Chapter 4

16.7K 866 18
                                    

Siapa yang udah nggak sabar nih ?

Wehehe udah update aja nih xixixi

Jangan lupa vote dan comment nih ya

Supaya makin rajin updatenya

*-*-*

Mireya menatap pria yang duduk di hadapannya. Melirik tangan pria itu yang sedang menggenggam erat tiga testpack yang diberikannya tadi.

Kenapa juga pria itu harus menggenggamnya sejak tadi. Bisa saja pria itu membuang atau menaruhnya.

Sudah lima belas menit sejak mereka sampai di apartemen laknat ini. Ya tentu saja apartemen laknat karena memang di tempat ini bayi ini tercetak.

Bukan begitu ?

Setelah kedatangan Mireya ketiga orang itu benar-benar terlihat terkejut. Sebelum akhirnya pria yang menidurinya ini menyeretnya untuk pergi.

Ya pria yang menidurinya. Demi tuhan! Mireya sendiri saja tidak tau nama pria ini! Ia bingung sendiri harus menyebutnya bagaimana.

Dering ponsel untuk kesekian kalinya terdengar. Membuat pria itu mengalihkan pandangan matanya dan mengumpat pelan.

Melirik ponselnya sekilas sebelum akhirnya menggesernya untuk menerima panggilan tersebut.

"Shit! Nanti dulu. Tagihan yang tadi nanti kubayar" maki Lucas sebelum menutup ponselnya dan melemparkannya ke meja.

Mireya mengernyitkan keningnya. Ponsel pria itu tentu saja bukan ponsel yang murah. Bagaimana bisa pria itu melemparkannya dengan sesuka hati

Arogan. Satu sifat itu yang sudah di dapat Mireya dari pria ini.

"Ehem..." Deheman pria itu membuat Mireya menatapnya.

Jujur saja Mireya merasakan debar jantung yang tidak karuan ketika melihat pria itu. Tidak, tidak bukan jatuh cinta mungkin karena ia merasa resah sekarang.

Ia bertindak bodoh dengan menghampiri pria itu. Bahkan mengatakan dengan jelas tentang kehamilannya.

Tentu saja hal itu membuatnya malu bukan kepalang. Ia baru tersadar dengan apa yang telah dilakukannya. Ketika pria itu menyeretnya pergi.

Belum lagi skenario drama yang dipikirkannya saat ini. Bisa saja pria ini tidak percaya dan menuduhnya seorang jalang.

Ya bisa saja. Tanpa sadar Mireya menganggukkan kepalanya pelan.

Hal itu tak luput dari tatapan mata Lucas yang memang sejak tadi memperhatikan setiap gerakan Mireya.

"Kurasa kau memikirkan hal tak logis di pikiranmu" ucap pria itu yang membuat Mireya mengernyitkan keningnya.

Suara pria ini begitu merdu. Sialan! katakan saja jika suara pria itu seksi. Kenapa harus menggunakan kata pengganti merdu.

"Aku... Tidak" ucap Mireya dan pria itu mengangkat sebelah alisnya.

"Well terserah. Kurasa kita harus membahas tentang 'Kita' sekarang"

Mireya mengangkat tangannya dan membuat pria itu tak melanjutkan ucapannya.

"Tunggu dulu siapa namamu ? Lalu apa yang kau maksudkan dengan 'Kita'"

Untuk pertama kalinya dalam hidup Mireya ini. Kata 'Kita' sedikit menggetarkan dirinya. Seharusnya kata simpel seperti itu tidak mempengaruhinya sama sekali.

"Lucas, Lucas Alvarez Dimitri. Kuharap kau mengingatnya" Mireya terdiam ketika pria itu menatapnya tepat di mata.

"Untuk masalah 'Kita' tentu saja banyak yang harus di bahas seperti pernikahan dan..."

Mireya ( The Story Of Lucas )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang