Chapter 15

560 53 8
                                    

Aku terkejut saat mendapati Yoongi masuk ke kamar tamu dan menghambur memelukku. Aku yang semula bermaksud untuk menghindari Yoongi karena rasa malu itu pun akhirnya mengesampingkan segala perasaanku demi pria yang saat ini tengah memelukku erat, bahkan tidak memberikan kesempatan sedikitpun untukku melepaskan diri dari pelukannya.

Aku semakin terkejut saat dia tiba-tiba saja mengatakan sesuatu yang sepertinya ini pun yang kurasakan padanya beberapa hari ini.

" Aku merindukanmu Park Hana."

DEGH... DEGH... DEGH...

Jantungku terasa terpompa lebih cepat mendengar Yoongi mengatakan bahwa dia merindukanku. Tapi yang terjadi selanjutnya justru banyak sekali pikiran-pikiran aneh yang melintas di otakku seperti bagaimana dengan perilaku Yoongi yang akhir-akhir ini terasa dingin? Bukankah dia sudah memahami perasaannya yang memang hanya merasa nyaman saja bersamaku tapi bukan cinta.

Cinta? Yoongi tidak mengatakan dia mencintaiku. Dia hanya mengatakan bahwa dia merindukanku kan? Jadi apa yang sebenarnya kau harapkan keluar dari mulut Yoongi Na?

 Dia hanya mengatakan bahwa dia merindukanku kan? Jadi apa yang sebenarnya kau harapkan keluar dari mulut Yoongi Na?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Na? Aku tidak bisa berpura-pura lagi untuk menghindarimu. Sungguh aku merindukanmu Na. Sangat merindukanmu." Ucapnya lebih mengeratkan lagi pelukannya.

" Yy... Yoon?" Ucapku pelan sambil berusaha melepaskan diri namun Yoongi sama sekali tidak memberiku ruang untuk bergerak.

" Eum?" Jawabnya pelan.

" Boleh lepaskan aku dulu? Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Ucapku memberanikan diri bertanya tentang apa yang menjadi kegelisahanku selama ini. Ku pikir inilah waktu yang tepat untuk menanyakannya.

Perlahan Yoongi mengendurkan pelukannya dan kini tubuhnya sudah memberi jarak denganku. Pandangannya tak pernah di lepasnya dariku. Dia memegang kedua bahuku dengan lembut.

" Apa yang ingin kau katakan?" Tanyanya persis di depan wajahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Apa yang ingin kau katakan?" Tanyanya persis di depan wajahku.

Aku meremas sendiri jemariku. Mengepalkannya dengan erat mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiranku. Meski seharusnya ini bukanlah pertanyaan yang berat tapi entah kenapa langsung berhadapan dengannya membuat bibirku kelu untuk mengatakannya.

CONTRACT MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang