Chapter 7

630 59 2
                                    

Aku tidak bisa tidur mengingat kecupan Yoongi di bibirku tadi. Aku bertanya-tanya apa maksud Yoongi menciumku tiba-tiba. Dan anehnya aku sama sekali tidak protes dengan tindakannya itu. Entahlah dibalik setiap kata-katanya yang posesif terhadapku, aku merasa aku benar-benar sudah jadi milik Yoongi seutuhnya.

Ah jongsincaryo (*sadarlah) Park Hana. Jangan melibatkan perasaan dalam pekerjaanmu, batinku mencoba menyadarkan diri sendiri.

Aku kembali menutupi wajahku dengan selimut mencoba tenang dan kembali tidur tapi setelah di coba berkali-kali aku tak kunjung berhasil melelapkan tubuhku.

" Belum tidur Na?" Tanya Yoongi yang membuatku terkejut.

" Ah kamjagiya (*ah aku terkejut)" Ucapku kemudian membuka selimut dan melihat ke arah Yoongi.

Yoongi menatap ke arahku kemudian berjalan mendekat. Dia berlutut di bawah ranjang dan menatapku sembari mengusap lembut pipiku.

Ah mwoyaa kenapa Yoongi memperlakukanku selembut ini? Tidak bisa, tidak bisa Park Hana, kamu lemah sekali jika menaruh hati padanya hanya karena usapan lembut di pipimu.

" Kenapa belum tidur hemm?" Tanyanya.

Aku hanya menggelengkan kepala menjawabnya.

" Sebentar ya?"

Yoongi langsung berdiri kemudian berjalan keluar kamar. Aku bingung sendiri di buatnya.

" Apa sih? Dasar aneh." Aku mencebik dan setelahnya memutuskan untuk mencoba kembali tidur.

Tak lama terdengar suara pintu kamar di buka. Yoongi datang dengan membawa segelas susu hangat di tangannya. Dia kembali menghampiriku dan kali ini duduk di tepian ranjang.

" Minumlah Na, aku membuatkan susu hangat." Ucap Yoongi.

Dia meletakkan susu yang di bawanya di atas nakas kemudian membantuku bangun. Dia memberikan susu hangat yang akhirnya ku minum sampai tandas.

" Makasih Yoon." Ucapku yang di jawabnya dengan senyuman.

" Apa kau belum selesai mengerjakan pekerjaanmu?" Tanyaku lagi.

" Sudah kok tinggal membereskannya saja." Jawab Yoongi.

" Mmmm... Aku biasanya kalau sulit tidur selalu di peluk Sora dan di puk puk olehnya." Ucapku hati-hati namun terdengar manja.

Aishhh aku langsung menyesali perkataanku barusan. Kenapa juga aku harus mengatakannya pada Yoongi yah?

" Hah?" Yoongi menoleh cepat padaku dengan ekspresi terkejut.

" Mm..maksudnya?" Tanya Yoongi lagi untuk memastikan.

" Aniyo (*tidak) ... Bukan apa-apa. Lupakan saja." Ucapku yang kemudian memposisikan diri untuk tidur dan kali ini aku membelakangi Yoongi.

" Aku tidur duluan." Ucapku kemudian menutup seluruh tubuhku dengan selimut.

Kurasakan gerakan Yoongi yang berdiri dari ranjang kemudian berpindah tidur di sebelahku.

" Na?" Panggilnya.

" Emm." Jawabku malas tanpa membuka selimut yang menutupi diri.

" Aku bisa memelukmu jika kau mengijinkannya dan aku juga bisa ekhem ( berdehem ) puk- puk jika itu bisa membuatmu tertidur." Ucap Yoongi yang membuat jantungku berdetak hebat. Aku yakin wajahku juga saat ini sudah memerah.

" Bagaimana?" Tanya Yoongi sekali lagi karena aku tak kunjung menjawabnya. Bagaimana aku bisa menjawab sedangkan saat ini aku merasa sangat gugup. Aku juga sedang berusaha menetralkan detak jantungku yang berdegup kencang tadi.

CONTRACT MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang