jelas bagaimana keadaan istrinya tadi
Berjam-jam mereka menunggu sampai akhirnya dokter keluar
"Bagaimana istri saya dok?" Tanya Gilang
"Maaf" dokter itu menunduk
Gilang, Arka dan Azka tidak bodoh untuk mengerti apa yang di maksud dokter
Mereka masuk ke ruang UGD di susul Aksa yang tidak tahu apa apa, bagaimana anak sekecil dia mengerti akan keadaan sekarang?
Mereka mendekati brankar Tania, mereka bisa melihat wajah Tania yang pucat
"M-ma? Ma bangun...hiks" tangis Azka memeluk tubuh ibunya
"Mama kenapa ka?" Tanya Aksa polos
Tidak ada yang menjawab, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing
Azka semakin menangis, bahkan Arka juga ikut menangis, Gilang? Ia menangis dalam diam
Aksa mendekat pada ibunya yang memejamkan mata itu
"Ma..mereka cuekin aku, mereka malah nangis, mama kenapa?" Tanya Aksa
"Mama juga ga mau jawab?"
"Ma?"
Tangis Aksa pecah karena sekarang ia tahu kenapa kakanya menangis
"Hiks...ma... bangun"
"Aksa minta maaf...hiks"
"Aksa janji jadi anak baik"
"Bangun ma...hiks"
Tepat di hari ulang tahun yang ke-30, Tania Altezza pergi meninggalkan dunia
Dan hari ini, menjadi awal mula Aksa menjalani hidup yang berat
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Aksa
RandomBukan kisah seorang badboy yang bertemu dengan perempuannya, bukan kisah benci yang menjadi cinta, bahkan bukan kisah sahabat kecil yang mejadi teman pendamping sehidup semati. Kisah ini, kisah kehidupan Aksa yang menghadapi keluarganya