Chapter 5

16K 827 9
                                    

Ayo dong boleh lah minta vote 100 nanti bakalan update lagi ya xixixi

Kalau belum 100 vote aku nggak bakalan update nih.

Cus ayo ayo xixixi

*-*-*

"Sialan! Apa kau sudah gila ? Kau ingin bunuh diri ?" Maki Lucas dengan mencengkram pergelangan tangan Mireya.

"Sakit..." Desis Mireya berusaha melepaskan cengkeramannya tapi tangan Lucas mencengkramnya lebih erat.

"Otakmu yang sakit! Apa kau gila berpikiran untuk bunuh diri"

Ubun-ubun Mireya seperti terasa panas dan rasa kesal benar-benar meluap di dalam dirinya. Dengan kencang Mireya mengibaskan tangan Lucas.

Membuat cengkraman tangan pria itu terlepas dari tangannya.

"Aku tidak mau bunuh diri!" Teriak Mireya yang membuat Lucas menatapnya tajam.

"Kau pikir aku buta ? Jelas-jelas kau memegang pisau dengan tangan bergetarmu. Apa lagi jika bukan kau ingin bunuh diri"

Mireya sama sekali tak menyangka jika pria di depannya ini akan berpikiran sempit seperti itu.

"Aku mau memasak brengsek! Aku mau masak! Aku lapar dan ingin makan!" Teriakan Mireya membuat Lucas tertegun dan menatap Mireya.

Sedangkan wajah Mireya sudah memerah dan segera membalikkan badannya. Duduk di kursi pantry

Pipinya terasa panas. Ia baru meneriakkan kata lapar begitu keras. Namun mau bagaimana lagi Mireya di tinggalkan seorang diri di sini.

Dengan perut yang belum diisinya sejak pagi. Apalagi pintunya sama sekali tidak bisa di buka. Alhasil Mireya berpikir untuk membuat makanan.

Namun sialnya dia sama sekali tidak bisa memasak. Bahkan ia tidak pernah memegang pisau dapur. Ia bingung harus menggunakan benda tersebut seperti apa.

Lalu pria brengsek ini datang dan meneriakinya seperti orang gila. Entah sudah berapa kali mereka saling berteriak satu sama lain hari ini.

Padahal ini pertemuan pertama mereka setelah 2 bulan. Namun mereka sudah berteriak layaknya pemandu sorak.

Lucas terdiam menatap Mireya yang duduk dengan lesu di kursi pantry. Perempuan itu menundukkan kepalanya dengan helaan napas yang berat.

Otaknya terasa penuh. Debar jantungnya seakan berhenti melihat hal tadi ada di depan matanya.

Siapa yang tidak berpikiran buruk jika perempuan yang baru menolaknya untuk mengandung. Tiba-tiba berdiri di depannya dengan memegang pisau dapur di tangannya.

Lucas tidak salah sama sekali disini! Namun melihat kelakuan perempuan itu membuat Lucas menyadari satu hal.

Salah tidak salah ia harus minta maaf.

"Maaf kukira kau ingin bunuh diri. Aku akan memesankan makanan untukmu lagi" ucap Lucas dengan berbalik.

Makanan yang tadi di bawahnya sudah terhempas ke lantai. Walaupun masih dalam plastiknya. Mungkin sudah berceceran di dalam box makanannya.

Mata Mireya mengikuti arah Lucas dan melihat pria itu mengambil dua kantong plastik. Tergeletak di samping pintu masuk dapur.

"Apa yang itu ?" Tanya Mireya langsung dan Lucas menolehkan kepalanya.

Sedangkan Mireya menunjuk dua kantong yang sedang di bawanya saat ini.

"Makanan" jawab Lucas dengan menenteng dua bungkusan itu.

"Bawa sini" ucap Mireya yang membuat Lucas mengernyitkan keningnya.

"Aku akan belikan yang baru" Mireya melototkan matanya galak menatap Lucas.

Mireya ( The Story Of Lucas )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang