"meskipun kita sudah berusaha sebisa mungkin, tetap saja mereka hanya ingin melihat hasil yang baik bukan yang buruk"-Diary Aksa
Bertahun tahun kemudian....
Aksa sedang berada di kamarnya, ia saat ini berumur 16 tahun, tahun ini ia baru saja masuk SMA
Arka? Ia sedang kuliah
Azka? Ia sedang mengikuti kelas tambahan mengingat sekarang ia sudah kelas 12
Gilang? Setelah kejadian ibunya, Gilang benar benar berubah pada Aksa, ia menjadi lebih kasar sekarangBrak!!
Pintu kamar Aksa terbuka kasar, Gilang tampak berjalan dengan wajah marahnya
Gilang melemparkan kertas pada Aksa, Aksa menatap kertas itu. Kertas ujiannya
"Apa yang kamu lakukan selama ini?! Bermain?!"
Aksa terdiam, ia menunduk
"Aksa sudah berusaha pah" Lirih Aksa
"Berusaha?! Kamu selalu bilang sudah berusaha, tapi apa?! Usahamu selalu sia sia!"
Aksa meremat kertas ujiannya, ia menunduk
"Dasar anak tidak berguna!" Ucap Gilang lalu pergi dari kamar Aksa.
95, lagi.
Tak lama terdengar suara mobil memasuki perkarangan rumah
"Kami pulang" ucap Arka dan Azka
"Kalian sudah pulang? Pergilah mandi, lalu makan bersama"
"Oke papa"
Arka dan Azka menaikki tangga menuju kamar mereka masing masing
Arka masuk ke kamarnya karena kamarnya yang paling dekat dengan tangga
Azka berjalan menuju kamarnya tapi saat melewati kamar adiknya ia berhenti, lalu membuka pintu kamar adiknya, tidak ada siapa siapa di dalam, tapi ia mendengar suara air dari kamar mandi
Azka melihat seisi kamar adiknya, tidak ada yang berubah, hanya beberapa yang berpindah posisi, netranya melihat selembar kertas di meja belajar, ia membacanya
"Pasti dimarahi lagi" ucapnya sambil memandang sendu kertas itu
Azka melihat bingkai foto, foto itu adalah foto keluarganya saat ia masih kecil, tentu saja sebelum kejadian ibunya meninggal, mereka tersenyum di foto itu tanpa ada yang mengira akan jadi seperti sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Aksa
RandomBukan kisah seorang badboy yang bertemu dengan perempuannya, bukan kisah benci yang menjadi cinta, bahkan bukan kisah sahabat kecil yang mejadi teman pendamping sehidup semati. Kisah ini, kisah kehidupan Aksa yang menghadapi keluarganya