Chapter 50

375 35 2
                                    

Yoongi POV

Aku duduk menunggu di sofa ruang tengah, masih setia menunggu eommanya Hana untuk menjelaskan tentang kehamilan putrinya sekaligus meminta restu untuk menikah sedangkan Hana sendiri sudah masuk ke dalam kamarnya karena aku yang memaksanya untuk istirahat sebab wajahnya sudah terlihat sangat kelelahan.

CEKLEK.

Terdengar suara pintu di buka yang langsung mengalihkan perhatianku padanya. Spontan aku langsung bangkit begitu melihat presensi eommanya Hana.

" Eomma?" Panggilku yang hanya di balas oleh tatapan datar dari eommanya Hana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Eomma?" Panggilku yang hanya di balas oleh tatapan datar dari eommanya Hana.

" Di mana Hana?" Tanya eomma masih dengan nadanya yang datar dan cenderung dingin.

" Hana istirahat di kamarnya karena kelelahan." Balasku.

" Kau ikutlah denganku!" Ucap Eomma tanpa memanggil namaku juga tanpa memanggil dirinya sendiri dengan sebutan eomma.

Ini bahkan sudah terlihat tidak biasa. Bagaimana aku harus menghadapinya jika eommanya Hana tidak merestui pernikahan kami? Ah bukankah tidak mungkin jika eomma tidak merestui aku menikahi putrinya sementara Hana sudah mengandung darah dagingku?

Tak ingin membuat eomma menunggu, aku langsung saja mengiyakan perintah beliau.

" Baik eomma."

Dan kini kami berdua berada di taman kecil yang letaknya di belakang rumah. Yaa terlihat seperti kamar panas tempat menjemur sebab di ujung dari ruangan terdapat mesin cuci. Namun di sini juga ada dua buah kursi dan satu meja bulat. Hampir seperti teras rumah.

Eomma duduk di salah satu kursi tersebut sedangkan aku masih betah berdiri sampai eomma menyuruhku untuk duduk.

" Duduklah!" Perintah eomma yang langsung ku turuti.

" Kau tahu Hana adalah putriku satu-satunya kan?" Ucap eomma mengawali pembicaraan.

" Ne eomma."

" Kau tahu bagaimana rasanya jadi eomma Yoon?" Tanya eomma tanpa menoleh padaku. Sementara itu aku tak tahu harus menjawab apa, aku hanya diam mendengarkan semua penuturan eommanya Hana.

" Kau tahu bahkan eomma tidak cukup baik menjadi seorang ibu untuk Hana. Eomma bahkan pernah tega meninggalkan anak dan suami eomma demi untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Meninggalkan Hana dengan penderitaan yang sampai saat ini membuat eomma sangat menyesal sudah memperlakukan Hana dengan begitu teganya. Tapi..."

Eomma menjeda kalimatnya sementara aku tak menyela sama sekali. Aku bertahan mendengarkan semua yang ingin eomma sampaikan.

Awalnya aku diam dengan sedikit menundukkan kepalaku namun suara eomma yang tiba-tiba bergetar membuatku mengalihkan atensiku pada eomma.

" Kau tahu bahkan di saat eomma merasa kecewa eomma merasa tidak pantas untuk mengungkapkannya." Suara eomma terdengar bergetar. Sejenak beliau terdiam demi menetralkan hatinya.

CONTRACT MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang