Chapter 22

8.6K 504 11
                                    

Jangan lupa vote dan comment.

*-*-*

Lucas menatap Mireya yang tertidur dengan lelap. Padahal dirinya yang sakit tetapi istrinya itu yang terlihat kelelahan.

Ia tersenyum melihat istrinya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Dokter akan datang dan memeriksanya di pukul 10 pagi.

Suara pintu terbuka membuat Lucas menoleh dan menemukan Shaila serta Alden yang masuk. Mereka terlihat membawa buket dan buah yang ada di tangannya.

Shaila tersenyum manis dan masuk. Lucas memeluk Mireya semakin erat dan menarik selimut sampai leher istrinya itu.

Lucas hampir menyemburkan tawanya ketika Alden maju dengan menyodorkan buket bunga. Sedangkan Shaila terlihat tertawa melihat kelakuan Alden.

Shaila sering kali mengerjai Alden dan membuat kesal semuanya itu. Lucas mengibaskan tangannya tanda tak mau menerima. Bahkan Alden menatap geli kearah Alden.

Jika Mireya tidak tidur mungkin Alden akan mereog dan mengomel panjang kali lebar.

"Aku tidak menerima bunga dari cocok" ucap Lucas dan Alden mendengus.

Shaila tertawa dan berjalan mendekati Alden. Memberikan kecupan pada pria itu sebelum berbalik dan mengambil buket tersebut.

Menaruhnya di vas bunga yang tersedia di sana. Alden sempat melirik Mireya sebentar sebelum menatap Lucas

"Bagaimana keadaanmu ? Kemarin aku menginap hotel dekat sini. Athena rewel semalam" ucap Alden dengan menatap Athena yang ada di gendongnya.

Balita mungil nan cantik itu terlihat terlelap begitu nyenyak di gendongan ayahnya itu. Lucas hanya tersenyum kecil melihatnya.

"Tidak apa. Maaf mengganggu malam-malam. Aku tidak tau menghubungi siapa. Jika menghubungi Mireya langsung istri mungilku ini akan panik"

"Hey kita keluarga. Tak seharusnya kau mengatakan itu. Kau sudah benar menghubungi kami dulu. Mireya tentu akan kelimpungan" sahut Shaila dan duduk di kursi samping ranjang.

Shaila terlihat begitu senang melihat hubungan Lucas dan Mireya yang terlihat baik-baik saja. Ia bahkan yakin jika Mireya memang diturunkan untuk bersama Lucas.

"Ya terima kasih. Kau sudah melihat keadaan Axel?"

Semalam Lucas tidak hanya sendirian melainkan di supiri oleh Axel. Ia tidak mungkin menyetir sendiri dengan keadaan marah. Lucas memilih menenangkan dirinya lebih dahulu.

Ia cukup sadar jika dirinya sudah terlalu kasar dengan istrinya. Waktu sudah menunjukkan tengah malam ketika Lucas memutuskan untuk pulang.

Sampai akhirnya sebuah mobil menabraknya dengan keras. Setelah itu Lucas tak mengingat apapun karena ia kehilangan kesadaran.

Ia sadar ketika dokter sudah memberikan perawatan padanya. Lucas segera menghubungi Alden dan memberitahukan keadaannya. Menyuruh pria itu untuk mengatakan pada Mireya.

"Aku sudah melihatnya. Keadaan Axel lebih parah darimu pria itu belum bangun hingga kini. Namun dokter mengatakan jika hal itu tak sampai mengancam nyawa"

Lucas menghela napas lega dan menganggukkan kepalanya. Bagaimanapun Axel sangat penting baginya. Pria itu menjadi tangan kanannya sejak Lucas merintis usaha. Menjadi supir pribadi Lucas kemanapun.

"Tolong pastikan ia mendapat perawatan yang baik" ucap Lucas dan Alden langsung paham maksudnya.

"Apakah Mireya baik-baik saja ?" Tanya Shaila dan Lucas mengangguk.

Lucas menatap istrinya yang sama sekali tak terganggu dengan obrolan mereka saat ini.

"Ya, dia hanya sedang lelah. Biarkan dia tidur sampai siang" putus Lucas dan Shaila terlihat mengangguk setuju.

Mireya ( The Story Of Lucas )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang