"AKSA!"
Arka dan Azka menghampiri tubuh Aksa yang sudah tergeletak itu
"Dek? Ka? Hei bangun" kata Azka sambil menepuk pelan pipi Aksa
"Bawa dulu kedalem" kata Arka lalu mengambil alih Aksa yang kepalanya di letakkan di atas paha Azka
Mereka menggendong Aksa, sedangkan Gilang hanya memerhatikan dari jauh
"Cih!" Decih Gilang lalu pergi masuk kembali kedalam rumah
"Bawa kerumah sakit aja ka" kata Azka
"Kamu tunggu di mobil, kaka bawa kuncinya dulu" kata Arka lalu berlari masuk kerumah
Azka menidurkan Aksa di bangku belakang mobil
"Cepet!" Kata Arka yang sudah kembali
Arka masuk kedalam mobil disusul Azka yang berada di bangku depan
Mobil itu pergi meninggalkan perkarangan rumah
Gilang melihat dari balik gordeng
"Apa anak itu segitu berharga untuk mereka?" Gumam Gilang lalu menutup kembali gordeng itu
Di lain tempat
"Ka cepetan!" Kata Azka yang sudah berpindah duduknya menjadi di samping Aksa
"Sabar! Ini juga udah cepet, lo mau kita kecelakaan" jawab Arka
"K-ka, d-dingin" lirih Azka yang memang sudah bangun dari pingsannya
Azka memegang dahi Aksa. Panas, itu yang dirasakan Azka saat memegang dahi Aksa
"Woy! Ka cepetan, Aksa demam!" Kata Azka
"Iya, bentar lagi ini!" Jawab Arka
"Buruan!"
"Sabar!"
"Cepetan!"
"Sabar setan!"
Setelah perdebatan antara Arka dan Azka, kini mereka sudah sampai di rumah sakit
Arka berlari ke dalam rumah sakit sambil menggendong Aksa
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Aksa
RandomBukan kisah seorang badboy yang bertemu dengan perempuannya, bukan kisah benci yang menjadi cinta, bahkan bukan kisah sahabat kecil yang mejadi teman pendamping sehidup semati. Kisah ini, kisah kehidupan Aksa yang menghadapi keluarganya